29 November 2010
23 November 2010
TAKERS : Geng perampok bank flamboyan
@Blitzmegaplex CP, audi 7, Nov 22nd 2010, 1900 hrs
Sebuah geng perampok bank, yg terdiri dari A.J. (Hayden Christensen), Gordon (Idris Elba), John (Paul Walker), beserta dua bersaudara Jesse (Chris Brown) dan Jake (Michael Ealy); berhasil merampok bank Federal California di Los Angeles. Kehidupan mereka bak sekelompok gangster muda, berpakaian rapi dengan setelan jas dan mobil mahal. Sementara itu, Jack (Matt Dillon) seorang polisi beserta partner-nya Eddie (Jay Hernandez) yg ditugaskan untuk memecahkan kasus tersebut mengalami kesulitan karena usaha perampokan yg berjalan rapi tanpa meninggalkan jejak.
Ghost (T.I.) adalah satu-satunya anggota geng tersebut yg tertangkap waktu mereka beraksi di tahun 2004. Enam tahun kemudian Ghost bebas dari penjara dan menemui teman-temannya untuk sebuah "pekerjaan" baru...
Pertama kali melihat posternya yg bernuansa mafia kota New York, gua sama sekali tidak mengira kalau temanya adalah perampokan bank. Well, film tentang perampokan bank bukanlah sebuah tema baru. Ada HEIST, italian job, bank job, atau bahkan dibandingkan dengan Goodfellas-nya Martin Scorsese, tentu saja TAKERS bukanlah yg terbaik. Karakter-karakter di dalam film berdurasi 105 menit ini mudah tertebak kalau memang tidak mau dibilang klise. Akting Paul Walker tampak tidak berkembang sejak gaya Fast and Furious, tipikal nice guy from next door, begitu pula dengan aktor lainnya. Mungkin skrip film kelas B ini memang tidak memerlukan akting yg bagus. Yang justru menonjol adalah akting Idris Elba dan Marianne Jean-Baptiste yg berperan sebagai Naomi kakak perempuan Gordon. Matt Dillon juga terasa pas sebagai polisi yg berdedikasi. Karakter Zoe Saldana sebagai Lilly betul-betul wasted. Sejak Avatar, tidak ada lagi filmnya yg booming.
Terlepas dari ending-nya yg tidak sesuai harapan, gua cukup puas dengan film yg didominasi oleh aktor-aktris kulit hitam ini. Alur cerita yg cepat dengan adegan aksi demi aksi bisa menahan penonton untuk betah di tempat duduknya. Dengan ending seperti itu, mungkin sang penulis cerita ingin memberikan sebuah solusi paling realistis, tidak seperti film Die Hard, di mana karakter Bruce Willis tidak pernah mati dan selalu berhasil menangkap penjahat.
Not so original but quite entertaining, 6.5 out of 10 stars
Ghost (T.I.) adalah satu-satunya anggota geng tersebut yg tertangkap waktu mereka beraksi di tahun 2004. Enam tahun kemudian Ghost bebas dari penjara dan menemui teman-temannya untuk sebuah "pekerjaan" baru...
Pertama kali melihat posternya yg bernuansa mafia kota New York, gua sama sekali tidak mengira kalau temanya adalah perampokan bank. Well, film tentang perampokan bank bukanlah sebuah tema baru. Ada HEIST, italian job, bank job, atau bahkan dibandingkan dengan Goodfellas-nya Martin Scorsese, tentu saja TAKERS bukanlah yg terbaik. Karakter-karakter di dalam film berdurasi 105 menit ini mudah tertebak kalau memang tidak mau dibilang klise. Akting Paul Walker tampak tidak berkembang sejak gaya Fast and Furious, tipikal nice guy from next door, begitu pula dengan aktor lainnya. Mungkin skrip film kelas B ini memang tidak memerlukan akting yg bagus. Yang justru menonjol adalah akting Idris Elba dan Marianne Jean-Baptiste yg berperan sebagai Naomi kakak perempuan Gordon. Matt Dillon juga terasa pas sebagai polisi yg berdedikasi. Karakter Zoe Saldana sebagai Lilly betul-betul wasted. Sejak Avatar, tidak ada lagi filmnya yg booming.
Terlepas dari ending-nya yg tidak sesuai harapan, gua cukup puas dengan film yg didominasi oleh aktor-aktris kulit hitam ini. Alur cerita yg cepat dengan adegan aksi demi aksi bisa menahan penonton untuk betah di tempat duduknya. Dengan ending seperti itu, mungkin sang penulis cerita ingin memberikan sebuah solusi paling realistis, tidak seperti film Die Hard, di mana karakter Bruce Willis tidak pernah mati dan selalu berhasil menangkap penjahat.
Not so original but quite entertaining, 6.5 out of 10 stars
21 November 2010
INAFFF : My Ex 2 (Fan Mai)
@Blitzmegaplex GI, Audi 8, Nov 20th 2010, 1700 hrs
Film yg ga ada hubungannnya dengan seri pertamanya ini menceritakan seorang gadis cantik bernama Cee, yg mendapatkan peran pertamanya dalam sebuah film atas bantuan kakak tirinya yg udah jadi seleb terlebih dahulu, Bowie. Namun sejak kematian wanita selingkuhan pacarnya, Cee selalu dihantui oleh wanita tersebut. Bahkan ketika Cee dan Bowie harus suting di sebuah pulau milik Karn, hantu itu terus mengganggunya...
Film yg berdurasi 85 menit ini sukses membuat gua terus-terusan menguap pada 2/3 pertamanya. Bisa dibilang film ini saingan berat semua film besutan "sutradara film horor lokal paling produktif" saat ini yg punya banyak nama alias, siapa tuhhh..? Setannya suka muncul dan ngilang seenak jidat di mana aja, tapi kaga nakutin sama sekali. Lebih banyak frekuensi gua menguap daripada munculnya si setan sendiri. Betul-betul capek ngeliatnya, mungkin si setan juga capek kali yak.... at least tuh setan dapet bayaran, dan gua harus bayar tiket ngeliat setan yg sedikit pun kaga nakutin itu! Bedanya, film besutan "sutradara film horor lokal paling produktif" itu lebih hemat listrik dalam pemakaian lighting.
Plus, film ini tidak dapat menghindari formula usang dari sebuah film horor yg sudah kehabisan cerita yakni mimpi di dalam mimpi, cape de.... tentunya jumlah level mimpi di film ini masih kalah dengan jumlah level mimpinya Chris Nolan.
Sedikit info, film pertamanya sendiri bercerita tentang selebritis cowok yg playboy, sampai-sampai salah satu pacarnya ada yg bunuh diri karena udah hamil duluan, dan berusaha membunuh semua pacarnya yg lain termasuk akhirnya ngebunuh si seleb itu sendiri. Klise banget kan.... Sebetulnya gua agak under-estimate film pertamanya karena cerita yg sinetronis banget, tapi lumayan lah buat hiburan.
Well, yg kedua tetep make karakter selebritis, cuman kali ini tokoh utamanya adalah seleb cewek. tapi yg kedua ini jauh jauh lebih cemen... ga penting banget untuk difilmkan karena twist-nya cuman segitu doank, di mana film pertamanya punya twist yg lebih "twisted". Latar belakang sang antagonis sama sekali kurang kuat untuk mendukungnya ngelakuin semua kejahatan itu. Apalagi ketika ber-setting di pulau, wadoh... PULAU HANTU banget dah! Bedanya, film PULAU HANTU lebih banyak menampilkan adegan bikini dari para aktrisnya daripada film thailand yg satu ini.
Bener-bener gila kalo ada penonton INAFFF yg bilang film ini bagus karena ga pernah menyadari kalau film kayak gini banyak berseliweran di kancah perfilman nasional, apalagi kalau bukan film besutan "sutradara film horor lokal paling produktif" saat ini.
Saking desperado-nya film ini karena gagal membuat para penontonnya "terperangah", ending film pun menampilkan aktor Ananda Everingham (SHUTTER) untuk bagian yg tidak penting. Ibarat slogan sebuah iklan rokok di televisi : "Gak ada lo, ga rame!"; maka penampilan Ananda di sini : "Meski ada lo, tetep kaga rame!"
Sekali lagi, film ini bener-bener kaga penting!
Sedikit info, FAN MAI termasuk film baru karena baru beredar di minggu pertama bulan November di negara asalnya.
Lagi-lagi masukan buat panitia penyaring film INAFFF, boleh dink tahun depan memutarkan film horor karya "sutradara lokal paling produktif saat ini", supaya para audience lokal tau kalau sutradara itu "engga kalah hebat"nya dengan sutradara film horor thailand, hehehehehee...
Film yg ga ada hubungannnya dengan seri pertamanya ini menceritakan seorang gadis cantik bernama Cee, yg mendapatkan peran pertamanya dalam sebuah film atas bantuan kakak tirinya yg udah jadi seleb terlebih dahulu, Bowie. Namun sejak kematian wanita selingkuhan pacarnya, Cee selalu dihantui oleh wanita tersebut. Bahkan ketika Cee dan Bowie harus suting di sebuah pulau milik Karn, hantu itu terus mengganggunya...
Film yg berdurasi 85 menit ini sukses membuat gua terus-terusan menguap pada 2/3 pertamanya. Bisa dibilang film ini saingan berat semua film besutan "sutradara film horor lokal paling produktif" saat ini yg punya banyak nama alias, siapa tuhhh..? Setannya suka muncul dan ngilang seenak jidat di mana aja, tapi kaga nakutin sama sekali. Lebih banyak frekuensi gua menguap daripada munculnya si setan sendiri. Betul-betul capek ngeliatnya, mungkin si setan juga capek kali yak.... at least tuh setan dapet bayaran, dan gua harus bayar tiket ngeliat setan yg sedikit pun kaga nakutin itu! Bedanya, film besutan "sutradara film horor lokal paling produktif" itu lebih hemat listrik dalam pemakaian lighting.
Plus, film ini tidak dapat menghindari formula usang dari sebuah film horor yg sudah kehabisan cerita yakni mimpi di dalam mimpi, cape de.... tentunya jumlah level mimpi di film ini masih kalah dengan jumlah level mimpinya Chris Nolan.
Sedikit info, film pertamanya sendiri bercerita tentang selebritis cowok yg playboy, sampai-sampai salah satu pacarnya ada yg bunuh diri karena udah hamil duluan, dan berusaha membunuh semua pacarnya yg lain termasuk akhirnya ngebunuh si seleb itu sendiri. Klise banget kan.... Sebetulnya gua agak under-estimate film pertamanya karena cerita yg sinetronis banget, tapi lumayan lah buat hiburan.
Well, yg kedua tetep make karakter selebritis, cuman kali ini tokoh utamanya adalah seleb cewek. tapi yg kedua ini jauh jauh lebih cemen... ga penting banget untuk difilmkan karena twist-nya cuman segitu doank, di mana film pertamanya punya twist yg lebih "twisted". Latar belakang sang antagonis sama sekali kurang kuat untuk mendukungnya ngelakuin semua kejahatan itu. Apalagi ketika ber-setting di pulau, wadoh... PULAU HANTU banget dah! Bedanya, film PULAU HANTU lebih banyak menampilkan adegan bikini dari para aktrisnya daripada film thailand yg satu ini.
Bener-bener gila kalo ada penonton INAFFF yg bilang film ini bagus karena ga pernah menyadari kalau film kayak gini banyak berseliweran di kancah perfilman nasional, apalagi kalau bukan film besutan "sutradara film horor lokal paling produktif" saat ini.
Saking desperado-nya film ini karena gagal membuat para penontonnya "terperangah", ending film pun menampilkan aktor Ananda Everingham (SHUTTER) untuk bagian yg tidak penting. Ibarat slogan sebuah iklan rokok di televisi : "Gak ada lo, ga rame!"; maka penampilan Ananda di sini : "Meski ada lo, tetep kaga rame!"
Sekali lagi, film ini bener-bener kaga penting!
Sedikit info, FAN MAI termasuk film baru karena baru beredar di minggu pertama bulan November di negara asalnya.
Lagi-lagi masukan buat panitia penyaring film INAFFF, boleh dink tahun depan memutarkan film horor karya "sutradara lokal paling produktif saat ini", supaya para audience lokal tau kalau sutradara itu "engga kalah hebat"nya dengan sutradara film horor thailand, hehehehehee...
19 November 2010
15 November 2010
01 November 2010
Hati-hati bila mendaki gunung
@Puri XXI, studio 6, Nov 1st 2010, 1935 hrs
Film bergenre thriller produksi Prancis ini bercerita 5 sekawan : Chloe, Loic, Guillaume, Fred dan Karine yg mengadakan mountain trip. Chloe, berprofesi sebagai dokter adalah pacar Loic, sementara Guillaume adalah mantan Chloe. Sepanjang perjalanan, Loic cembokur terhadap Gui, sedangkan Fred adalah sahabat Loic, yg menjadi inisiator perjalanan tersebut. Singkat kata, pendakian mereka ke gunung Risnjak, Krosia hampir terhenti karena jalan pendakian telah ditutup. Sudah dapat ditebak kalau mereka melanjutkan pendakian karena Fred memaksa mereka untuk terus dengan memanjat tebing. Bukan film thriller namanya bila mereka tidak mengalami kesulitan seperti jembatan yg putus sampai mereka sadar kalau pendakian itu memang telah ditutup selamanya, namun semuanya terlambat karena mereka telah menjadi target perburuan seseorang yg misterius...
Sudah banyak film seperti ini yg memakai formula sejenis, sekelompok anak muda yg mengadakan perjalanan ke tempat asing dan menjadi target perburuan orang gila. Ada Wrong turn dan Hostel dari Hoolywood, Wolf Creek dari Australia, Manhunt dan Cold Prey dari Norwegia.
Sudah banyak film seperti ini yg memakai formula sejenis, sekelompok anak muda yg mengadakan perjalanan ke tempat asing dan menjadi target perburuan orang gila. Ada Wrong turn dan Hostel dari Hoolywood, Wolf Creek dari Australia, Manhunt dan Cold Prey dari Norwegia.
Langganan:
Postingan (Atom)