Dikisahkan di gurun Siberia terdapat sebuah kota hilang dengan harta karun yg terpendam di dalamnya. Qiaou fei (Jay Chou) dan Lan Ting (Lin Chiling) adalah dua teman lama yg terlibat dalam ekspedisi tersebut berdasarkan peta warisan ayah Ting. Sang ayah sendiri tewas ketika rumah mereka disantroni sebuah sindikat pemburu harta karun yg menginginkan petanya, namun ternyata peta telah diserahkan ke asisten sang ayah, yakni Qiaou fei. Mereka tidak sendirian, ada seorang arkeolog tua dan rekannya yg cerewet (Eric Tsang) menemaninya. Perjalanan mereka mendapat halangan dari rajawali gurun dan legiun badai pasir, yg bertindak sebagai penjaga harta karun tersebut.
Jangan pernah berpikir kalau kita akan menonton film sekelas The Mummy, National Treasure, apalagi Indiana Jones. Dari segi cerita film ini betul-betul gagal total untuk dimasukkan sebagai film bertema perburuan harta karun. Tidak ada nalar dan pemecahan yg pintar seperti film-film Hollywood di atas. Rintangan yg ditemui oleh karakter utama hanyalah perkelahian dengan sesama pemburu harta karun dan penjaganya. Di lain pihak, mereka dapat dengan mudah menemukan dan keluar dari lokasi harta karun tanpa banyak kesulitan. Jadi bisa dibilang, "fighting scene" di film inilah yg menjadi daya tariknya.
Jay Chou memang pas berperan sebagai pemuda urakan, namun tidak terasa chemistry-nya disandingkan dengan Lin Chiling yg pernah bermain di film Red Cliff sebagai istri Tony Leung. Aktor tambun, Eric Tsang yg baru saja tampil di film Bodyguard and Assassins memang selalu cocok dengan karakter yg menyebalkan.
Karakter lain juga terasa hanya sebagai tempelan yg datang dan pergi begitu saja.
Untung saja, film ini terselamatkan oleh koreografi dan scoring, dibalut oleh oleh cinematografi apik seperti film silat mandarin kebanyakan. Sebagai contoh, terlihat seorang anak kecil yg bermain gitar untuk mengiringi adegan perkelahian tokoh utamanya.
Untung aja tiketnya cuman ceban, jadi ga nyesel-nyesel amat nonton film ini!
5.5 out of 10 stars..
Jangan pernah berpikir kalau kita akan menonton film sekelas The Mummy, National Treasure, apalagi Indiana Jones. Dari segi cerita film ini betul-betul gagal total untuk dimasukkan sebagai film bertema perburuan harta karun. Tidak ada nalar dan pemecahan yg pintar seperti film-film Hollywood di atas. Rintangan yg ditemui oleh karakter utama hanyalah perkelahian dengan sesama pemburu harta karun dan penjaganya. Di lain pihak, mereka dapat dengan mudah menemukan dan keluar dari lokasi harta karun tanpa banyak kesulitan. Jadi bisa dibilang, "fighting scene" di film inilah yg menjadi daya tariknya.
Jay Chou memang pas berperan sebagai pemuda urakan, namun tidak terasa chemistry-nya disandingkan dengan Lin Chiling yg pernah bermain di film Red Cliff sebagai istri Tony Leung. Aktor tambun, Eric Tsang yg baru saja tampil di film Bodyguard and Assassins memang selalu cocok dengan karakter yg menyebalkan.
Karakter lain juga terasa hanya sebagai tempelan yg datang dan pergi begitu saja.
Untung saja, film ini terselamatkan oleh koreografi dan scoring, dibalut oleh oleh cinematografi apik seperti film silat mandarin kebanyakan. Sebagai contoh, terlihat seorang anak kecil yg bermain gitar untuk mengiringi adegan perkelahian tokoh utamanya.
Untung aja tiketnya cuman ceban, jadi ga nyesel-nyesel amat nonton film ini!
5.5 out of 10 stars..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar