31 Desember 2009

Treasure Hunter

@Season City XXI, studio 3, Dec 31st 2009, 1440 hrs

Dikisahkan di gurun Siberia terdapat sebuah kota hilang dengan harta karun yg terpendam di dalamnya. Qiaou fei (Jay Chou) dan Lan Ting (Lin Chiling) adalah dua teman lama yg terlibat dalam ekspedisi tersebut berdasarkan peta warisan ayah Ting. Sang ayah sendiri tewas ketika rumah mereka disantroni sebuah sindikat pemburu harta karun yg menginginkan petanya, namun ternyata peta telah diserahkan ke asisten sang ayah, yakni Qiaou fei. Mereka tidak sendirian, ada seorang arkeolog tua dan rekannya yg cerewet (Eric Tsang) menemaninya. Perjalanan mereka mendapat halangan dari rajawali gurun dan legiun badai pasir, yg bertindak sebagai penjaga harta karun tersebut.

Jangan pernah berpikir kalau kita akan menonton film sekelas The Mummy, National Treasure, apalagi Indiana Jones. Dari segi cerita film ini betul-betul gagal total untuk dimasukkan sebagai film bertema perburuan harta karun. Tidak ada nalar dan pemecahan yg pintar seperti film-film Hollywood di atas. Rintangan yg ditemui oleh karakter utama hanyalah perkelahian dengan sesama pemburu harta karun dan penjaganya. Di lain pihak, mereka dapat dengan mudah menemukan dan keluar dari lokasi harta karun tanpa banyak kesulitan. Jadi bisa dibilang, "fighting scene" di film inilah yg menjadi daya tariknya.
Jay Chou memang pas berperan sebagai pemuda urakan, namun tidak terasa chemistry-nya disandingkan dengan Lin Chiling yg pernah bermain di film Red Cliff sebagai istri Tony Leung. Aktor tambun, Eric Tsang yg baru saja tampil di film Bodyguard and Assassins memang selalu cocok dengan karakter yg menyebalkan.
Karakter lain juga terasa hanya sebagai tempelan yg datang dan pergi begitu saja.
Untung saja, film ini terselamatkan oleh koreografi dan scoring, dibalut oleh oleh cinematografi apik seperti film silat mandarin kebanyakan. Sebagai contoh, terlihat seorang anak kecil yg bermain gitar untuk mengiringi adegan perkelahian tokoh utamanya.

Untung aja tiketnya cuman ceban, jadi ga nyesel-nyesel amat nonton film ini!

5.5 out of 10 stars..

When law means a deal with the criminals...

@Blitzmegaplex GI, audi 11, Dec 28th 2009, 1700 hrs

Clyde Shelton (Gerard Butler) adalah seorang ayah dan suami yg keluarganya dibunuh oleh dua orang perampok. 10 tahun kemudian salah satu pembunuhnya dihukum mati, sedangkan satunya lagi bebas dikarenakan bersaksi untuk memberatkan temannya sendiri. Kesaksian tersebut bukannya tanpa disengaja, karena jaksa wilayah Nick Rice (Jamie Foxx) yg melakukan "pertukaran" tersebut dengan alasan daripada kedua orang penjahat itu lepas begitu saja sehingga langkah itu pun diambil. Clyde yg tidak puas dengan sistem hukum tersebut pun membalas dendam....

Well... sebuah film hukum dan kriminal yg menarik untuk diikuti, dan berbicara banyak tentang betapa pentingnya dari konsekuensi dari setiap tindakan yg kita ambil. Akting Foxx dan Butler sangat mendukung karakter mereka. Di satu sisi penonton diajak untuk bersimpati pada tokoh Clyde yg "desperate", tapi di sisi lain apa yg dilakukan Clyde terasa sangat berlebihan sehingga ia harus membunuh orang-orang yg bahkan tidak ada kaitannya langsung dengan kasus pembunuhan yg dialaminya. Koq bisa-bisanya dia melakukan semua hal tersebut. Agak lebai sih, tapi overall gua puas dengan film ini. Alurnya membawa penonton untuk ingin tau, apa sih yg bisa dilakukan Clyde selanjutnya. Tapi bukannya film ini tanpa plot-hole, karena ada karakter yg dimunculkan sebagai "pembantu" Clyde untuk melakukan aksi balas dendamnya, lalu karakter itu hilang begitu saja tanpa ada hubungannya.
Mungkin sedikit kritikan untuk make-up Butler dan Jamie yg tidak bertambah tua setelah 10 tahun berselang, patut dipertanyakan...

7 out of 10 stars

Bodyguards and assassins

@Season City XXI, studio 3, Dec 27th 2009, 1645 hrs

Film yg belatar belakang pergolakan politik di daratan Cina pada awal abad ke-20, di mana Dr.Sun yat-sen adalah tokoh revolusi yg berusaha mengibarkan bendera demokrasi untuk mengakhiri kekuasaan dinasti Qing, yg merupakan dinasti terakhir di Cina. Berakhirnya kekuasaan dinasti ini sudah pernah difilmkan dalam film the Last Emperor, di mana pada saat itu imperialisme barat mulai menggerogoti Cina, sehingga banyak pemuda yg mengenyam pendidikan ala barat yg mengutamakan demokratisasi dalam pemerintahan.
Di akhir 1905, Dr.Sun ingin mengadakan pertemuan untuk menyusun sebuah revolusi di mainland China. Kedatangannya dari Hongkong telah tercium kekaisaran dianasti Qing yg segera mengutus para prajuritnya untuk membunuh Dr. Sun. Kerabat dan pendukung Dr. Sun tidak mau kalah dengan menyusun rencana penyelamatan, mulai dari sebuah konglomerat pemilik surat kabar, pemain opera sampai penarik becak dan pengemis.

Dari jajaran cast, tak ayal lagi, sebuah kolaborasi aktor-aktor kelas atas Hongkong yg sudah lama tidak muncul di layar kaca seperti Jacky Cheung dan Leon Lai. Sebagai pemimpin prajurit pembunuh Dr. Sun adalah Jun Hu, yg pernah berperan sebagai Jendral Zhao Yun di film Red Cliff. Sekilas film ini mirip dengan Ip Man, yg juga diperankan oleh Donnie Yen dan Simon Yam. Koreografi, cinematografi dan scoring merupakan kekuatan utama film plus perfoma akting yg bagus dari para pemerannya. Buat gua, film berlatar belakang sejarah dan politik selalu menarik untuk diikuti. Tapi sayang beribu sayang, satu jam pertama film ini agak membosankan, alurnya tidak dapat membawa penonton untuk ingin tahu apa yg akan terjadi selanjutnya. Bisa jadi, ada penonton yg walk-out karena cerita yg membosankan, apalagi bila tidak mengerti latar belakang sejarah film ini. Sepertinya sang pembuat film lebih berfokus pada fighting-scene saja, padahal cerita yg bertumpu pada pengecohan Dr. Sun palsu terhadap prajurit dinasti Qing, seharusnya dapat dibuat lebih menarik dan "intriguing" lagi...

7 out of 10 stars

Chipmunks go to school with the chipettes

@Season City XXI, studio 2, Dec 27th 2009, 1405 hrs

Dalam The Squekquelnya, The Chipmunks harus diasuh oleh Tobi (Zachary Levi), karena kelakuan Alvin di konser yg menyebabkan Dave (Jason Lee) mengalami kecelakaan dan harus dirawat di rumah sakit. Oleh Dave, tiga chipmunks yg sudah populer ini disekolahkan di sebuah high school, di mana mereka ditugaskan oleh Sang kepala sekolah, Dr. Rubin (Wendie Malick) yg ngefans berat, untuk mengikuti konters musik demi mendapatkan beasiswa 25rb dollar untuk menyelamatkan departemen musik sekolah mereka. Ian (David Cross), musuh bebuyutan mereka ternyata sudah mendapatkan kelompok chipmunks baru untuk diorbitkan, namanya The Chipettes terdiri dari Brittany, Eleanor and Jeanette. Chipmunks dan Chipettes bersaing untuk mengikuti kontes tersebut. Apakah ini berarti kepopuleran the chipmunks akan digantikan oleh the Chipettes? Dan Dave harus menjadi musisi luntang lantung lagi seperti di film pertamanya?

Seperti yg sudah menjadi formula film sekuel, selalu ada tambahan karakter baru, namun dengan alur cerita yg sama pula. Posisi Dave yg digantikan oleh Toby, tokoh Ian yang kembali berusaha untuk balas dendam, dan tentunya the Chipettes. Tidak perlu mikir susah-susah menonton film ini, cukup tertawa lepas dan melupakan semua logika yg ada. Lagu-lagu yg diaransemen ulang dinyanyikan oleh chipmunks dan chipettes berhasil menghidupkan suasana riang gembira di dalam film yg tentunya happy-ending ini. Everyone should be happy in the ending, rite? except the bad guy always lose...
New characters with the same old brand new story line, predictable plot, but it's very light and entertaining!

7 out of 10 stars.


18 Desember 2009

AVATAR (2D)

@New Karawaci XXI, Studio 1, Dec 17th 2009, 1800 hrs

The greatest visualization of cinema history!!
Mungkin terdengar agak berlebihan, tapi buat gue, it works!
beberapa bulan lalu ketika gua liat trailer-nya di bioskop, terus terang aja gua ga terlalu bersemangat nonton film ini. Yg ada dalam pikiran gua adalah "film kayak gini udah terlalu banyak, animasi lagi, animasi lagi, kayak nonton video game. Palingan juga menang di gambar, dan ceritanya ancur!"
Sejak itu, gua memang tidak menaruh harapan apa pun. Terus terang aja, gua lebih bersemangat nonton 2012, suwerrr dah!

Boom... ternyata, it's beyond my expectation (yeahh.. i know i don't have it). Gua ga pernah mengira James Cameron bisa membuat film dengan CGI effects yg bagus banget, berpadu dengan makhluk-makhluk fantasi di planet Pandora. Inuff said about it, i guess!

Mulanya gua sempet bingung apa sih arti Avatar itu? Apakah anime Avatar dengan si A-ang yg botak itu? Nope... ternyata Avatar adalah wujud diri. Itu loh... kalau kita chatting kita bisa membuat profile kartun yg disebut avatar...
Di sini Avatar adalah makhluk kreasi sekelompok ilmuwan yg merupakan penggabungan DNA manusia dan makhluk pribumi planet pandora Na'vi, salah satu ilmuwan itu adalah Dr. Grace Augustine (Sigourney Weaver). Dengan Avatarnya, Dr. Grace telah berbaur dengan kaum Na'vi dengan mengajar bahasa inggris, dan sebaliknya ia pun mengerti bahasa Na'vi.

Tujuan dibuatnya Avatar adalah supaya manusia (dalam hal ini para prajurit) yg dipimpin Kolonel Miles, bisa berbaur lewat hubungan diplomasi dengan kaum Na'vi dan pada akhirnya dapat "menggusur" mereka dari tempat tinggalnya, di mana Planet Pandora dideteksi memiliki kandungan unobtanium yg tinggi.

Adalah prajurit Jack Sully (Sam Worthington) yg "menggantikan" kakaknya Tom, untuk "melebur" menjadi Avatar, makhluk biru raksasa yg mirip dengan kaum Na'vi. Dia ditugaskan untuk menjalin hubungan diplomasi itu, di mana pada akhirnya dia jatuh cinta dengan Neytiri (Zoe Zaldana) seorang pejuang wanita kaum Na'vi dari suku Omaticaya. Hasrat pribadi dan kewajibannya sebagai seorang prajurit pun berbenturan...

Dari segi cerita, mungkin buat penonton cilik, bakal ga terlalu ngerti dengan inti cerita, mereka akan lebih sibuk melihat keindahan "alam fantasi" Pandora.
Buat penonton dewasa, pesan moral yg ingin disampaikan terbilang berhasil di mana keserakahan manusia untuk mengambil sumber daya alam, tanpa memperdulikan dampak atau makhluk lain tempat sumber itu berada.

Ada hal yg patut dipertanyakan, bagaimana Jake Sully begitu dengan mudah diterima oleh suku Omaticaya dan diterima oleh kaum Na'vi secara keseluruhan, hanya karena dia bisa menungganggi burung purba Toruk yg ditakuti oleh suku tersebut, padahal Jake Sully bukanlah Avatar yg pertama.
Begitu pula banyak Avatar yg "diproduksi", tapi hanya Jake, Grace dan Norm (teman ilmuwan Grace) yg terlihat berbaur dengan kaum Na'vi. Ke manakah avatar yg lain?? Hmm...

Lepas dari itu semua, gua merasa puas dengan apa yg ditangkap melalui pupil..
Sayang, musiknya masih kurang greget, seharusnya James Horner harus memberikan lebih banyak sentuhan irama "primitif" ke dalam film ini, sehingga tampak terkihat lebih megah.
Soundtrack utama yg dinyanyikan oleh Leona Lewis berjudul I see you, juga tidak terlalu menarik.

8.5 out of 10 stars



Sang Pemimpi

@Lippo Karawaci 21, studio 1, Dec 17th 2009, 1410 hrs

Film lokal terbaik tahun ini. Riri dan Mira berhasil mempersonifikasikan karakter utamanya Ical dan Arai sesuai dengan judul filmnya, Sang Pemimpi.
Berdurasi 125 menit, melanjutkan tokoh utama laskar pelangi, Ical yg telah beranjak remaja (diperankan oleh Vikri Setiawan) dan duduk di bangku SMA Manggar di tahun 1985, sampai dia "terdampar" di kota bogor. Di masa SMA-nya Ical berteman dengan Jimbron (Azwir Fitrianto) yg bertubuh besar dan gagap, dan Arai (Akhmad Syaifullah) sepupu jauhnya yg telah ditinggal mati kedua orang tuanya.

Akting Akhmad bergaya playboy melayu kelas ikan teri dan Azwir yg agak bodoh terlihat natural meskipun gua merasa Vikri masih terlihat kaku, terutama adegan ketika dia menangis memeluk sang bapak di jembatan masih terasa kurang poll.
Didukung pula oleh Mathias Muchus dan Rieke Diah Pitaloka sebagai orang tua Ical, yang hanya mendapatkan "sedikit" porsi dialog, akibatnya (mungkin) penonton akan tertawa pada akting mereka menjelang ending cerita.
Landung Simatupang sebagai Pak Mustar sang kepala sekolah dan Nugie sebagai pak guru balia, mau tidak mau mengingatkan kita pada Ikranegara dan Teuku Rifnu dengan karakter yg tipikal sama di Laskar Pelangi.

Penonton dibawa menjelajahi mimpi sang tokoh utama melalui epilog Lukman Sardi (sebagai Ical dewasa) dan beberapa adegan tanpa dialog, yg buat sebagian penonton akan merasa ngantuk, apalagi para penonton cilik.
Tapi buat gua, justru momen "bisu" yg dihadirkan punya "feel" yg kena banget untuk mengajak penonton menyelami perasaan para tokohnya.

Aransemen musik yg dikerjakan oleh Wong Aksan bersama istrinya titi Sjuman (yg baru saja dinobatkan sebagai aktris terbaik FFI 2009) masih banyak bermain dengan irama musik melayu untuk mendukung setting film ini, sangat kental tercermin pada tokoh Bang Zaitun, seorang penyanyi melayu lokal yg menjadi sumber inspirasi Arai remaja untuk mendekati "love interest"nya, Zakiah.
Cuman lagu soundtrack "Sang Pemimpi" yg dikumandangkan masih kurang grenggg dibandingkan Laskar Pelangi-nya Nidji.

Film ini memang tidak seceria laskar pelangi yg diwarnai oleh tingkah polos anak-anak SD, namun semangat idealisme anak muda dan perenungan lebih dalam ketika kedewasaan ada di depan mata, mengajak para penonton muda (terutama) supaya untuk terus bermimpi demi mencapai kehidupan yg lebih baik. Karena memang, merekalah.. sang pemimpi.... Oke, boiii??

Jangan lupa nantikan akting perdana Nazril Ilham di film ini sebagai Arai dewasa, memang masih sedikit dialog yg dibebankan padanya, well.. i think it's a good start to change profession.

7.5 out of 10 stars

The Bride's waterfall, a masterpiece...of 2-pieces bikini

@Lippo Karawaci 21, studio 4, Dec 17th 2009, 1215 hrs

Sebuah karya "masterpiece" dari Rizal Mantovani (sambil garuk-garuk kepala..). Yeahh.. filmnya dia selalu pake acara opening scene, tapi gua bingung opening scene apa ini....... jelangkung bukan, trus apa donk?? shaking camera dan bikin mata sakit.
Langsung beralih ke video klip pertama (tentunya ada lagunya)... Pukul 8 pagi, seorang wanita yg baru bangun tidur dalam lingerie-nya dan "menggeliat", oww... rupanya tokoh utama kita, Tiara (Tante T). Pelan-pelan dia streching dan memakai kemeja putih lengan panjang, jrenggg... tiba-tiba teringat masa lalunya ketika dia mengalami kecelakaan mobil dan menyebabkan dia trauma akan kegelapan. Tiba-tiba Lilo masuk (cowoknya neh... Kieran Sidhu), memeluk dari belakang kemudian bercanda-canda, ternyata udah jam 8.57. Rupanya waktu berjalan cepat di rumah Tante Tiara, 4 menit = 57 menit.

Video klip kedua, ada sekelompok anak muda yg sedang bersiap-siap mau liburan. Ikang(Marcel Chandrawinata), Aimee (Tyas Mirasih), Mandy, Dinar, Stacy dan Bram. Pesan sponsor pun bermunculan di sini bagai sebuah permainan : "Ada berapa banyak tulisan CLAS movie muncul di film ini?"; di poster film texas chainsaw Massacre, mug, jendela belakang mobil, au ah banyak...

Video klip ketiga, Tante T dan Lilo beserta "anak-anak asuh"nya itu tiba-tiba di kepulauan Sunda Kelapa, tepatnya Pulau pengantin. Tante T dan cewek-cewek itu langsung berubah kulit menjadi bikini 2 pieces dan berpose bak model majalah popular dan FHM yg judulnya behind the photo shoot : sun bathing and crawling on the beach.

Setelah 15 menit dengan 3 video klip itu, akhirnya sampe juga ke inti film yg sebenarnya. Rupanya ada seorg dukun bertopeng petruk (atau semar yah??) yg mengintai mereka dari balik dedaunan, bernama Jerangkong mancong yg artinya.. au ah gelap, sumpe gua ga tau!
Mulailah sang dukun membunuh mereka satu persatu untuk meminum darah mereka supaya menjadi kebal...sadis yaaaaa.... eitss, sadis??
Wait wait wait... ini adalah film 13 tahun ke atas, rupanya Rizal ga mau kalau film adegan pembunuhan di filmnya akan disensor. Dibuatlah shaking camera untuk menangkap semua adegan itu dan membingungkan penonton, apakah itu beneran ditusuk? benaran dipotong? Bagian mana sih? Koq ekspresi aktrisnya kayak orang dicubit?? Sakit ya mbak..? kupingnya dijewer?

Hehhh hoohhh hooohhh, capek gua nulis panjang-panjang, singkat cerita Rizal memang tidak bisa menghilangkan gaya penyutradaraan video klip untuk film yg berdurasi hampir 85 menit ini, meskipun 75 menit adalah waktu yg paling ideal. Adegan slasher-nya memang terasa amat sangat tanggung, not gory, not bloody, not thrilling, a bunch of stupid kids are chased by jobless masked-voodoo master.
Gua akui ada beberapa adegan kejutan yg lebih dikarenakan sound system bioskop yg cempreng tempat gua menonton. Tapi buat penonton yg sudah sering menonton film S2C2 (slash, stab, cut, chop), menonton film seperti apa yah.... yg udah biasa naik mobil sedan bermesin V8, trus disuruh naik city car 980 cc, gimana tuh rasanya?? Tapi tetap menghibur dari segi... you know, Rizal tidak mau ketinggalan oleh "hype" tipikal film horor lokal masa kini, yg menjual eheem.... seperti yg pernah anda tonton di film hantu jembatan semanggi ataupun paku kuntilanak.

5 out of 1o stars...

The new karawaci 21

Okeii, ini adalah bioskop teraneh yg pernah ada...
Terbagi dua bagian...
Sebelah kiri, studio 1 sampe 4 adalah studio baru yg lebih kecil (pecahan dari 3 studio lama yg besar) dan bernuansa XXI dengan loket sendiri. Tiketnya (warna kuning standar XXI) ditulis "NEW KARAWACI". Pengalaman gua nonton di studio 1 utk film Avatar, nice.... just like Plaza indonesia XXI dan senci XXI, for 15 thousands rupiah.. it's worthed!
Sebelah kanan, studio 1 sampe 4 yg (kabarnya) akan direnovasi tahun depan... sementara ini masih diputar untuk film-film lokal. Loket sendiri dengan gambar tempat duduk yg masih menggunakan kode "0" untuk empty seat dan "+" utk yg occupied. Tiketnya bertuliskan "LIPPO 21". Studio 1 (masih) berlisensi THX dgn t4 duduk yg sedikit lebih sempit dari XXi yg ada skrg... studio 2 - 4 sound-nya masih ancur.
Pengalaman air terjun pengantin di studio 4, cemprenggggg dan mendengung menyakitkan telinga.. tunggu aja deh tahun depan.

16 Desember 2009

Planet "glipforg" 51

@Senayan City XXI, studio 4, Dec 13 2009, 1515 hrs

Film berdurasi 90 menit ini terkesan biasa banget, meskipun ada sedikit bagian yg bisa membuat penonton tertawa dengan beberapa parodi yg diambil dari film E.T., war of the world, dan film-film bertema alien/UFO lainnya.

Bersetting di planet saturnus?? Seorang astronot US, Charles (Dwayne Johnson) yg mendarat di planet itu, tepatnya di kota Glipforg yg penduduknya berwarna hijau dan mempunyai antenanya di kepalanya (sekilas mirip sekali dengan Shrek). Charles dicurigai sebagai alien yg akan menginvasi Glipforg, sehingga ia diburu oleh para tentara di bawah pimpinan Jendral Grawl (Gary Oldman). Ditambah lagi seluruh penduduk kota yg lebih mempercayai kalau alien adalah makhluk yg jahat dan gemar memakan isi otak mereka karena pengaruh film Humaniacs yg sangat digandrungi. Untung saja, ia dibantu oleh Lem (Justin Long) yg memberinya tempat perlindungan.

Ide cerita film ini cukup unik, membalikkan persepsi di mana manusia (sang astronot) justru dianggap sebagai alien di mata penduduk "alien" kota glipforg (memang alien sendiri sebetulnya berarti makhluk asing). Tapi sayang cuman itu saja, betul-betul tidak ada yg istimewa, film ini layaknya membawa film-film yg sudah ada ke dalam bentuk animasi. Beberapa adegan mengundang pertanyaan, mengapa ada sekelompok anak muda yg begitu pro-alien dan apakah hanya karena sebuah film seluruh penduduk kota sangat parno terhadap alien, sehingga yg mereka bicarakan cuman alien dan tata surya. Tidak ada lagu yg asik, sedikit kelucuan, bahkan tidak ada pesan moral yg berhasil disampaikan kepada penonton cilik. Tidak heran bila film produksi ILION animation studios ini gagal dalam peredarannya secara domestik di Amrik. Rupanya penonton sudah bosan dengan film bertemakan alien ataupun kedatangan makhluk asing.

5.5 out of 10 stars

# dapet cd game on-line nya lho#

Zombieland Survival Rules

@Senayan City XXI, studio 1, Dec 13 2009, 1215 hrs

Columbus (Jesse Einsberg), seorang anak muda yg lari dari asrama kampusnya dan berusaha bertahan dari "gangguan" zombie menuju kampung halamannya. Di tengah jalan, dia bertemu Tallahassee (Woody Harrelson), si maniak pembunuh zombie . Tidak hanya itu, mereka juga bertemu dengan cewek penipu, Wichita (Emma Stone) beserta adiknya yg masih berusia 12 thn, Little Rock (Abigail Breslin). Film ini memang bukan sci-fi yg bercerita detail bagaimana penyakit sapi gila, bisa membuat manusia bisa gila, dan merubahnya menjadi zombie. Jadi, telan bulet-bulet aja, dalam sekejab seantero Amerika sudah berubah menjadi zombieland.

More zombies.. and zombiess.... Kalau sineas lokal ketagihan pocong dan kuntilanak, begitu pula sineas hollywood terus-terusan membuat film zombie, sampe-sampe sineas Thailand pun punya segmen khusus zombie dalam Phobia 2.

50 menit pertama film ini memang cukup mengasyikkan, gua sempet berpikir jangan2 ini filmnya Quentin pula... ooo ternyata bukan....nama sutradaranya sama sekali belum pernah gua dengar. Banyak adegan yg menggelitik, salah satunya tokoh Columbus yg mempunyai 32 aturan supaya bisa bertahan hidup dari serangan zombie, dan tingkah Tallahassee yg brutal membunuh zombie, yupp... this is a horror-comedy movie. Mau tidak mau mengingatkan gua pada film DEAD SNOW. Tapi yg jelas film ini masih kalah gory dengan film produksi Norwegia itu.

Tapi.... 35 menit terakhir dari total durasi 85 menit film ini, excitement-nya langsung menurun, beberapa adegan terasa ga penting banget cuman untuk memperpanjang durasi. Adegan di rumah salah aktor hollywood kondang di mana sang aktor menjadi cameo, what a unfunny, stupid and predictable scene! Begitu pula dengan adegan ketika keempat tokoh kita menghancurkan toko suvenir indian, such a wasted! Tidak ada adegan yg orisinil dan memorable di film ini. Bahkan tidak ada klimaks pada endingnya. Perjuangan membasmi zombie di Pacific Playland kurang total dan fantaastis. Too bad.....

Seharusnya film ini bisa lebih banyak mengelaborasi para tokoh utamanya di bagian awal, misalnya bagaimana Columbus bisa bertahan melawan zombie di asramanya (cuman ada 1 scene), atau bagaimana tokoh Tallahassee bisa begitu membenci zombie, dan asal usul kakak-beradik Wichita-Little Rock.

Jangan-jangan sang produser akan menyiapkan prekuel dari film ini? Hmm.... rupanya Zombieland 2 sudah siap diproduksi! Kita tunggu saja 2 tahun lagi!

So light, just for fun and not memorable..

Sedikit bocoran 4 aturan pertama dari Columbus supaya kita bisa survive di Zombieland :
#1 CARDIO, harus stay slim and fit, supaya kuat lari-lari ketika dikejar zombies
#2 DOUBLE TAP, tembak dua kali ke zombie, yg terkahir hrs diarahkan ke kepalanya, pastikan benar-benar mati!
#3 BEWARE OF BATHROOM, cek dulu toilet apakah ada zombie-nya ketika mau buang air, jgn sampai anda dimakan hidup-hidup ketika sedang enak buang air
#4 WEAR SEATBELTS, pastikan memakai seatbelt ketika naik mobil dan ada zombie di dalam dan atas mobil kita

6.5 out of 10 stars..

14 Desember 2009

Paranormal boring activity

nonton pada tanggal 11 desember 2009 (DVD version)

Okei, this is the most over-rated movie of the year! No doubt...

Jadi gini... ada sepasang cowo-cewe yg kumpul kebo ga jelas, meminta "advice" dari seorang paranormal tua dokter apa gitu namanya, lupa deh gue, ga penting juga perannya di sini. Rupanya Katie (nama si cewe) merasa suka digangguin oleh setan iseng, sodaranya setan budeg. Si paranormal itu mengakui memang ada energi negatif di rumah tersebut, dan menyarankan supaya kedua muda-mudi jangan "nantangin" energi negatif itu yg disebut-sebut setan itu.
Akhirnya Micah (si cowo) masangin kamera di kamar mereka berdua supaya bisa merekam kejadian di malam hari ketika mereka tidur, sukur-sukur rekamannya bocor di internet dan jadilah skandal. Nah dimulailah mereka tidur sampai malam ke-21 dengan resiko digangguin ama setan iseng itu. Orang goblok mana yg tetep mau tidur di rumah sambil digangguin setan yak?? Rupanya kedua orang ini memang ga ada kerjaan, ngakunya sih mahasiswi dan trader apa gitu.... Padahal kerjaannya cuman maen2 gitar, trus ngeliatin sound-recording rekaman video, menjahit, membuat prakarya, biar keliatan kayak orang sibuk. Dan kenapa juga Micah ga masang kamera di seluruh bagian rumah? tentunya akan lebih terlihat, mungkin setan itu nyuri makanan, nonton tivi, buang aer, ato apa keq. Rupanya recording camera memang mahal, kalo kebanyakan kamera tentunya biaya produksi film ini akan meningkat, hehehehehehhe....

Eits.. mereka juga nemu foto anak kecil yg dicurigai adalah sang setan.... untung si setan ga update statusnya di facebooknya : "Please help me to find my pics, or you are haunted!"

Tatap mata saya... saya bilang tatap mata saya!!! Lupakan apa yg saya tulis di atas, lupakan! Dan tidurlah selama 75 menit pertama. Ketika anda mendengar tawa cekikikan di sekeliling anda, Anda akan terbangun untuk menyaksikan 20 menit terakhir dan itu sudah cukup.
Trus, siapakah anak kecil di foto itu... ga penting dehhhh.....

Translation : selama 75 menit pertama, penonton dapat membawa pecel, ayam goreng, nasi uduk, atau apapun itu untuk makan dengan lahap, abis itu ke toilet berulang kali, kalo masih cukup waktu bisa tidur karena kekenyangan, kalo perlu ketawa cekikikan sendiri supaya filmnya LEBIH SERAM. Percakapan yg ngalor ngidul dan ga penting dari awal, mendingan gua nonton ramalan mama laurent di acara SILET; sampe pada endingnya.... shocking?? nope.... kameranya terlalu jauh untuk menangkap apa yg terjadi, ga shocking sama sekali. Sayang banget... mungkin karena itulah ada alternative ending yg (katanya) lebih close-up. Is it true??

Pemirrrssssaaaaaaa ....mau gimanapun ending-nya, mendingan nonton jelangkung atau ju-on buat yg belum pernah nonton, daripada histeris tentang film ini seakan-akan film ini adalah film paling mengerikan, hiyyyyy.... takuttttttt.....

Trus plus-nya film ini apa donk? well... buat yg takut ama setan budeg, silahkan nonton film ini karena kaga ada setannya sama sekali, suwerrrr dah! Setting minimalis dan still-camera yg dipergunakan akan menambah intensitas keseraman film ini (itu karena emang filmnya kaga serem). Gua jadi inget di film tante monica bellucci, IRREVERSIBLE; di mana si tante diperkaos oleh cowo dengan kamera yg diam... jadi eneg ngeliatnya emang. Beda kalo kameranya goyang-goyang... jadi goyang ngebor campur belah duren donkkkk....

Ga ngerti gua nulis apaan? Sama deh, film ini pun ga perlu ngerti ini itu, lo cukup duduk dan tidur aja, ntar kalo udah mau abis, minta temen lo bangunin.

5.5 out of 10 stars...

30 November 2009

When Kill Bill meets Matrix meets Ninja.....

@Puri XXI, studio 7, Nov 29th 2009, 1440 hrs

Berkisah tentang Raizo (RAIN) yg tumbuh besar dalam pelatihan keras tanpa ampun oleh master ninja Ozunu (Sho Kosugi). Ternyata para ninja hasil didikan Ozunu adalah ninja bayaran untuk membunuh. Adalah Mika Coretti (Naomi Harris) seorang interpol Eropa bersama atasannya Ryan Maslow (Ben Miles) yg menyelidiki kasus pembunuhan beberapa politisi Eropa yg diduga pelakunya adalah para ninja.

Film berdurasi 95 menit yg diproduseri oleh Wachowski bersaudara ini, memang mengandalkan adegan martial arts plus visual efek seperti yg pernah mereka lakukan di film Matrix. Tidak perlu berpikir panjang bagaimana semua adegan bisa terjadi atau bagaimana seorang Raizo bisa bertarung mati-matian meskipun tubuhnya hampir hancur, mau tidak mau mengingatkan pada tokoh The Bride (Uma Thurman) di film Kill Bill, dalam keadaan setengah hidup dan bersimbah darah, ia masih bisa bertarung dan menang!!
Apalagi endingnya.. ketika Raizo bertarung one by one dengan musuhnya, mungkin buat sebagian penonton akan berpikir, "kenapa kaga dari tadi aja yah?? pastinya bakal menang!".. yah begitulah, jagoan emang harus kalah dulu dan menyimpan jurus andalannya di saat-saat terakhir bukan?? aneh juga ketika melihat mereka bertarung berdua, tanpa ada polisi yg masuk menerobos gubuk yg sudah terbakar sebagian itu. Wait... tidak usah berpikir, nikmati saja film yg penuh dengan adegan tebas sana-sini ini. Sebetulnya film ini cocok diputar di festival INAFFF! Just remember, don't bring your little minnie kiddie watching this movie!

How about RAIN? Tampaknya Wachowski tidak dapat membedakan antara orang korea dan jepang, sehingga pemeran utamanya diberikan kepada RAIN! Gua jadi inget salah satu lagu Indicent Obsession yg berjudul Lady Rain di tahun 90-an, yg menampilkan adegan hujan-hujanan di video klipnya. Begitu pula Raizo yg tampak seperti kehujanan setiap kali bertarung... entah oleh keringet ataupun darah!
RAIN is cool when he's on stage, but i say nooooo.. when he's talking!

6.5 out of 10 stars..

would you like to have a boyfirend of vampire or were-wolf??

@Puri XXI, Studio 1, nov 29th 2009, 1145 hrs

Has the same plot like its predecessor... Bila di bagian pertama, Bella (Kristen Stewart) jatuh cinta dengan si vampir Edward Cullen (Robert Pattinson), maka dalam sekuelnya kali ini si manusia serigala (yg tidak terakhir), Jacob Black (Taylor Lautner) pun jatuh cintrong dengannya. Ketika Bella ditinggal pergi oleh Ed dan keluarga, Jacob dan para teman serigalanya berusaha melindungi Bella dari serangan vampirella Victoria. Gua agak heran ama yg satu ini, para vampir dan manusia serigala itu menganut sistem, "temen loe, temen gue juga" kali yak?? Mau aja ngelindungi manusia yg ga ada hubungannya ama mereka...

Full of cliche dialogue, and a lot of questionable scenes....
Ketika Ed akan pergi mengasingkan diri.... (ke Rio de jainero bok!!! setau gua udah ancur sih di 2012), dia pun berkata kepada Bella : " You don't belong in my world", " "I don't want you to come", "I can't stay with you", " You're not good for me.".. asli! kacrut abis nih orang... ternyata dia menganggap pacarnya ga terlalu baik buat dirinya, biasanya sih kalo mau mutusin pacar seharusnya lo bilang kalo lo kurang baik buat die, bukan malah sebaliknya!!
Hal yg sama ketika Jacob mengatakan pada Bella untuk meninggalkannya di tengah hujan-hujan yg basah.... "i'm not too good for you", nah ini baru namanya cowok.... kata-kata yg tepat untuk "mengusir" cewek lo, asli! Michael Bay kalah dah...!!

Gimana dengan adegan-adegan ga penting dan patut dipertanyakan hanya untuk memperpanjang durasi film yg hampir mencapai 130 menit ini? saking ga penting gua juga ga inget apaan... bentar... ada sih beberapa.. Bella terjun bebas, adegan yg kurang penting karena alasan Bella untuk ngelakuin juga kurang kuat. Bagaimana dengan adegan Victoria yg dikejar-kejar werewolf tapi tetep aja ga berhasil, tapi ya udahlah, justru ini adegan yg paling gua suka di film ini, dengan latar belakang lagu Hearing Damage oleh Thom York (Radiohead). Jacob yg tiba-tiba marah di dalam bioskop kepada teman sekolah Bella, gua ngerasa adegan ini kurang greget kalau dia harus sampe marah segitunya. Adegan nonton bareng itu sebetulnya juga penting sih, perubahan pada diri Jacob seharusnya bisa dieksekusi dalam adegan yg lebih menggigit.. eh salah.. lebih greget...

Oke.. pada intinya, film ini sebetulnya berfokus pada perjuangan cinta antara Bella dan Ed, seperti romeo dan juliet, "you die, i die..", tapi eksekusinya agak cheesy, bisa-bisanya Ed percaya kalo Bella meninggal padahal dia mempunyai "bayangan" yg bisa menguntit bella ke mana pun dia berada, aneh memang....
Wait... pernah ga sih lo sampe mimpi buruk berulang kali ketika usia lo bertambah tua satu tahun?? Kalo lo sampe mimpi buruk gara-gara itu, lebai abis dah!!
Btw eniwei buswei... kalo ada temen ataupun tetangga di sekitar lo yg bermuka pucet seperti keluarga Cullen, apa lo ga curiga yah? mungkin mereka menderita penyakit apa atau make narkoba??

Trus apa yah yg membuat orang rela mengantri dan duduk di baris paling depan hanya demi menonton film ini? hmm... gua masih bingung kalo ditanya mengenai hal ini. Yang jelas, cinematografinya masih kalah dengan Twilite pertama. Padahal gua pengen banget kalau lokasi di Italia itu bisa lebih terekspose... mungkin untuk menghemat cost-production-nya yg "cuman" 50 juta dollar kali yahh.... tidak ada adegan seheboh permainan base-ball seperti di film pertama.
Dan... permainan musik alexandre Desplat cukup klasik untuk film vampir modern ini.

So gals, if you don't have any friends at school, maybe you could wish that you have a vampire and a wolf man friends who fall in love with you..

5.5 out of 10 stars..

24 November 2009

Crawling in the cave of darkness

@blitzmegaplex GI, audi 8, nov 21st 2009, 1700 hrs

Melanjutkan ending dari film pertamanya, Sarah (Shauna Macdonald) yg mengalami trauma karena 5 teman wanita meninggal di dalam goa yg dihuni makhluk "crawlers", makhluk putih pucat yg buta namun bisa bergerak cepat dan sangat peka terhadap suara dan gerakan. Sarah diminta oleh Sheriff Vaines bersama deputy Rios, dan 3 orang lainnya untuk menunjukkan jalan ke dalam goa tempat hilangnya teman-teman Sarah, melalui sebuah pertambangan tua.

Dibandingkan dengan film pertamanya di mana terdapat lebih banyak konflik antar karakter karena semuanya saling mengenal dan bernuansa gelap, semua hal tersebut berkurang sedikit di sekuel ini, meskipun sebetulnya merupakan pengulangan saja. Overall, gua tetep suka dengan film yg cukup simpel ini, karena kengerian psikologis yang dihadirkan bisa melibatkan penonton untuk ikut di dalamnya. Film ini bertumpu pada pola "survive is a must", menggambarkan bagaimana setiap karakternya harus bisa bertahan hidup secara lebih natural. Apakah mereka harus mengorbankan dirinya atau temannya sendiri bila perlu, di kala ada makhluk karnivora yg siap memangsa mereka dalam suasana goa yg gelap dan sempit. (tentunya tidak cocok untuk penonton yg klaustrofobia). Berbeda dengan film slasher atau gory seperti Dead Snow, meskipun mempunyai tema yg mirip tapi dibuat secara "killing is a must".

Masih ada sedikit pertanyaan yg mengganjal, mengapa sang sheriff bisa memulai ekspedisi tersebut melalui pertambangan tua itu?
Personally, film berdurasi 90 menit ini adalah yg paling gua suka dibanding 5 film lain yg gua tonton di INAFFF 2009...

This movie contains strong violence and gore, suitable for 18 years of age or older audience.

7 out of 10 stars

20 November 2009

SAUNA


@Blitzmegaplex GI, audi 7, Nov 19th 2009, 2130 hrs

Sebuah film horror tentunya harus mempunyai dua senjata utama, pertama alur cerita yg menyeramkan sehingga membuat penonton duduk terkaget-kaget; kedua, alur yg membuat penasaran dan ending yg menjawab semua pertanyaan penonton.

Berdurasi 90 menit, film ini berkisah tentang dua kakak beradik (Eerik dan Knut) yang bertugas untuk menandai wilayah perbatasan antara Rusia dan Swedia di akhir abad ke-16 setelah perang kedua negara tersebut selesai. Di dalam perjalanannya, mereka sempat tinggal di rumah seorang petani beserta anak perempuannya. Karena sesuatu hal yg berbau agama, Eerik membunuh petani tersebut dan mengurung anak perempuannya di dalam gudang. Sejak itu, dalam sisa perjalanan mereka, Knut selalu dihantui penampakan arwah anak perempuan tersebut, sampai mereka tiba di sebuah desa yg mempunyai sauna misterius....

Sayang sekali SAUNA tidak mempunyai kedua hal di atas, padahal film yg beralur lambat ini mempunyai premis cerita yg menjanjikan dan akting para aktor-aktrisnya yg bagus. Film Jelangkung buatan lokal jauh lebih unggul dalam menyajikan adegan horor daripada film yg sama sekali tidak menyeramkan ini! Kesimpulan akhir mengenai apa yg terjadi pada kedua tokoh utamanya begitu aneh dan tidak jelas, sehingga menimbulkan pertanyaan penonton ketika meninggalkan bioskop : "what the heck i've just watched??" Tidak ada adegan kekerasan yg berlebihan, semuanya "betul-betul normal" dibandingkan film horor/thriller lain di INAFFF kali ini. Buat gua pribadi film yg lebih bermain-main dari sisi psikologis ini adalah sebuah tontonan yg sia-sia!

This movie contains some scary moments and brief nudity, suitable for 13 years of age or older.

4.5 out 10 stars

[REC] 2, sebuah evolusi baru dari virus...

@Blitzmegaplex GI, audi 8, Nov 19th 2009, 1930 hrs

Kebetulan gua belum menonton REC pertama versi Spanyol, melainkan Quarantine yg merupakan produksi Hollywood. Meskipun keduanya mempunyai garis besar yg sama, ternyata terdapat sedikit perbedaaan mengenai orang-orang yg terjangkit virus.
Melanjutkan ending dari film pertamanya (baik REC dan quarantine mempunyai ending yg sama), sekelompok Polisi SWAT (4 orang) bersama seorang pendeta menerobos masuk ke dalam gedung terisolasi tersebut. Rupanya sang pendeta mem[punyai misi "rahasia" yg tidak diketahui para tim SWAT tersebut.

Dari segi cinematografi, film Quarantine ternyata lebih "memusingkan" untuk ditonton, banyak gambar night vision dan shaking camera mungkin akan membuat beberapa orang merasa mual, tapi tidak untuk [REC] 2, you could enjoy this even you hate Cloverfield!
Dari sisi horor, film ini tampaknya cukup berhasil membuat greget para penonton, dengan sedikit twist pada endingnya. Yg paling membingungkan dari film ini adalah virusnya yg menular melalui gigitan tersebut adalah virus "kerasukan", namun para penderitanya disebut-sebut menderita penyakit "diabolical possession", alias kerasukan. Sedangkan untuk menyembuhkan penyakit "kerasukan" itu diperlukan antibodi, hmmmm.... sebuah virus gaya baru, perpaduan antara The Omen, the exorcism of emily rose dan Resident evil.

This movie contains bloody horror violence and some bad language, suitable for 18 years of age or older audience.

6.5 out of 10 stars

17 November 2009

This is it!!

@Blitzmegaplex GI, audi 8, Nov 16th 2009, 1700hrs

Well, i'm not a MJ's fans. Definitely, i watch this because Halloween II was swept off from Plaza Indonesia XXI when 2012 is taking all the slots! gosh...
So, i put my expectation at the lowest degree, and... it turns out quite entertaining indeed! I like the music, the choreographer, the sound, the stage, even i could move myself and keep the edge of my seat!
A compilation of interviews, rehearsals and backstage footage of Michael Jackson as he prepared for his final performance, ever!
This documentary movie sounds a 'lil bit commercial anyway, i mean the king of Pop is already gone, and they are still selling his property, okay whatever lah...

7.5 out of 10 stars...

Repent! the world comes to an end!


@Studio EX XXI, studio 2, Nov 16th 2009, 1330 hrs

What i see is what i've expected.. i mean what i've seen before..
Strong morale of story, check!
A great visual effects, check!
Mother of all natural disasters, check!
The scientists predict something wrong, check! It's so rolland's movies!
US president gives his final speech before the worldwide communication is broken, check!
When u see nothing on TV and hear nothing in the radio, apocalypse begins, check!
Our main character is having a bad relationship with his family at first, check!
Our main characters always get escape when the world behind them is torn apart, check!
Everything is suddenly okay in the last few minutes, check! upsss... in the last few seconds, actually!
Some good guys will be sacrefied and b*tches die, check!
Scenes of human from different nations are praying together, check!
Last but not the least, leave it to the chinese!

John Cusack, looking at his pathetic face from Identity to 1408, makes me feel desperate every time watching his movies, it might be why he got this role in 2012. Amanda Peet, she's not acting here, flat expression, having a reunion with Cusack since Identity. Mr. Danny, Oliver, Woody, Chiwetel Ejiofor could have saved this movie! But unfortunately, with a duration about two and half hours, it seems so flat and less-emotion!

Well, I have to admit there's no other movies could visualize disaster greater than this one, even i almost fall asleep because too many copycat action scenes here including from Rolland's previous movies himself. I almost had my laugh out loud when Cusack and his family is trying to escape from California using that LIMO flying over across the streets. It's a not a bird! it's not a rover! It's not the bus from SPEED! it's a LIMO! and it is arrived at the airport 100% safe, yeahh baby... i have a dejavu when Tom Cruise was chasing by tripod aliens in War of the World. Not to mention the Poseidon sinking cruise ship by tsunami, and the rest ... everything is going so instant stupidly! A doctor becomes a pilot, a plane could fled from the hot clouds while taking-off and fly from US to mainland china in just few hours!
I warned you that this movie has nothing to do with the Mayan's prophecies.

At some point, Mr. Rolland has a few actual issues here (besides the catastrophe), like G8 country summit and demonstration reject high interest of debt, while the chinese people could make everything possible in a low-cost.

Personally, i don't believe that 2012 is the final year we stand on earth. But i know something is going on there, more natural disaster, global financial crisis (again..) and of course, the US election...

I like Adam Lambert's song anyway!

9 stars out of 10 for its CGI effects and 6 stars for the plot!

A totally mess citizen game!


MAY I HAVE YOUR ATTENTION PLEASE?!
I HAVE AN ANNOUNCEMENT TO MAKE
THESE FOLLOWING REVIEWS MAY BE NOT SUITABLE FOR YOUNG READERS.
IT CONTAINS VIOLENCE, BOOTIES AND BOOBIES...

@Blitzmegaplex GI, audi 8, Nov 14th 2009, 1930 hrs
Pernah nonton Death Race-nya Jason Statham? Ingat dengan film Crank? (lagi-lagi si botak itu).
Personally, gua suka death race, setidaknya alur ceritanya jauh lebih jelas dan action scenes-nya lebih intens daripada f*cking GAMER ini!! Ga heran kalau film berdurasi 95 menit ini "cuman" meraih 30 juta dollar worldwide.

Kable (Gerard Butler) adalah napi kelas satu (maksudnya napi dengan hukuman terberat, tapi ga jelas juga dia pernah ngapain) yg harus menyelesaikan 30 sesi permainan game supaya bisa bebas. Untuk memainkan game yg disebut SLAYERS itu, sebuah nano chip ditanam di dalam otak bagian kortex Kable (otak bagian mana gitu...). Kasian si nano-nano ini, tampaknya dia dijadikan alasan untuk semua teknologi yg belum bisa dimengerti otak manusia belakangan ini.

Jadi gini.. SLAYERS adalah sebuah virtual game on-line yg pemainnya adalah manusia beneran (para napi) dan dikendalikan oleh seorang player di dunia nyata melalui NANEX (nano chip imlant in the kortex) tadi. Diciptakan oleh seorang Bill Gates wanna-be, Ken Castle (Michael C. Hall). Seperti apa permainannya?? Ga jelas bangettttt, Kable hrs menembak sana-sini semua orang yg terlihat, selama dia sendiri tidak tertembak. Trus, siapa yg mengendalikan Kable? Adalah Simon (Logan Lerman) seorang remaja yg kecanduan hal-hal berbau on-line. Siapa yg mengendalikan pemain lain? ga jelas juga.... pokoke, mereka saling menembak, rettttt trerttttt retttttt, bummmm... bumm... renggggg, tiba-tiba ada seorang pengendara motor dari sirkuit mana, ditembak juga, bummm..... apa se.... trus kamera-nya shaking-shaking ga jelas...

Mr. Castle ini juga menciptakan permainan lain SOCIETY. Seperti apa permainannya? ga jelas!!! Para pemain SOCIETY ini adalah warga sipil yg dibayar untuk menjadi "aktor-aktris" virtual dan dikendalikan pula oleh "player" dari dunia nyata. Salah satu pemainnya adalah istri Kable sendiri, Angie (Amber Valetta), yg dikendalikan oleh makhluk gemuk bergelambir yg kerja cuman makan doank... yaiksss...
Trus mereka ngapain aja di SOCIETY? ga jelas lagiiiii... musik tekno bercampur orang-orang mabok berpakaian kulit yg minim dengan wig dan aksesoris warna-warni, kissing, hugging, spanking, showing booties and boobies...

Yang gua heran adalah batas area permainan SOCIETY ini tidak jelas, karena siapapun bisa masuk ke dalam area permainan (walaupun tidak dikendalikan) termasuk Kable yg berusaha menyelamatkan Angie. Sedangkan SLAYERS mempunyai penjagaan yg tidak terlalu ketat untuk para tahanan kelas berat. Aneh sekali...

Kemudian ada sekelompok orang yg menyebut dirinya THE HUMANZ yg berusaha menyusup ke jaringan SLAYERS beranggotakan Ludacris, Aaron Yoo, dan Alison Lohman.
Mereka berusaha menolong Kable untuk keluar dari permainan SLAYERS. Lagi-lagi tidak jelas motif mereka.
Dan yg paling menggelikan adalah penyambutan Castle terhadap Kable ketika sampai di rumahnya, di mana Castle menari dan menyanyi dengan para bodyguard-nya dengan lagu jazz!

Well... ini adalah film Death Race wanna-be yg dikemas secara CRANK. Semuanya serba tidak jelas... entah gua yg bego atau emang si pembuat filmnya yg ga tau mau buat film apaan yak??

4.5 out of 10 stars..

Contains strong violence, sexual content, booties and boobies, suitable for 18 years of age or older....

when zombies are crawling in the snowy mountain


MAY I HAVE YOUR ATTENTION PLEASE?!
I HAVE AN ANNOUNCEMENT TO MAKE
THESE FOLLOWING REVIEWS MAY BE NOT SUITABLE FOR YOUNG READERS.
IT CONTAINS GORE, VIOLENCE, BRAINS AND INTESTINUMS...

@Blitzmegaplex GI, audi 8, Nov 15th 2009, 1930 hrs
Sepertinya sineas Norwegia sangat suka membuat film-film S2C2+B (slash, stab, chop, cut and bite) seperti ini. Atau kebetulan yg diimpor ke sini cuman film-film itu doank yah??
Tahun lalu ada cold prey 1 dan 2, kemudian gua juga menonton Manhunt di INAFFF 2008.

Dengan cerita yg mirip, sekelompok anak muda pergi berlibur ke hutan dan gunung (ga pernah ada yg ke pantai neehhh..), kemudian mereka diburu oleh orang sakit jiwa dan kali ini ketemu dengan zombi.

Tujuh orang mahasiswa kedokteran yg berlibur ke sebuah kabin di gunung bersalju apa gituu... Di mana seharusnya satu teman mereka sudah menunggunya di sana, tapi yg ditemukan cuman tasnya aja. Ketujuh anak muda itu asik-asik aja sampai ketika mereka kedatangan seorang bapak tua yg pengen numpang ngopi dan bercerita kalau ada legenda sekelompok tentara jerman yg serakah dan masih hidup dari jaman PD II, merampas harta benda dan emas dari penduduk desa yg tinggal di gunung tersebut. Apa betul cerita si bapak tua itu? Trus, ngapain sih si bapak tua yg keliaran sendirian ga jelas kalo emang ada legenda seperti itu? dan kemping sendirian pulak...

Otak dan usus manusia memang menjadi sajian utama film ini, berkaitan dengan karakter utamanya para mahasiswa kedokteran. Zombi-zombi yg kadang berjalan terpincang-pincang, tapi anehnya bisa menghilang secepat kilat dan mengejar para mahasiswa malang itu, kayaknya para zombi itu minum booster dulu kalo mau ngejar manusia...

Adegan yg paling menarik adalah ketika mahasiswa itu tinggal berdua dan mau menghabisi zombi-zombi itu dengan senjata full package di tangannya, kemudian background song pun berkumbang, asikkk banget.....

Yang istimewa dari film berdurasi 90 menit ini? apa yah.... memang gory sih bercampur black-comedy yg ga lucu-lucu amat, dan penonton bisa tertawa sekaligus muak pada saat yg bersamaan. Tapi gua ga ikutan ketawa lohh... ga merasa muak juga sih... biasa ajaaaa..

6 out of 10 stars...

Contains strong gory and violence scenes mix with brains and intestinums spread all over..
suitable for 18 years of age or older.


When the bell rings, the death game begins...


CAN I HAVE YOUR ATTENTION PLEASE?!
I HAVE AN ANNOUNCEMENT TO MAKE
THESE FOLLOWING REVIEWS MAY BE NOT SUITABLE FOR YOUNG READERS.
IT CONTAINS VIOLENCE AND BAD LANGUAGE...

@Blitzmegaplex GI, Audi 7, Nov 14th 2009, 1700 hrs

Film thriller remaja korea yg satu ini betul-betul SAW wanna-be, tapi tentu saja ga ada tai-tainya dibandingkan level kesadisan, ketegangan, dan kecerdasan SAW. Meskipun banyak adegan yg berdarah-darah, yeahh... i mean a lot of blood... orang jatoh kepleset doank, darahnya udah banyak buanget, emang kejeduk apa mas..??

Bercerita tentang kelas spesial untuk "murid jenius" SMU di kala murid lain telah libur, namun mereka dikejutkan oleh hilangnya salah satu murid perempuan yg merupakan juara 1 dan tiba-tiba murid tersebut muncul di layar tivi sekolah, terperangkap dalam sebuah akuarium yg akan diisi air. Si penculik memberikan sebuah pertanyaan yg hrs dijawab oleh para murid dan tiga gurunya sebelum murid tersebut tewas tenggelam. Pertanyaan matematika tersebut ditulis pada dinding akuarium, si pembunuh yakin banget yak kalo tulisannya bisa kebaca melalui layar tivi?? Mending kalo tulisannya gede-gede.
Yang pasti si pembunuh yakin banget kalo semua pertanyaannya bisa terjawab karena yg "terperangkap" adalah murid-murid jenius.

Tadinya gua berharap ada permainan "kejeniusan" di sini, namun "pertanyaan" yg diberikan selanjutnya lebih bersifat personal berkaitan dengan yg pernah terjadi di sekolah itu dan batasan waktu yg tidak jelas. Gua akui memang tidak ada adegan yg lebai ataupun dialog kaga nyambung seperti di film slasher lain.... tapi yg namanya film korea, tetep aja film korea dengan alur cerita yg sangat drama dan tidak begitu intens... untung saja sang sutradara pandai menyatukan musik background untuk mendukung adegan yg sebetulnya "biasa" aja.

Kebodohan terbesar di film ini adalah ketika si pembunuh mengatakan mereka tidak boleh keluar dari sekolah karena akan terbunuh. Okei, salah satu guru berusaha keluar dari pintu gedung, dan masuk lagi dalam keadaan berdarah-darah ga jelas.... tanpa diketahui apa yg terjadi, padahal waktu itu masih siang terang benderang!! Dan selanjutnya di malam hari, para murid dan guru bisa berlari-larian di halaman sekolah dari satu gedung ke gedung lain, oh c'monnnnn.... they should be able to get out of the school!! Mereka betul-betul murid jenius yang bodoh dan ketakutan...

Akhirnya film berdurasi 88 menit ini pun ditutup dengan ending yg cukup memuaskan. Setidaknya dari semua film S2C2 (slash, stab, cut, chop) yg gua tonton akhir-akhir ini, si pembunuh punya alasan yg kuat dan jelas untuk melakukan hal tersebut.

6.5 out of 10 stars

Contains mild violence, lots of blood (i mean only blood), but not gory... still watchable for 15 years of age or older...




13 November 2009

Sebuah kisah hampa tentang robot kecil berhati manusia

@Puri XXI studio 1, Nov 12th 2009, 1920hrs

Toby (Freddie Highmore), anak berusia 13 tahun yang hidup di metro city, kota apung di atas permukaan bumi di mana kehidupan manusia "dibantu" oleh para robot. Ia adalah putra seorang ilmuwan Dr. Tenma (Nicholas Cage) yg bekerja di kementrian Iptek. Suatu hari ia meninggal ketika menyelinap ke dalam ruang percobaan robot "peacekeeper" dengan energi inti merah yg negatif. Dr. Tenma pun segera menciptakan robot tiruan berisi memori Toby ketika masih hidup dengan menggunakan energi inti biru yg positif. Namun akhirnya Tenma menyadari kalau robot itu tidak bisa menggantikan Toby dan membuangnya. Toby terdampar di permukaan bumi dan bertemu dengan anak-anak asuhan HamEgg (Nathan Lane) yg mempunyai gelanggang gladiator tempat para robot saling bertarung. Dan presiden metro city, Stone (Donald Sutherland) mengejar Toby ke permukaan bumi untuk mengambil kembali energi inti biru...

Astro boy sebetulnya berpotensi untuk menjadi film sci-fi yg bagus. Emosi antar Tenma dan Toby cukup kena untuk menggambarkan hubungan ayah dan anak. Sepertinya visualisasi kedua karakter itu memang diciptakan untuk Cage dan Highmore. Namun sayang... rupanya penonton sudah bosan disuguhi film-film robot (terakhir kali ada di film Surrogates), dan hasilnya... film ini tidak terlalu lucu untuk anak kecil dan tidak dapat diterima pula oleh orang dewasa. Sebagai film animasi, tidak ada lagu-lagu yg enak didengar maupun moral yg berhasil disampaikan.
Entah apakah gua bisa memaafkan film animasi yg sekilas mengingatkan kita pada I,robot yg tentu saja lebih "berisi" dalam menyajikan hubungan antara robot dengan manusia ataupun wall-E yg secara indah mengambarkan hubungan antar robot. Well... this movie is still far away from those movies! Banyak sekali adegan yg menjadi tanda tanya... Sebuah robot yg begitu emosional dan juga bisa tidur?? karakter Tenma yg mudah berubah-ubah, sebentar begini dan begitu; sang presiden Stone begitu ingin mendapatkan inti biru dan merah tanpa alasan yg kuat, seorang HamEgg yg begitu dendam pada robot hanya karena dia dikeluarkan dari kementrian IpTek, tidak ada tokoh yg benar-benar jahat atau menyebalkan di film ini (the peacekeeper robot is not villain enough! it's supposed to be a superhero movie!) dan Astro boy yg telah mati dihidupkan kembali oleh ZOG dengan memakai tenaga inti biru yg masih tersimpan (ZOG adalah rongsokan robot yg dihidupkan kembali oleh Astro Boy dengan memakai inti biru yg tertanam di dadanya). Oww.. crap... gua pikir hanya optimus yg bisa dihidupkan kembali oleh allspark saja, ternyata astro boy mengalami hal yg sama. Huhh....!

5.5 out of 10 stars..

11 November 2009

Trust, respect, honour, secrecy and solidarity

@Puri XXI, Studio 3, Nov 10 2009, 1930 hrs

It's started with a party...
Di sebuah pesta menyambut tahun terakhir kuliah yg diadakan di rumah persaudaraan Tetha Pi, 6 mahasiswi anggota perkumpulan tersebut : Cassidy (Briana Evigan, Step Up 2), Chugs (Margo Harshman), Ellie (Rumer Willis), Jessica (Leah Pipes), Megan (Audrina Patridge), dan Claire (Jamie Chung) menyusun sebuah rencana untuk mengerjai Garrett, adik Chugs (Matt O'Leary) yg telah selingkuh dari Megan. Namun rencana mereka berantakan ketika Megan terbunuh oleh Garrett dengan kunci roda. Akibatnya mereka membuang mayatnya yg dibungkus selimut dan jaket Cassidy ke sebuah pertambangan tua di pinggir kota. Delapan bulan kemudian mereka semua lulus di mana pacar Cassidy, Andy (Jullian Morris) terpilih sebagai lulusan terbaik. Di hari kelulusan Maggie (adik Megan) pun muncul tiba-tiba di antara mereka dan kematian mulai membayangi mereka satu per satu ketika mereka mengadakan pesta untuk terakhir kalinya sebelum meninggalkan rumah Tetha Pi. It's ended up in a party....

Didukung teknologi facebook dan youtube, film yg dibintangi oleh bintang muda kurang terkenal ini juga diramaikan oleh penampilan Carrie 'Princess Leia' Fisher sebagai Mrs. Crenshaw, ibu kos rumah Tetha Pi, namun sayang penampilannya hanya untuk menambah jumlah korban sang pembunuh.
Sekilas ide ceritanya mirip dengan I know what you did last summer dengan senjata pembunuh yg berbeda. Masih menggunakan formula lama, film ini layaknya parade gadis-gadis cantik dan seksi pintar-pintar bodoh dengan berbagai macam karakter. Penampilan Leah Pipes sebagai leader dari perkumpulan Tetha Pi yg penuh ambisi untuk bisa menikah dengan Kyle, putra seorang senator dan Rumer Willis sebagai Ellie yg penakut dan mudah panik sama sekali tidak jelek. Beberapa adegan memang terkesan hanya tempelan meskipun tidak mengganggu plus penampakan buah dada mahasiswi yg menjadi nilai tambah atau... nilai jual?
Kesalahan terbesar film ini adalah dialog tanpa arti yg membingungkan dan kebodohan logika yg kaga nyambung. Mrs. Crenshaw muncul tiba-tiba entah dari mana dengan senapan api seakan-akan tahu apa yg sedang terjadi ketika sang pembunuh berada di dalam rumah. Kemunculan Kyle (Matt Lanter) untuk mengecoh penonton sebagai tersangka pembunuh malah menghadirkan dialog aneh. Para gadis yg menemukan mayat temannya dan membahas bagaimana pembunuhnya bisa melakukan hal tersebut. Aren't you supposed to be freaking out or sumthing when you found a friend is dead, in spite of having a discussion? This is not a CSI show, rite??
Seorang gadis berteriak kepada temannya "hey, don't go alone!" dan dijawab "i'm okey!'. Are you a dumb-ass or not?? you already knew the serial killer is out there, and you still go alone? WTF??! As u know.. she died! Maggie yg tiba-tiba terperangkap lingkaran api,di lantai dua ,padahal si pembunuh baru membakar pintu lantai bawah.
Finally, (almost) all the bitches and stupid girls die while the virgin stays alive. And, the killer is always looking for an excuse for killing, even it makes you say, hehh?? you kill just because of it?? for g*d's sakes!
Btw, it gets me dizzy for a couple minute during the opening scene party in that sorority house.
Personally, this movie is not bloody enough! Still suitable watched by 15 years of age or older, if they cut the "showing tits" scene.
Don't forget this one is a remake from 1983 the house on sorority row.

Still quite a fun but stupid...
5.5 out of 10 stars




27 Oktober 2009

Banlieue 13 - Ultimatum

@Puri XXI, Studio 2, Oct 25 2009, 1455 hrs

Film ini yang dibuka dengan ending dari film pertama (yup.. this is a sequel from its predecessor titled B13, not district 9 of course) dan bersetting 3 tahun setelah film pertamanya. Distrik13 (D13) adalah sebuah kawasan kumuh di Paris yg dihuni oleh golongan minoritas keturunan negro, Arab, cina, skin-head (ras arya jerman), dan latin. Kawasan itu berdiri di dalam tembok yg dijaga ketat oleh kepolisian Paris, dan di dalamnya bercokol geng senjata dan narkoba. Suatu ketika Walter Gassman, pimpinan DISS (departemen keamanan dalam negeri) disuap oleh pengusaha kontraktor Harriburton yg ingin menghancurkan dan mengubah D13 menjadi kawasan komersil. Walter pun menjalankan sebuah misi adu domba antar kepolisian Paris dengan para geng D13, untuk memaksa presiden Prancis membom D13 untuk restrukturisasi.

Film berdurasi 95 menit yg ditulis oleh Luc Besson ini memang mempunyai alur yg cepat, di mana olahraga parkour menjadi hiburan utama dari para aktor utamanya. Semua dialog di"rapat"kan sehingga tidak memberi kesempatan para penonton untuk berpikir seperti yg dilakukan Luc untuk karyanya yang lain yakni Taken, Transporter dan Taxi. Bisa jadi banyak penonton yg bingung dengan dua tokoh utama Leito dan Kapten Damien, hubungan mereka dengan D13, karena Luc memang tidak membuang waktu untuk kilas balik film pertamanya. So guys and gals, you should watch the first one if don't want to get confused!

quite entertaining with fast-pace stylish-action package without any deep-thoughts for you who need a real refreshment!
6 out of 10 stars

26 Oktober 2009

A documentary of a warrior and the wolf

@Puri XXI, Studio 1, Oct 25 2009, 1215 hrs

Seorang pengembala bernama Lu Chenkang (Joe Odagiri) yg diangkat menjadi prajurit oleh Jendral Zhang (Tou Chung-hua) ketika sang Jendral sedang berperang dengan kaum nomaden di perbatasan China pada masa itu. Pemuda Lu yg mulanya tidak mempunyai keberanian membunuh akhirnya ditempa menjadi seorang prajurit berani dan menggantikan Zhang ketika jendral itu terluka. Mereka tidak hanya berperang melawan kaum nomaden, tapi juga serigala dan musim dingin yg tidak bersahabat. Akhirnya Lu dan prajuritnya mengungsi ke sebuah desa yg dihuni oleh suku misterius Harran dan lekat dengan mitos serigala. Di sebuah rumah, Lu menemukan seorang wanita Harran yg cantik (Maggie Q) dan memaksanya untuk berhubungan badan tanpa seorang pun mengetahui keberadaan wanita itu, sampai akhirnya mereka berubah menjadi serigala sesuai dengan mitos di masyarakat Harran ; apabila seorang wanita suku Harran berhubungan dengan pria di luar suku mereka maka kutukan akan jatuh kepada mereka.

Jangan pernah tertipu oleh trailer atau bahkan berpikir kalau film ini adalah sebuah epik sejarah seperti Red Cliff dan Threee kingdom. Sesuai dengan judulnya, film ini betul-betul jujur menceritakan hubungan manusia dengan serigala, that's all. Adegan percintaan yang tanggung dan berating 13 tahun ke atas terasa hanya untuk memanjangkan durasinya. Memang diakui cinematografi film ini di atas rata-rata. Tapi kita tidak berharap menonton saluran Discovery Channel tentang mitos serigala dan musim salju bukan? Latar belakang musik yg seharusnya menjadi andalan film artistik semacam ini betul-betul minim. Visual efeknya untuk badai gurun cukup baik, meskipun ada beberapa adegan yg terlihat "tempelan". Dan di akhir film, penonton pun bergumam... so what? Bahasa ABG-nya gajebo abisss... Well... hanya dua kata yg tepat untuk film berdurasi 90 menit ini : wasted and pointless.

5 out of 10 stars

19 Oktober 2009

Not inuf basterd for this inglourious Basterds!

@Puri XXI, Studio 1, Oct 18 2009, 1505 hrs

Sebuah fairy-tale tentang keinginan sekelompok orang yg begitu benci dengan tentara Nazi Jerman dan beraksi dengan caranya masing-masing.
Ada Lt. Aldo Raine (Brad Pitt) yg memimpin sekelompok "bajingan" (is it what basterds mean, rite?) yg gemar menangkap dan menguliti kepala tentara Nazi, bersama dengan Sersan Donny Donowitz (Eli Roth) yg dijuluki The Bear Jew, sersan Hugo Stiglitz (Til Schweiger) dan 6 orang prajurit lainnya.
Shosanna Dreyfus (Melanie Laurent), seorang wanita muda keturunan Yahudi pemilik bioskop di kota Paris. Dia selamat dari pembunuhan yg dilakukan oleh tentara Nazi yg dipimpin oleh Kolonel Hans Landa (Christoph Waltz) terhadap keluarganya.
Kemudian ada Bridget von Hammersmark (Diane Kruger), aktris Jerman yg bekerja sebagai agen mata-mata Inggris, yg bekerja sama dengan Aldo and the basterds untuk "mematikan" sepak terjang Hitler.

Semua perjalanan panjang itu dirangkum dalam film berdurasi 2,5 jam yg memang terasa panjang untuk 2 jam pertama. Kedetilan dialog dan adegannya memang agak mengganggu di beberapa bagian. Tidak ada penjelasan kuat mengapa Letnan Aldo yg berasal dari Teneessee ini begitu dendam kepada Nazi, mengingat dia sendiri bukan keturunan Yahudi. Begitu pula dengan Bridget yg notabene adalah orang Jerman. Bahkan karakter jendral Inggris Ed Fenech yg diperankan oleh Mike Myers dan prajuritnya terasa kurang penting.
Menonton film ini seperti layaknya film art eropa dengan dgn gaya pop-culture, di mana begitu klasik dalam pembukaan dan tiba-tiba berubah menjadi pop di tengah-tengah karena theme song-nya.
Buat yg pernah menonton Kill Bill tentunya ingat akan lagu siulan ataupun yg diiringi gitar spanyol, juga muncul di dalam film ini.
Terus terang gua berharap film ini gory dan bloody dengan poster bergambar senjata ataupun Brad Pitt yg berdiri di atas mayat tentara Nazi, just forget it all! For this one, Kill Bill is the winner.
I'm just not that basterd into this movie! where's the basterds anyway? show me the bloody basterds! Well ... the one and only basterd is Hans Landa! Under-controlled, intimidating and full of intriques. This movie is all about him, Quentin puts so much passion in this character.
Selain itu karakter yg cukup menarik perhatian adalah Shosanna, tenang menghanyutkan dan juga mematikan. And our main actor .. Brad Pitt with his southern accent is not so glourious anymore, his glory was already buried in Benjamin Button.
Personally, yg menarik dari film ini adalah karakternya dan pernak-pernik yg menjadi ciri khas Quentin dalam filmnya. Selain itu, final scene-nya kurang "nendang", mungkin sesuai dengan judulnya this is an inglourious basterds!
Thank God i don't watch it at midnite show, thank God i slept for nine hours in the night before.

7 out 10 stars

the rain of meatballs

@Puri XXI, studio 3, Oct 18 2009, 1230 hrs


Flint Lockwood (Bill Hader), seorang anak berjiwa penemu dan tumbuh menjadi pemuda yg terus optimis dengan mimpi-mimpinya meskipun dianggap aneh oleh orang-orang sekitarnya karena tidak pernah berhasil menciptakan sesuatu yg berguna, termasuk ayahnya sendiri, Tim (James Caan).
Suatu hari ketika gubernur Shelbourne membuat acara peresmian kota tempat tinggal mereka, Swallow Falls, Flint membuat kekacauan dengan penemuannya yg bisa mengubah air menjadi makanan dengan teknologi nano. Pada saat yg bersamaan, Flint bertemu dengan seorang reporter junior Sam Sparks (Anna Faris), yg ditugaskan meliput acara peresmian itu. Namun Flint tidak tahu kalau alat pengubah makanan itu terbang ke langit , "terkatung" di antara awan-awan, dan membuat hujan burger di hari itu, sejak itulah Flint menjadi pahlawan untuk kotanya....

Well, film berdurasi 88 menit ini mengeksekusi dengan cepat setiap adegannya. Beberapa adegan memang bisa membuat kita tertawa. Wujud karakter ayah FLint yg tidak terlihat matanya karena tertutup alisnya yg tebal serta hidung yg begitu besar, bisa jadi karakter yg paling menarik di film ini. Tidak perlu dipikirkan bagaimana sebuah teknologi nano bisa membuat semua hal tersebut bisa terjadi, tapi yg jelas semua hal yg terjadi di film ini adalah mustahil. Heii.. this is an animated movie, rite?
Butt...hal yg paling menggangu adalah semprotan Flint terhadap kakinya yg ternyata tidak dapat dicopot sampai dia dewasa, hmm.. tentunya kakinya akan kecil sebelah yah?
Namun film ini berhasil mengusung misi yg jelas tentang kelaparan yg terjadi di beberapa belahan dunia di mana penduduknya kekurangan makanan, sementara di belahan dunia lain ada yg kelimpahan makanan sampai menyia-nyiakan yg ada dan dibuang begitu saja.

https://www.wfp.org
Fighting hunger worldwide....

6.5 out of 10 stars

NB:
Sedikit advise untuk orang tua yg membawa anak balitanya ke bioskop dan kemudian menangis. Plis deh, tolong dibawa keluar dulu, dan dipuasin di luar... I paid ticket not for hearing some babies cry, i thought it was part of the show.. wuff...

13 Oktober 2009

is the truth that ugly??


@Plaza Indonesia XXI, Studio 1, Oct 12 2009, 1455 hrs

Seorang wanita muda ,cantik, perfeksionis, sekaligus produser sebuah stasiun televisi di Sacaramento, Abbie (Katherine Heigl, yg juga menjadi produser film ini), harus berhadapan dengan Mike Chadway (Gerard Butler), seorang pembawa acara "The Ugly Truth" dari saluran tivi kabel dan baru bekerja di stasiunnya. Gaya Mike yang blak-blakan dalam mengurai hubungan pria dan wanita di setiap acaranya membuat Abbie merasa terintimidasi, meskipun harus tetap mempertahankannya karena menaikkan rating stasiun televisi mereka. Uniknya lagi, ternyata Mike bisa menebak kehidupan cinta Abbie yg selalu memimpikan pria idaman bahkan membantunya menggaet dokter muda yg tinggal di seberang rumah, Colin (Eric Winter). Lalu setelah Abbie berhasil mendapatkan pria idamannya, apakah dia puas? Bagaimana dengan Mike sendiri, apakah dia mendapatkan wanita yg diinginkannya? hmm.. tentunya tipikal film komedi romantis yg sudah bisa kita tebak bukan?

Okei... , this kind of movie will have the same ending. So, just even don't think about it. Personally, it's not boring at all for the first two-third... It could be an opposite version of he's just not that into you, which is more boringgg.... Opens with a cheerful song, yeahh.. i like all the sarcastic and dirty jokes , you are the man, Mike Chadway!! I learn a lot of new "anatomical terms" and relationship quotes too, da*n! I think they're trying to make an adult version of American Pie or something. Katherine and Gerard did a good job indeed, even Gerard looks more like "sport channel guy" rather than a guy who knows a lot of men-women relationship. But somehow, i think it takes too far when he suggested Abbie what to wear and how to gesture, he is not a f*king fashion advisor , heh? Upss, i have to keep my review in PG-13..
Hmm.. for the last one-third, this movie is going slowly and unfunny.... i don't really buy that romantic dinner dan dance anyway.. Some might say that their chemistry just don't click. Thank goodness, it's ended on an air-baloon when this ugly basta*rd got his champion kiss from Abbie.
So gals, just throw away your check-list about your dream-guy into the rubbish can! Men are simple, all you have to do is laugh for all the words he says, a lil' bit orgasm laugh would be nice. Don't critize too much nor acting like you are freaking out b*tch! The truth is out there, and it's ugly! wow.. i sound like Mike Chadway huh!

6.5 out of 10 stars


Never back down


@Setiabudi 21, studio 3, Oct 12 2009, 1230 hrs

Well, this "old" movie (made in 2008), tells about a rebellious teen Jake Tyler (Sean Faris), moved with mom and Charlie, his younger brother from Iowa to Orlando, Miami; where Charlie has received a tennis scholarship .... ( pretty strange huh? like the family is so desperate moving to another town because one of their son's scholarship?).
At his new school, he meets Max Cooperman (Evan Peters), an almost fat-guy who is always recording a fight-scene thru his handy-cam and uploading it to the net.
Max makes friend with a rich kid, Ryan (Cam Gigandet), well... actually he joined a kickboxing-club hosted by Ryan.
Max introduces Jake to his martial-art instructor, Jean Roqua (Djimon Hounsou) to learn some "kick-ass" moves after beaten-up by Ryan in front of their high-school mates. And this Ryan has a hot, sexy and blondie girl friend, Baja (Amber Heard), whom always be treated improperly by Ryan. From this point, i guess you already what happens next rite? Can't write it more..

Just let me wrap it up for you :
1. Full of good-looking cast : hot bikini sexy girls and six packs dudes, with average acting.
2. Loaded by pop-rock mix with east-coast rap songs
3. Lots.. lots of teen drama in 90210 style, only this is not in the west-coast. Otherwise, it's good to put a family thing there, but it's kinda boring for this 105 minutes feature and i did almost fall asleep, thank G*d, i bring my own food (yes... i mean it, from home) and ate it while there's nobody sitting besides me in one row.
4. Flat and predictable story. Our rebellion hero got the "babe", he will and must be the winner in the final fighting scene, even already get smacked all over his ribs...whoofff... and everything suddenly became so fine, including his family matters...

5.5 out of 10 stars

Badai salju yg nanggung


@Senayan City XXI, studio 1, Oct 11 2009, 1455 hrs

Film berdurasi 95 menit ini mengisahkan seorang US marshal wanita, Carrie Stetko (Kate Beckinsale) yg bertugas di pangkalan Antartika. Sebuah kasus pembunuhan pertama terjadi di tempat itu, mau tidak mau menjadi tanggung jawabnya padahal dia harus pulang bersama para pekerja lain karena pangkalan tersebut akan ditutup di mana matahari "menghilang" dari benua itu selama 6 bulan.
Tapi sialnya dia dikejutkan oleh kehadiran pembunuh berkapak es ketika sedang menyelidiki kasus tersebut. Kehadiran penyelidik dari PBB, Robert Pryce (Gabriel Macht) yg tiba-tiba muncul di tempat kejadian ditambah trauma masa lalunya, makin membuat Stetko sulit untuk mempercayai orang-orang di sekitarnya. Sementara Stetko sendiri terluka hingga mengakibatkan dua jari tangannya harus diamputasi oleh dokter tua, John Fury (Tom Skerritt).
Akhirnya Stetko harus tinggal di pangkalan, terjebak bersama Pryce, John dan seorang pilot pesawat, plus sang pembunuh yg masih berkeliaran.

Dari segi kekerasan dan kesadisan, film yg diangkat dari novel grafis ini terasa tanggung untuk rating R (Restricted). Dominic Sena sebagai sutradara yg pernah menangani Swordfish dan Gone in 60 seconds, nampaknya kedodoran di banyak bagian. Meskipun ada dua atau tiga adegan yg bisa menguras adrenalin, namun tidak terlalu menolong. Plot yg mudah tertebak siapa penjahat yg sebenarnya, bahkan ending yg sepertinya merelakan sang penjahat mati dengan cara yg pasrah, betul-betul tidak membuat penonton merasa antipati terhadap karakter ini. Entah apakah memang seperti itu tertulis dalam novelnya, tapi yg jelas penulis skrip seharusnya membuat improvisasi, karena ini adalah film thriller.
Kate Beckinsale pastinya menjadi "komoditi" utama film ini, mulai dari poster, deretan cast yg kurang terkenal (selain aktor gaek Tom Skerritt), sampai adegan shower Kate, yg tentunya diharapkan menjadi "saviour" dari film thriller ini.. ups.. i forgot this is a thriller movie huh?

well..too bad.. this should be a good thriller, 6 out of 10 stars..

07 Oktober 2009

G-force


@Senayan City XXI, studio 3, Oct 5 2009, 1800 hrs

Film berdurasi 85 menit yg diproduseri Jerry Bruckheimer ini (sekaligus merupakan film 3D pertamanya), memang cocok untuk konsumsi anak-anak, ringan dan menghibur dengan segala kelucuannya. Blaster (Steve Buscemi), Juarez(Penelope Cruz) dan Darwin (Sam Rockwell) adalah tiga marmut plus seekor tikus tanah Speckles (Nicholas Cage) yg dilatih oleh Ben untuk menjadi agen rahasia. Tugas pertama mereka adalah menyusup ke dalam kediaman Leonard Saber (Bill Nighy) untuk menemukan dokumen rahasia yg dicurigai sebagai cikal-bakal alat pemusnah masal. Apalagi tugas ini berhasil hewan-hewan itu akan diangkat menjadi agen FBI, karena FBI sendiri sudah melakukan misi tersebut selama 2 tahun namun tak kunjung berhasil. Tidak hanya itu, mereka juga harus berhadapan dengan Agen FBI Carter yg ingin menutup aksi hewan - hewan tersebut untuk selamanya.

Memang tidak perlu banyak berpikir untuk menonton film ini, alurnya mengalir cepat, efek animasi yg ditampilkan cukup bagus, dan theme song-nya oke punya...
Entertaining but for kids only... i guarantee this is safe for them!
6 out of 10 stars

06 Oktober 2009

are you sure ... he is that into you??


@Plaza Indonesia XXI, studio 4, Oct 5 2009, 1440 hrs

Hmmm.... *sigh*... okai, gua ga bakal nonton film ini kalau tidak dibintangi oleh sederetan aktor-aktris populer hollywood; gua ga bakal penasaran bila film ini tidak meraup pendapatan lebih dari 90 juta dollar secara domestik di bulan februari di amrik.
Gigi (Ginnifer Goodwin) merasa penasaran dengan Connor (Kevin Connolly), apakah sang pria tertarik dengannya setelah kencan pertama mereka. Lalu dia meminta pendapat teman sekantornya, Beth (Jennifer Aniston) dan Janine (Jennifer Connelly) mengenai hal itu. Sementara Beth sendiri merasa iri dengan adik perempuan yg segera menikah, sedangkan dirinya tidak pernah dipinang oleh Neil (Ben Affleck), pria yg telah memacarinya selama 7 tahun. Janine yg perfeksionis tidak menyadari kalau suaminya, Ben (Bradley Cooper) selingkuh dengan Anna (Scarlett Johansson). Sementara Anna sendiri bersahabat dengan Connor yg berharap kalau Anna adalah wanita yg diharapkannya untuk menjalani hidup bersama. Connor adalah seorang broker real-estate yg memasang iklannya di tabloid gay tempat Mary (Drew Barrymore, yg juga memproduseri film ini) bekerja, di mana mereka tidak pernah bertemu langsung namun hanya kontak melalui email saja. Gigi yg tidak mau menyerah datang ke bar tempat tongkrongan Connor sehabis pulang kerja. Di sana dia tidak bertemu dengan Connor, melainkan Alex (Justin Long) manager bar tersebut.

Film ini banyak berbicara tentang hubungan pria-wanita dilihat dari sudut pandang wanita yg kesemuanya itu dirangkum melalui dialog Alex dan Gigi; bagaimana wanita seringkali menarik kesimpulan yg salah tentang pria yg ditemuinya, sehingga terjebak dalam sebuah drama yg terpola. Bisa dipastikan film ini akan membosankan untuk penonton pria, sebaliknya akan menghibur penonton wanita, bahkan mungkin bisa berteriak ketika Neil melamar Beth. Buat gua pribadi, film yg "tidak begitu lucu" ini masih terselamatkan oleh lagu-lagu manis yg membalut setiap adegannya... dan tentunya para cast. Jennifer Aniston dan Ben Affleck membuat "chemistry" yg bagus di film ini, meskipun aniston tidak bisa menghilangkan karakter Rachel di serial "Friends". Akting
Ginnifer Goodwin dan Jennifer Connelly juga tidak jelek dan Scarlett Johansson mmhhh.....memang sangat pas berperan sebagai wanita penggoda.

Sedikit saran untuk para pria yg sudah memiliki pasangan... buatlah pasanganmu merasa senang dengan menemaninya menonton film ini, mungkin Anda akan gelisah dan melihat jam terus kapan film berdurasi 125 menit ini akan berakhir, tapi setidaknya bisa mencuri ide Neil untuk melamar si dia...
Untuk para wanita, kalau si dia tidak mau menemani anda menonton, sebaiknya ajak teman-teman wanita saja, dan yakinlah anda akan sangat terhibur terbawa dalam sebuah drama yg sangat anda impikan...

So gals... if he's not calling you, if he's not marrying you, if he's not sleeping with you and he's sleeping with someone's else, it means he's just not that into you... Personally, i'm not really that into this movie...

6 out of 10 stars...

How about if you are not "the real" you? it might be your surrogate


@Plaza Indonesia XXI, studio 5, Oct 5 2009, 1245 hrs

Da*n! this is supposed to be a good movie! If....(i'll continue later, there is a spoiler warning below)
Taking place in present day, when human's live is replaced by surrogates (robot) which could be controlled from home. Just lying in bed and equipped with high-tec gadgets, you could make the robots do everything you want : your daily job, exercise, driving, even kissing, .... but i wonder if they have sex too??! Suprisingly, we can choose what kind of robot we want, even a guy could choose a female form. The surrogates robot are claimed to be more safe, the "operator" (human) will be freed from any physical destruction, even the robot got damaged, those thing will not give any effects to the operator.
The surrogates are sold legally like a cellphone at the store, the only thing we do is plug and activate, and bammm.... it's talking , walking (not wanking), of course it should be re-charged after a while, and we could re-charge our robot on the streets, yeahhhh VSI (the manufacture company) provides those.

Mean while, a bunch of "real" human called as "the dread" , led by the PROPHET (Ving Rhames) build their own community and against the surrogates for mankind.
Until one day, the surrogates of Dr. Canter's son was destroyed by Mr. Strickland with a suspicious weapon , and the operator was also found dead! Dr. Canter (James Cromwell) was the inventor of surrogates before he was kicked out from VSI. Stone (Boris Kodjoe), FBI head assigned this case to Agent Greer (Bruce Willis) and Peters (Radha Mitchell ) ... In other side, Greer feels this is going wrong since he has his own "husband and wife issue" with his wife (Rosamund Pike) who addicted using the surrogates and denied her humanity.

Well... nice idea huh?! If only .. didn't come up in my mind how the surrogates could jump from one truck onto others, rolling everywhere, even climbing the walls, well... i know the robots are strong and uncrashable, but are they designed that powerful?
If the operators could not feel what their robots feel, then why some robots made a little party by electrifying them self, like they are human who's getting drugs or something, helowww.....
Not mention to robots who kissed each other .. are they robot made of steel or what?? oww.. yeahh baby....

#HEAVY SPOILER ALERT# --> just skip this one
How could Dr. Canter using the different surrogates at the same time (of course the "Prophet" didn't sleep all the time right)?? It's very funny there is no one from "the dread" realise a surrogate is already among them, while every human has to pass a "security check" to detect their "humanity".
How the FBI could not detect the existence of a surrogate inside "the dread" community while they have a sophisticated computer things to watch out all surrogates' movement?
Waoooo... the script writer should have prepared their "humanity" of logic in adapting this movie from a graphic novel.
#END OF SPOILER#

The action scenes are not bad at all but don't expect too much , Jonathan Mostow (the director) is not Michael Bay. I have to admit the make-up artist did a good job indeed, this 90 minutes feature succeed in delivering its "humanity" mission thru greer and his wife character, that feeling of pain, getting older, and dying are parts of humanity, even we're using the surrogates, but at the end those things will come to us, no doubt.
Live what you like, be what you want...

I (quite) like it!
6.5 out 10 stars



25 September 2009

Horsemen


@Plaza Indonesia XXI, studio 1, Sept 23 2009, 1815 hrs

Aidan Breslin (Dennis Quaid), detektif bagian forensik ontologi ditugaskan untuk menyelidiki pembunuhan yg terjadi di pinggiran Washington. Hidup dengan dua anak lelakinya, Alex dan Sean, semenjak ditinggal mati oleh istrinya. Kesibukan Aidan bekerja menyebabkan dia tidak terlalu dekat dengan anak-anaknya.
Kasus pembunuhan yg pertama membawanya dekat dengan Kristin (Zhang Zi Yi), gadis cina yg diadopsi oleh korban. Setelah jatuh tiga korban, penyelidikan Aidan berujung pada ditemukan persamaan motif pembunuhan dengan kisah 4 penunggang kuda di kitab Wahyu.

Film berdurasi 90 menit ini memang berjalan lambat, bisa dibilang hampir tidak ada klimaks di dalamnya. Dennis Quaid terlihat pas berperan sebagai figur ayah yg berantakan, sedangkan Zhang Zi yi sepertinya terlalu manis untuk perannya, kurang grengggg...
"Crime scene" untuk film berating R (restricted) seperti ini terasa tanggung, apalagi tidak didukung scoring yg mantap.
Akhirnya, film bertema misteri-kejahatan-thriller ini harus ditutup dengan sebuah konklusi yg datar, membuat penonton bergumam.. "gitu aja toh..", benar-benar lemah motif kejahatan yg disajikan.

5.5 out of 10 stars


24 September 2009

5BIA


@Blitzmegaplex GI, Audi 1, Sep 23 2009, 1430 hrs

Memang sudah merupakan kebiasaan film-maker kalau film pertamanya menuai kesuksesan akan ada film-film berikutnya. Sayang kesuksesan tidak selalu diikuti oleh kualitas.
Film Phobia 2 yg berdurasi 120 menit ini ditangani oleh sutradara yg sama dari film Phobia 1 dan Alone. Bila film pertamanya berisi 4 cerita/segmen, maka sekuelnya berisi 5 segmen.

Segmen 1 (pendeta muda/novice). Seorang remaja pria dikirim oleh ibunya untuk menjadi biksu karena kesalahan yg telah diperbuat. Namun ternyata ia tidak tahan hidup di dalam hutan dan bahkan melanggar aturan-aturan yg diberikan oleh biksu senior. Akibatnya dia harus membayar karmanya sendiri. Buat gue pribadi, bagian ini tidak terlalu "horor" dan malah cenderung membosankan, ditutup dengan ending yg aneh bercampur dengan mitos. Inti dari bagian ini adalah karma yg harus kita terima dari perbuatan kita sebelumnya.
0.5 bintang

Segmen 2 (bangsal/ward). Seorang pria muda mengalami kecelakaan hingga harus masuk ke rumah sakit karena kakinya patah. Dia harus sekamar dengan seorang kakek tua yg tidak sadarkan diri. Dan malam itu, ia mengalami kejadian yg tak pernah dilupakan atau bahkan dapat diingat lagi...
Bagian ini "horor"nya emang dapet, tapi lagi-lagi endingnya membuat sebal para penonton, sambil berteriak dalam hati .. "so what??!"
1 bintang


Segmen 3 (backpacker). Sepasang turis jepang menumpang sebuah truk menuju Bangkok. Namun di tengah jalan terdengarlah suara berisik menggedor-gedor dari boks belakang. Setelah diperiksa boks itu berisi mayat-mayat manusia yg kemudian hidup kembali dan haus akan darah segar manusia....
Gua paling suka bagian yg ini (i like zombiessss..) dan sepertinya bagian ini bisa dibuat film sendiri. Meskipun endingnya menggantung, gua kasih 2 bintang.

Segmen 4 (penampungan/salvage). Seorang wanita yg membuka usaha jual beli kendaraan bekas kecelakaan, namun membohongi pelanggannya kalau mobil bekas yg dijualnya tidak pernah mengalami kecelakaan. Di suatu malam, dia mengalami peristiwa-peristiwa aneh di gudang mobilnya termasuk anaknya yg hilang.
Agak aneh memang, bila si wanita tersebut harus mengalami semua peristiwa itu di malam itu saja dan sangatlah tidak mungkin mobil-mobil yg sudah hancur seperti itu bisa diperbaiki menjadi bagus seperti sedia kala. Lagi-lagi tentang karma...
1 bintang

Segmen 5.. Bagi mereka yg sudah menonton film pertamanya dan juga Alone, tentunya ini menjadi sebuah surprise! Merupakan segmen komedi dengan bumbu horor dan sedikit twist di ujung cerita.
Tapi perlu panjang lebar, karena Anda harus menyaksikannya sendiri di bioskop!
2 bintang

ooppss... jangan lupa untuk mencari hubungan antar cerita!

Total 6.5 out of 10 stars