@Blitzmegaplex GI, Audi 8, Nov 20th 2010, 1700 hrs
Film yg ga ada hubungannnya dengan seri pertamanya ini menceritakan seorang gadis cantik bernama Cee, yg mendapatkan peran pertamanya dalam sebuah film atas bantuan kakak tirinya yg udah jadi seleb terlebih dahulu, Bowie. Namun sejak kematian wanita selingkuhan pacarnya, Cee selalu dihantui oleh wanita tersebut. Bahkan ketika Cee dan Bowie harus suting di sebuah pulau milik Karn, hantu itu terus mengganggunya...
Film yg berdurasi 85 menit ini sukses membuat gua terus-terusan menguap pada 2/3 pertamanya. Bisa dibilang film ini saingan berat semua film besutan "sutradara film horor lokal paling produktif" saat ini yg punya banyak nama alias, siapa tuhhh..? Setannya suka muncul dan ngilang seenak jidat di mana aja, tapi kaga nakutin sama sekali. Lebih banyak frekuensi gua menguap daripada munculnya si setan sendiri. Betul-betul capek ngeliatnya, mungkin si setan juga capek kali yak.... at least tuh setan dapet bayaran, dan gua harus bayar tiket ngeliat setan yg sedikit pun kaga nakutin itu! Bedanya, film besutan "sutradara film horor lokal paling produktif" itu lebih hemat listrik dalam pemakaian lighting.
Plus, film ini tidak dapat menghindari formula usang dari sebuah film horor yg sudah kehabisan cerita yakni mimpi di dalam mimpi, cape de.... tentunya jumlah level mimpi di film ini masih kalah dengan jumlah level mimpinya Chris Nolan.
Sedikit info, film pertamanya sendiri bercerita tentang selebritis cowok yg playboy, sampai-sampai salah satu pacarnya ada yg bunuh diri karena udah hamil duluan, dan berusaha membunuh semua pacarnya yg lain termasuk akhirnya ngebunuh si seleb itu sendiri. Klise banget kan.... Sebetulnya gua agak under-estimate film pertamanya karena cerita yg sinetronis banget, tapi lumayan lah buat hiburan.
Well, yg kedua tetep make karakter selebritis, cuman kali ini tokoh utamanya adalah seleb cewek. tapi yg kedua ini jauh jauh lebih cemen... ga penting banget untuk difilmkan karena twist-nya cuman segitu doank, di mana film pertamanya punya twist yg lebih "twisted". Latar belakang sang antagonis sama sekali kurang kuat untuk mendukungnya ngelakuin semua kejahatan itu. Apalagi ketika ber-setting di pulau, wadoh... PULAU HANTU banget dah! Bedanya, film PULAU HANTU lebih banyak menampilkan adegan bikini dari para aktrisnya daripada film thailand yg satu ini.
Bener-bener gila kalo ada penonton INAFFF yg bilang film ini bagus karena ga pernah menyadari kalau film kayak gini banyak berseliweran di kancah perfilman nasional, apalagi kalau bukan film besutan "sutradara film horor lokal paling produktif" saat ini.
Saking desperado-nya film ini karena gagal membuat para penontonnya "terperangah", ending film pun menampilkan aktor Ananda Everingham (SHUTTER) untuk bagian yg tidak penting. Ibarat slogan sebuah iklan rokok di televisi : "Gak ada lo, ga rame!"; maka penampilan Ananda di sini : "Meski ada lo, tetep kaga rame!"
Sekali lagi, film ini bener-bener kaga penting!
Sedikit info, FAN MAI termasuk film baru karena baru beredar di minggu pertama bulan November di negara asalnya.
Lagi-lagi masukan buat panitia penyaring film INAFFF, boleh dink tahun depan memutarkan film horor karya "sutradara lokal paling produktif saat ini", supaya para audience lokal tau kalau sutradara itu "engga kalah hebat"nya dengan sutradara film horor thailand, hehehehehee...
Film yg ga ada hubungannnya dengan seri pertamanya ini menceritakan seorang gadis cantik bernama Cee, yg mendapatkan peran pertamanya dalam sebuah film atas bantuan kakak tirinya yg udah jadi seleb terlebih dahulu, Bowie. Namun sejak kematian wanita selingkuhan pacarnya, Cee selalu dihantui oleh wanita tersebut. Bahkan ketika Cee dan Bowie harus suting di sebuah pulau milik Karn, hantu itu terus mengganggunya...
Film yg berdurasi 85 menit ini sukses membuat gua terus-terusan menguap pada 2/3 pertamanya. Bisa dibilang film ini saingan berat semua film besutan "sutradara film horor lokal paling produktif" saat ini yg punya banyak nama alias, siapa tuhhh..? Setannya suka muncul dan ngilang seenak jidat di mana aja, tapi kaga nakutin sama sekali. Lebih banyak frekuensi gua menguap daripada munculnya si setan sendiri. Betul-betul capek ngeliatnya, mungkin si setan juga capek kali yak.... at least tuh setan dapet bayaran, dan gua harus bayar tiket ngeliat setan yg sedikit pun kaga nakutin itu! Bedanya, film besutan "sutradara film horor lokal paling produktif" itu lebih hemat listrik dalam pemakaian lighting.
Plus, film ini tidak dapat menghindari formula usang dari sebuah film horor yg sudah kehabisan cerita yakni mimpi di dalam mimpi, cape de.... tentunya jumlah level mimpi di film ini masih kalah dengan jumlah level mimpinya Chris Nolan.
Sedikit info, film pertamanya sendiri bercerita tentang selebritis cowok yg playboy, sampai-sampai salah satu pacarnya ada yg bunuh diri karena udah hamil duluan, dan berusaha membunuh semua pacarnya yg lain termasuk akhirnya ngebunuh si seleb itu sendiri. Klise banget kan.... Sebetulnya gua agak under-estimate film pertamanya karena cerita yg sinetronis banget, tapi lumayan lah buat hiburan.
Well, yg kedua tetep make karakter selebritis, cuman kali ini tokoh utamanya adalah seleb cewek. tapi yg kedua ini jauh jauh lebih cemen... ga penting banget untuk difilmkan karena twist-nya cuman segitu doank, di mana film pertamanya punya twist yg lebih "twisted". Latar belakang sang antagonis sama sekali kurang kuat untuk mendukungnya ngelakuin semua kejahatan itu. Apalagi ketika ber-setting di pulau, wadoh... PULAU HANTU banget dah! Bedanya, film PULAU HANTU lebih banyak menampilkan adegan bikini dari para aktrisnya daripada film thailand yg satu ini.
Bener-bener gila kalo ada penonton INAFFF yg bilang film ini bagus karena ga pernah menyadari kalau film kayak gini banyak berseliweran di kancah perfilman nasional, apalagi kalau bukan film besutan "sutradara film horor lokal paling produktif" saat ini.
Saking desperado-nya film ini karena gagal membuat para penontonnya "terperangah", ending film pun menampilkan aktor Ananda Everingham (SHUTTER) untuk bagian yg tidak penting. Ibarat slogan sebuah iklan rokok di televisi : "Gak ada lo, ga rame!"; maka penampilan Ananda di sini : "Meski ada lo, tetep kaga rame!"
Sekali lagi, film ini bener-bener kaga penting!
Sedikit info, FAN MAI termasuk film baru karena baru beredar di minggu pertama bulan November di negara asalnya.
Lagi-lagi masukan buat panitia penyaring film INAFFF, boleh dink tahun depan memutarkan film horor karya "sutradara lokal paling produktif saat ini", supaya para audience lokal tau kalau sutradara itu "engga kalah hebat"nya dengan sutradara film horor thailand, hehehehehee...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar