23 Desember 2008

3D3C

@Hollywood KC studio 5, dec 22 2008, 17.05 hrs

Film yang sangat kental dengan unsur islami ini sudah cukup bagus dan detil (gw baca sang sutradara jebolan pesantren yah, pantes aja....), berusaha memotret kehidupan nyata para santri sebuah pesantren di jogja, mulai dari santri yg suka curi-curi keluar malam, ngintipin cewek tetangga, males bangun sholat subuh, ajaran islam beraliran keras, jihad, poligami, kelakukan homoseksual, sampai terorisme... Mnrt gua, issue terakhir ini membuatnya menjadi kurang mulus... Waktu penyerbuan polisi ke pesantren, adegannya terasa aneh... Belum lagi timbul pertanyaan ke mana kiai yg mengajari aliran keras itu? Apakah dia tidak ikut ditangkap? Terlalu tanggung untuk tidak diceritakan, toh udah berdurasi 2 jam, sekalian aja 2,5 jam.
Di dalamnya juga dimasukkan unsur pro dan kontra mengenai ajaran islam, tapi sayang film ini kurang dapat menguras emosi penonton... Adegan di rumah sakit itu masih kalah dengan adegan Aming dan Zaskia dalam film Doa yg mengancam, apalagi Zaskia sampe mewek gitu, hehehehhe...

Berdasarkan judulnya 3 doa 3 cinta, terdapat 3 orang tokoh utama: Huda (Nicholas Saputra) , Rian (Yoga Pratama) dan Sahid (Yoga Bagus). Dan Dona Satelit (Dian Sastro) tidak termasuk di dalamnya, hehehehhe... Tiga santri berumur 17-18 tahun dengan visi yg berbeda-beda..
Huda, dititipkan ke pesantren sejak usia 11 thn krn ditinggal ibunya ke jakarta. Huda bertemu dengan pedangdut kampung, Dona Satelit yg mempunyai teman di jkt, dan mau membantunya mencari alamat sang ibu di jkt.
Rian, santri yg baru saja ditinggal pergi oleh ayahnya yg meninggal, dan mendapatkan "warisan" sebuah handycam. Dia pun bercita-cita untuk meneruskan bekas usaha shooting video milik sang ayah. Akhirnya handycam itu dipinjam pula oleh Huda dan Sahid dan dipergunakan untuk merekam kejadian di pesantren tsb.
Sahid, santri yg terpengaruh dgn ajaran islam aliran keras, mempunyai seorg ayah yg sakit ginjal dan sedang terbaring di rumah sakit. Mereka harus menjual sawahnya ke org amerika untuk menutupi biaya cuci darah.
Terus terang peran Dian Sastro dengan gaya mendadak dangdut-nya di film ini tidak lebih dari penyedap, pemanis, pebumbu, pe.. apa lagi yah... ga perlu seorg Dian Sastro untuk memerankannya, mungkin Titi Kamal lagi...heheheheheh... Tapi akhirnya Dian Sastro bisa membuat penonton tertawa juga melihat akting "lebai"-nya ketika direkam oleh Huda untuk keperluan kasting. Kocak abies..!
Justru akting yg menonjol adalah pemeran Sahid, Yoga Bagus...

Pertanyaan tersisa dari gua...kenapa kaset videonya kaga dikirim ke juri kasting yah sehabis merekam Dona?? Emang kaset videonya ada berapa biji??

7 dari 10 bintang

#gua bingung nyari-nyari adegan Yoga Pratama yg bisa membuat dia meraih piala citra#

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Boss,... nanti klo udah nonton film SEPULUH, jgn lupa bikin resensi-nya ya.... :)
Suksess!!