25 September 2009

Horsemen


@Plaza Indonesia XXI, studio 1, Sept 23 2009, 1815 hrs

Aidan Breslin (Dennis Quaid), detektif bagian forensik ontologi ditugaskan untuk menyelidiki pembunuhan yg terjadi di pinggiran Washington. Hidup dengan dua anak lelakinya, Alex dan Sean, semenjak ditinggal mati oleh istrinya. Kesibukan Aidan bekerja menyebabkan dia tidak terlalu dekat dengan anak-anaknya.
Kasus pembunuhan yg pertama membawanya dekat dengan Kristin (Zhang Zi Yi), gadis cina yg diadopsi oleh korban. Setelah jatuh tiga korban, penyelidikan Aidan berujung pada ditemukan persamaan motif pembunuhan dengan kisah 4 penunggang kuda di kitab Wahyu.

Film berdurasi 90 menit ini memang berjalan lambat, bisa dibilang hampir tidak ada klimaks di dalamnya. Dennis Quaid terlihat pas berperan sebagai figur ayah yg berantakan, sedangkan Zhang Zi yi sepertinya terlalu manis untuk perannya, kurang grengggg...
"Crime scene" untuk film berating R (restricted) seperti ini terasa tanggung, apalagi tidak didukung scoring yg mantap.
Akhirnya, film bertema misteri-kejahatan-thriller ini harus ditutup dengan sebuah konklusi yg datar, membuat penonton bergumam.. "gitu aja toh..", benar-benar lemah motif kejahatan yg disajikan.

5.5 out of 10 stars


24 September 2009

5BIA


@Blitzmegaplex GI, Audi 1, Sep 23 2009, 1430 hrs

Memang sudah merupakan kebiasaan film-maker kalau film pertamanya menuai kesuksesan akan ada film-film berikutnya. Sayang kesuksesan tidak selalu diikuti oleh kualitas.
Film Phobia 2 yg berdurasi 120 menit ini ditangani oleh sutradara yg sama dari film Phobia 1 dan Alone. Bila film pertamanya berisi 4 cerita/segmen, maka sekuelnya berisi 5 segmen.

Segmen 1 (pendeta muda/novice). Seorang remaja pria dikirim oleh ibunya untuk menjadi biksu karena kesalahan yg telah diperbuat. Namun ternyata ia tidak tahan hidup di dalam hutan dan bahkan melanggar aturan-aturan yg diberikan oleh biksu senior. Akibatnya dia harus membayar karmanya sendiri. Buat gue pribadi, bagian ini tidak terlalu "horor" dan malah cenderung membosankan, ditutup dengan ending yg aneh bercampur dengan mitos. Inti dari bagian ini adalah karma yg harus kita terima dari perbuatan kita sebelumnya.
0.5 bintang

Segmen 2 (bangsal/ward). Seorang pria muda mengalami kecelakaan hingga harus masuk ke rumah sakit karena kakinya patah. Dia harus sekamar dengan seorang kakek tua yg tidak sadarkan diri. Dan malam itu, ia mengalami kejadian yg tak pernah dilupakan atau bahkan dapat diingat lagi...
Bagian ini "horor"nya emang dapet, tapi lagi-lagi endingnya membuat sebal para penonton, sambil berteriak dalam hati .. "so what??!"
1 bintang


Segmen 3 (backpacker). Sepasang turis jepang menumpang sebuah truk menuju Bangkok. Namun di tengah jalan terdengarlah suara berisik menggedor-gedor dari boks belakang. Setelah diperiksa boks itu berisi mayat-mayat manusia yg kemudian hidup kembali dan haus akan darah segar manusia....
Gua paling suka bagian yg ini (i like zombiessss..) dan sepertinya bagian ini bisa dibuat film sendiri. Meskipun endingnya menggantung, gua kasih 2 bintang.

Segmen 4 (penampungan/salvage). Seorang wanita yg membuka usaha jual beli kendaraan bekas kecelakaan, namun membohongi pelanggannya kalau mobil bekas yg dijualnya tidak pernah mengalami kecelakaan. Di suatu malam, dia mengalami peristiwa-peristiwa aneh di gudang mobilnya termasuk anaknya yg hilang.
Agak aneh memang, bila si wanita tersebut harus mengalami semua peristiwa itu di malam itu saja dan sangatlah tidak mungkin mobil-mobil yg sudah hancur seperti itu bisa diperbaiki menjadi bagus seperti sedia kala. Lagi-lagi tentang karma...
1 bintang

Segmen 5.. Bagi mereka yg sudah menonton film pertamanya dan juga Alone, tentunya ini menjadi sebuah surprise! Merupakan segmen komedi dengan bumbu horor dan sedikit twist di ujung cerita.
Tapi perlu panjang lebar, karena Anda harus menyaksikannya sendiri di bioskop!
2 bintang

ooppss... jangan lupa untuk mencari hubungan antar cerita!

Total 6.5 out of 10 stars






20 September 2009

Si Azzam mencari jodoh.. (KCB 2)

@Blok M Square 21, Studio 1, Sep 18 2009, 1705 hrs

Berbanding terbalik dengan yang pertama, sekuel dari film berdurasi 128 menit ini sebagian besar mengambil lokasi suting di Solo. Originally from Solo, sebuah cap yg pas untuk film ini.
Kepulangan Azzam (Kholidi Asadil Alam) ke Kertasura disambut hangat oleh ibu (Niniek L Karim) dan ketiga adik perempuannya. Di sana ia bertemu dengan Anna (Oki Setiana Dewi) yg telah menikah dengan Furqon (Andi Arsyil Rahman). Azzam dihadapkan dengan masalah baru karena tidak mendapatkan pekerjaan selayaknya lulusan dari Al-Azhar, mulailah dia berusaha di bidang kargo sampai berdagang bakso; sementara ibunya sangat menginginkan dia segera menikah. Hambatan demi hambatan ditemui Azzam ketika ia ingin meminang gadis yg menjadi tambatan hatinya. Hal tersebut membuat dia putus asa, sampai ia mendapatkan masalah lain...

Tidak banyak yg bisa gua tulis untuk film kedua ini karena memang sama bagusnya dengan film pertamanya. Akting para pemain baru di film ini bertambah baik (tentunya selain akting para aktor aktris senior yg mendukung film ini), kecuali tokoh Furqon yg tampak begitu-begitu saja ekspresinya ketika sedih maupun senang. Konflik inti yg sebenarnya muncul di film kedua ini, karena film sebelumnya bisa dibilang adalah "perkenalan" para tokoh. Ada beberapa tokoh yg hilang seperti teman-teman Azzam yg (mungkin) masih kuliah di Kairo. Bagi yg telah membaca novelnya tentu saja telah mengetahui bagaimana film ini harus berakhir.
Ada dua kritikan untuk film ini, pertama untuk lagu dan musik yg diaransemen oleh Melly dan Anto Hoed tidak berkembang, lagu baru yg mereka ciptakan tidak terlalu enak didengar. Kedua, ada kesalahan yg "cukup terlihat" yakni kaki Azzam kiri Azzam yg patah namun ternyata kaki kanan yg diperban, sedangkan kaki kirinya terlihat baik-baik saja.


7 out of 10 stars

Get Married 2

@Blok M Square 21, Studio 2, Sep 18 2009, 1525 hrs

Setelah menonton Meraih mimpi, film yg berdurasi 95 menit ini terlihat sangat lucu dan bagus. Merupakan kelanjutan dari film pertamanya, setelah 4 tahun pernikahan Mae (Nirina Zubir) dan Rendy (Nino Fernandez) belum dikaruniai seorang anak pun. Karena kesibukan Rendy yg kurang memperhatikan Mae, akhirnya Mae ngambek dan pulang ke rumah orang tuanya (Meriam Bellina dan Jaja Mihardja). Bahkan mereka mendukung kalau Mae mau bercerai dengan Rendy. Akhirnya Rendy mau tidak mau membujuk Mae dengan tinggal di rumah Mae yg kecil dan berusaha agar mereka mempunyai anak.

Hampir semua pendukung film pertamanya kembali kecuali Nino Fernandez yg menggantikan Samuel Kevin sebagai Rendy. Trio Ringgo, Aming dan Desta terlihat makin kompak berperan sebagai sahabat Mae. Semua karaketer, dialog dan leluconnya mengalir dengan pas dan lancar. Mungkin yg agak mengganggu adalah cara tertawa Aming yg gua rasa lebai..... Nirina terlihat lebih gemuk di film ini, cukup pas dengan karakternya yang hamil. Lagu-lagu SLANK pun menambah keasyikkan menonton film ini. Memang ada satu dua hal yg patut dipertanyakan seperti anak kembar Eman (Aming) yg sudah besar, padahal cerita baru berselang 4 tahun. Sebuah film ringan dan menghibur walaupun bukan untuk konsumsi ajang festival. Jangan lupakan pula cameo sang sutradara di pertengahan film. Get pregnant, mungkin ini judul yg lebih cocok!

6.5 out of 10 stars.

Meraih Mimpi, mimpi aja kali yee....

@Blok M Square 21, Studio 6, Sep 18 2009, 1350 hrs

Ini adalah film "setengah lokal" ketiga yg gua tonton tahun ini, setelah merantau dan merah putih. Sepertinya sudah cukup bukti kalau ingin membuat film dengan tema berbeda perlu sentuhan (bantuan) orang luar, meskipun tidak menjamin kalau hasilnya akan bagus juga.

Dana (Gita Gutawa) adalah anak perempuan yg hidup dengan ayahnya, Somad (Uli Herdinansyah) adiknya Rei (Patton "idola cilik) dan neneknya; di sebuah kampung dengan tradisi patriarkis yg kuat. Kampung itu dikuasai oleh seorang tuan tanah, Pairote (Surya Saputra), yg berniat membangun sebuah komplek kasino dan hotel dengan menggusur warga kampung tersebut. Pairot ternyuata menyimpan surat wasiat raja Ramelan yg menyatakan kalau keturunannya berhak atas tanah di kampung tersebut. Namun belakangan Dana mengetahui kalau surat itu palsu. berdasarkan informasi dari Pak Wiwin kalau surat yg asli tersimpan di makam raja. Bagaimanakah usaha Dana yg dibantu oleh hewan-hewan hutan untuk menghentikan niat jahat tuan Pairote?

Film berdurasi 80 menit ini mengusung tema lingkungan dan kesetaraan gender, disutradarai oleh Phil Mohamad Mitchell, dan Nia Dinata duduk sebagai produser. Bisa dibilang fim ini berada di bawah rata-rata (kalau memang tidak mau dibilang buruk) dari segi teknis dan non teknis. Gerakan mulut para tokohnya terasa tidak pas dengan dialog yg diucapkan. Mixing sound-nya kurang baik, di mana suara dan adegan seperti kurang menyatu. Bahkan pada beberapa adegan suara background terasa mengganggu dialog utama. Pada waktu lagu berkumandang, suara Gita Gutawa tidak terdengar jelas karena terlalu banyaknya sahut-sahutan. Dari segi cerita, tampaknya film ini kurang berhasil menyampaikan tujuan yg diusung, terutama untuk penonton cilik. Hampir tidak ada yg lucu dari film ini, bahkan penonton cilik di sebelah gua ribut sendiri ketika menonton film ini. Film ini berusaha memadukan kehidupan hewan dan manusia, tapi pada akhirnya karakter hewan tersebut terasa sia-sia. Satu kata terakhir untuk film ini seperti yg sering diucapkan tuan Pairot yg bergaya elvis campur Rhoma : TERLALU.....

5.5 out of 10 stars.

14 September 2009

Ride your death trip in 3D


@Puri XXI, studio 6, Sept 13th, 2009, 1610hrs

Nick (Bobby Campo), seorang anak muda yg sedang menonton balap mobil, mengalami "premonition" sebuah peristiwa tragis yg akan terjadi dalam lamunannya. Akibatnya dia histeris dan membuat keributan di tempat itu.
Akhirnya, semua temannya ikut keluar dari tempat kejadian bersama beberapa orang lainnya.
Dan bummmmm! Peristiwa tragis pun terjadi, satu persatu dari mereka pun ketakutan karena kematian masih menghantui mereka menurut sebuah "urutan kematian".

Whoff! This is the worst one from all its installment.
Memang sudah diprediksi sebelumnya kalau film ini tidak menyajikan sesuatu yg baru kecuali dalam format 3D dan durasinya yg jauh lebih singkat tentunya, 80menit! wow... tentunya ada 2 adegan yg disensor seinget gua, adegan pria yg tertancap kepalanya dan adegan seks di tepi kolam renang?? Hehehehhehe.
Film ini memang agak sedikit berbeda dibandingkan seri sebelumnya, di mana tokoh utama mengalami mimpi buruk mengenai siapa yg akan meninggal berikutnya.
Pada seri-seri sebelumnya, tokoh utama diberi petunjuk lewat peristiwa di sekelilingnya mengenai siapa yg akan meninggal.
Begitu pula opening credits yg disajikan dalam gambar-gambar X-ray. Nice work and i like it! but too bad, it's not helping at all!
Terus terang saja, gua merasa agak boring di 10 menit awal, dialog yg dilontarkan terasa cemen.
Adegan kecelakaan di arena balap yg seharusnya menjadi kunci utama dari film ini diramu kurang mencekam dibandingkan semua seri yg sudah ada, d*mn! Gua kurang merasakan thrill-nya dibandingkan kecelakaan jalan tol dalam Final Destination 2 (which i think the best!) yg disutradarai oleh orang yg sama, David R. Ellis, d*mn again!
Sepertinya kali ini Mr. Ellis sudah kehilangan ide sehingga dia lebih terfokus dalam menyajikan serpihan usus dan hati daripada membuat adegan yg dapat memacu adrenalin itu sendiri.
But i can't be more complained since i got a free pass to watch this movie in 3D. Thanks to God!
And remember, you could post-poned it but your final destination is always waiting! Only time matters!

6 out of 10 stars, for the 3D dan gory scenes!
Karena efek 3D-nya lah , dari mulut gua bisa keluar kata-kata ga jelas secara refleks, ochhh, wupss, upss...
N.B:
Sepertinya efek 3D tidak cocok untuk adegan close-up dan cepat. Pusing ngeliatnya...

07 September 2009

Some guys just can't handle Vegas!

@Blitzmegaplex GI, Audi 5, Sept 6 2009, 1700 hrs

Film komedi yg masuk dalam top 5 box office musim panas di Amrik kali ini sebetulnya mempunyai cerita sederhana yang tidak baru. Bisa dibilang film ini perpaduan dari Wedding Crashers, Knocked Up, dan Very Bad Things.
Bercerita tentang 3 sahabat : Phil (Bradley Cooper), Doug (Justin Bartha), dan Stu (Ed Helms) yg pergi ke Vegas untuk merayakan pesta bujang Doug yg akan menikah di hari minggu dengan Tracy (Sasha Barrese). Alan (zach Galifianakis), kakak Tracy juga ikut bersama mereka. Mereka pun menyewa sebuah kamar mewah di Caesar's Palace untuk menginap, namun keesokan harinya, kamar mereka berantakan, ada harimau di kamar mandi, bahkan ada bayi di dalam lemari, sementara Doug tidak bisa mereka temukan. Dan sialnya mereka tidak ingat apa pun yang terjadi semalam. Mereka pun menelusuri satu per satu apa yg telah terjadi, mulai dari dikejar-kejar oleh orang Cina dan bodyguard-nya, sampai bertemu dengan Mike Tyson.



Dipenuhi dialog dan adegan yg lucu sekaligus vulgar, menjadi senjata utama film ini untuk menarik penonton yang sebagian besar adalah pria; film ini lebih bertumpu pada tokoh Phil, seorang guru sekolah yang slebor dan tidak bertanggung jawab namun setia kawan, Stu seorang dokter gigi yg begitu takut pada pasangannya, dan Alan, calon kakak ipar yg aneh dan bloon.
Sama halnya seperti film The Proposal (yang lebih bersegmen untuk penonton wanita), film ini bisa menjadi alternatif menonton setelah parade "summer blockbuster movie" berakhir.
Film ini juga dipenuhi lagu-lagu funky di era tahun 2000-an. Jangan lupakan pula lagu yg dinyanyikan oleh Stu di kamar hotel dan wedding singer di pesta perkawinan Doug. It's just... seriously, i don't know how to describe it! Not mention to that "so gay" chinese guy! He's a scene stealer!
Memang banyak alur cerita yg dipertanyakan, seperti bagaimana mereka bisa masuk ke rumah Mike Tyson dengan mudah dan membawa seekor harimau masuk ke kamar hotel tanpa melewati security, ohh.. c'mon. But hey, its' Vegas, dude! You can do anything you want! But i hope, you can handle it. Karena kesuksesannya yg "tidak terduga", maka sekuel dari film ini pun telah direncanakan.

7 out of 10 stars.