23 Maret 2010

his name is KHAN and he is not a terorist...

@Puri XXI, studio 1, March 21 2010, 1215 hrs

Tak ayal lagi, film ini berhasil mengaduk-ngaduk emosi gua hampir sepanjang film. Tadi gua pikir gua autis karena jarang mewek, tapi film berdurasi 160 menit ini berhasil membuat gua mewek hampir separuh film. Alur ceritanya sendiri flash-back bercerita Ridwan dewasa dan juga kecil.
Sang sutradara, Karan Johar yang memang ahli membuat film bertema keluarga membuat film terasa "feel-good". Tapi film ini bukannya tanpa kelemahan..
1. lebai adegan banjir
2. tidak ada road trip, karan johar tidak cocok membaut fil seperti ini
3. adegan penjara terasa kehilangan nyawa

imajinasi doktor parnassus yg kacau....


@Platinum XXI, studio 4, 1715 hrs

15 Maret 2010

Dunia impian seorang fashionista sejati : Tim Burton

@Season City XXI, studio 3, March 14th 2010, 1630 hrs

Di hari pesta pertunangan Alice (Mia Wasikowska) yg berusia 20 tahun akan dilamar oleh Hamish (Leo Bill), ia melihat seekor kelinci dan mengejarnya sampai terjatuh ke dalam sebuah lubang kelinci dan "terdampar" dalam sebuah dunia fantasi yg dipenuhi makhluk aneh dan hewan yg dapat berbicara. Rupanya saat itu, Red Queen (Helena Bonham Carter) yang sedang berkuasa, begitu takut ketika mengetahui Alice muncul. Menurut ramalan yg tertulis di gulungan Absolom (Alan Rickman), Alice akan membunuh Jabberwocky milik Red Queen dengan pedang Vorpal dan membuat White Queen (Anne Hathaway) kembali berkuasa. Lalu apakah Alice berhasil mewujudkan ramalan itu? ya iyalahh......

Mulai dari adegan pembuka bahkan sampai ketika Alice yg pucat tanpa ekspresi itu harus berperang melawan Jabberwocky di hari Frabjous (hari apaan seh ini??), kaga berasa sama sekali keseruan dan klimaksnya...zzzzz....
Kenapa sih Alice harus repot-repot mencari pedang Vorpal, sedangkan white queen punya kue yg bisa membuat Alice menjadi raksasa dan akan lebih mudah membunuh Jabberwocky?? Dunia (w)underland yg tervisualisasi dalam film ini tidak begitu "stunning", jamur-jamur dan serangga di hutan mengingatkan gua pada film Up, atau at least Avatar jauh lebih bagus dengan warna-warnanya yg cerah dibandingkan kelamnya dunia Tim Burton.
Karakter yg paling menarik perhatian tentunya Red Queen yg sering berteriak "over the headdd!!", Helena Bonham cukup berhasil menghidupkan karakter yg satu ini. Anne Hathaway, hmm.. i dunno what is she doing here? Apakah dia harus selalu mengangkat tangannya ketika bergerak? aktingnya maksa banget dan lebaiiii.... And last but not the least, Johnny Depp yg berperan sebagai Mad Hatter. Meskipun hanya ada nama aktor ini saja yg terpampang dengan jelas di posternya, bisa dibilang dia bukanlah tokoh sentral film ini. Ga tau napa, gua bosen aja ngeliat karakter yg diperankannya selalu itu-itu saja. Saran gua untuk Mr. Depp supaya sering-sering facial demi menjaga kesehatan pori-pori kulit wajahnya yg sering ditutupi make-up tebal.

Tim Burton memang bukan sutradara yg pandai mengolah plot cerita supaya terlihat menarik, lebih cocok dia berjualan TV super Flat sedatar filmnya ini. Bumbu komedinya sebagai film keluarga pun tidak terlalu terasa. Buat gua, Alice sebuah film yg lack of souls. Memang harus dimaklumi film ini bukanlah buatan Michael Bay yg robotista, melainkan karya seorang fashionista sejati yg selalu identik dengan tata kostum yang ribet, desain seni yg tinggi, visualisasi menakjubkan dari dunia dan karakter ciptaannya dengan make-up yg berlebihan. Lihat saja dandanan menor dari White Queen yg berlipstik merah itu, namanya doank white queen?? I guess it's a great side of Tim Burton. Tidak menutup kemungkinan Alice akan dinominasikan dalam Oscar tahun depan untuk kategori teknis : art direction, costume design, dan make-up. Dari semua filmnya yg pernah gua tonton, mungkin cuman Planet of the apes aja yg gua suka. Film ini memang dipenuhi oleh penonton cilik yg ditemani orang tua mereka (secara terpaksa), karena film ini memang tidak "begitu" menarik (baca : sangat tidak menarik) untuk penonton dewasa.

Sedikit blooper dari film ini, ketika tokoh Charles Kingsleigh (ayah Alice) mengatakan kalau dia ingin ekspansi bisnis ke Jakarta. Well, nama Batavia masih terus dipakai sejak tahun 1619 sampai 1942, sebelum akhirnya berganti menjadi "Jakarta".

At last, i would shout : "Just get me out of the w(u)nderland!!!"

a wonderful wonderland for kids, but not for mature audiences... 6 out of stars

True Legend (of King of Beggars)

@Season City XXI, studio 2, March 14th 2010, 1230 hrs

Bourne in Iraq

@Puri XXI, studio 1, March 13th 2010, 1900 hrs

08 Maret 2010

You'll never leave the Shutter Island

@Plasa Senayan XXI, Studio 2, March 7th 2010, 1530 hrs

Di tahun 1950-an seorang marshall,

Love does exist if you "announce" it to other people....

@Platinum XXI, studio 4, March 7th 2010, 1200 hrs

Film dibuka ketika semua tokoh bangun tidur di hari Valentine yg jatuh pada hari senin (valentine kapan tuh yah??) di kota sejuta malaikat Los Angeles, hoammm..... Ada yg sibuk menyiapkan toko bunganya karena hari Valentine adalah saat teramai untuk bisnisnya, dia lah Reed Bennett (Ashton Kutcher), yg ingin melamar kekasihnya Morley (Jessica Alba). Sahabat masa kecil Reed, Julia (Jennifer Garner) yg menjalin hubungan dengan seorang dokter, Dr. Harrison (Patrick Dempsey) yg sebetulnya telah berkeluarga tanpa diketahui Julia. Harrison juga mengirimkan bunga untuk istrinya dari toko Reed sebagai kejutan untuk memperingati 15 tahun pernikahan mereka. Kemudian sahabat Julia yg lain, Kara (Jessica Biel) yg sangat membenci hari Valentine karena dia tak pernah mendapatkan pasangan, sampai-sampai dia mengadakan pesta "i hate valentine's day". Kara adalah agen atilit football Sean Jackson (Eric Dane) yg telah lewat masa kejayaannya. Jason (Topher Grace) adalah pekerja usia 20an dari kelas sosial menengah yg idealis dan tidak ingat kalau hari tersebut adalah hari valentine. Dan masih banyak lagi untuk ditulis di sini....

Harus diakui, film ini agak membosankan di bagian awal ketika perkenalan tokoh yg bejibun itu dilakukan. Namun semua itu berangsur pulih sampai ending meski hampir tanpa ada klimaks sama sekali... Ada karakter yg terasa lebai, katakanlah tokoh Edison (Bryce Robinson) yg masih SD tapi menyukai gurunya sendiri. Atau pemunculan karakter Willy (Taylor Lautner) dan Felicia (Taylor Swift) yg terkesan ga penting, hanya untuk meramaikan saja. Jelas, kalau Taylor Lautner memang sedang naik daun lewat film Twilight, plus Taylor Swift yg lagunya sebagai salah satu soundtrack di film ini, rupanya adalah seorang penyanyi muda multi-platinum yg sedang "happening" di negeri paman Sam. Then, Jennifer Garner looks a lil' bit older for Ashton, but Demi Moore is a lot older yah.... hehehehehhe... Penampilan Julia Roberts memang tidak terlalu berkesan sebagai seorang prajurit wanita yg pulang ke Los Angeles untuk mengunjungi keluarganya dari Irak.
Namun ada beberapa artis film ini yg penampilannya cukup baik dibandingkan dengan akting artis lain yg "sangat biasa" untuk film yg "biasa" ini yakni Ashton Kutcher, Topher Grace, Jessica Biel, dan Anne Hathaway. Karakter yg paling berkesan adalah pasangan "uzur", Edgar (Hector Elizondo) dan Estelle (Shirley McClaine).
Hampir semua karakter yg ditampilkan tidak dapat mengundang simpati penonton atau bahkan lewat begitu saja (selain duo Taylor di atas tentunya), ambil contoh karakter Morley (Jessica Alba, Paula (Queen Latifah), dan dr. Harrison (Patrick Dempsey). Bisa jadi, ini adalah impact negatif dari segudang karakter yg ingin ditampilkan dalam limitasi durasi 120 menit.
Ada sebuah ungkapan yg cukup menarik yg terucap dalam dialog film ini, kalau cinta untuk sebagian orang belum benar-benar ada bila tidak ditunjukkan kepada semua orang... misalnya ngasih bunga ke cewek di hadapan semua orang, atau mungkin nulis di wall facebook biar semua orang tau kalau kita sayang banget sama sang pacar.
Dan jangan lupakan pula, pesan-pesan sponsor yg berseliweran di film ini mulai dari nokia E73, blackberry, sampai ke papan billboard di jalan-jalan kota Los Angeles... so, film ini lebih cocok diberi judul Los Angeles, ai lup u.. daripada Valentine's Day.

Well, what ever you do to show your love, tapi tetap saja menonton film ini seperti menonton film lepas tentang cinta di layar kaca.....

very light but easily forgotten... 6 out of 10 stars..