25 Januari 2010

Mata-mata pintu sebelah

@Season City XXI, Studio 1, Jan 24th 2010, 1715 hrs

Bob Ho (Jackie Chan) adalah agen CIA dari Cina yg tinggal di daerah sub-urban. Dia menjalin hubungan spesial dengan tetangganya, Gillian (Amber Valetta) yg berstatus janda 3 anak : remaja putri pemberontak Farren, si pintar nan cerdas Ian, dan si kecil Nora. Ketika Gillian harus meninggalkan rumah karena urusan keluarga, maka ia menitipkan ketiga anaknya kepada Bob. Mau tidak mau Bob mengajak 3 anak itu ke rumahnya dan berusaha mengambil hati mereka. Secara tidak sengaja, Ian mendownload sebuah program dari komputer Bob yg dikiranya adalah game. Ternyata itu adalah software yg berisi formula rahasia yg diburu teroris Rusia. Poldark (Magnus Scheving). Tak ayal lagi, keluarga itu pun diburu setelah orang Rusia itu berhasil melacak IP komputer Bob.

Dengan story line yg mirip The Pacifier, ditambah nilai kekeluargaan yg sama dengan Tooth Fairy, gua pikir film ini sama sekali tidak istimewa. Goshh.. i watched two movies in a day with the same core. Stereotip sekali penggambaran dengan penjahat yg agak-agak bodoh, kalau bukan orang Rusia atau teroris dari korea utara (gua pikir era perang dingin sudah berakhir) dan juga tokoh Bob Ho yg keliatan kaga gaul dengan kacamatanya. Memang ada sih adegan yg bisa membuat penonton "clapping their hands", ketika Bob berhasil "menjaring" Nora yg terlempar, selebihnya kekuatan ini hanya terletak pada kelucuan dan kepintaran tokoh Ian saja. That's all... Plus, gua merasa terganggu dengan akting perempuan anak buah Poldark yg memonyongkan mulutnya seperti ikan koki ketika berdialog bahasa inggris dalam aksen russiiiiaaaaaannnnn (sambil monyongin bibir gue).
Terus terang, untuk 10 tahun ke depan mungkin gua akan lebih ingat Vin Diesel di Pacifier dibandingkan Jackie Chan di film ini. Setidaknya karena Pacifier jauh lebih unggul di tangga box office, so sad.... O yah, jangan lupakan pula penampilan Billy Ray Cyrus sebagai teman seperjuangan Bob.

5.5 out of 10 stars

Peri Gigi

@Season City XXI, studi0 2, Jan 24th 2010, 1440 hrs

Sebetulnya gua tidak tertarik menonton film yg diproduksi 20th century fox bekerja sama dengan walden media ini. So, i put my expectation at the lowest degree. And the result is...
Derek Thompson (Dwayne Johnson) adalah pemain hoki yg karirnya hampir "punah" dan berposisi sebagai penjegal pemain lawan. Sebutan untuknya di lapangan adalah "tooth fairy" karena pemain lawan seringkali rontok giginya karena ulah Derek. Plus, dia juga sedang menjalin hubungan dengan janda dua anak, Carly (Ashley Judd). Namun Derek yg skeptis seringkali mengeluarkan pernyataan yg bisa "membunuh" impian anak-anak, mulai dari anak-anak yg ngefans di lapangan sampai anak Carly sendiri. Pada suatu malam, dia terbangun di negeri peri yg dipimpin oleh Lily (Julie Andrews). Derek harus menjalankan semua tugas panggilan untuk mengambil gigi anak-anak yg sedang tidur setiap malam selama dua minggu sebagai hukuman karena telah "membunuh " impian anak-anak. Dalam tugasnya, Derek dibantu oleh Tracy (Stephen Merchant) sebagai admin para peri.

Film berdurasi 100 menit ini memang tidak jauh-jauh dari ekspektasi yg telah gua pasang. Sebagai film keluarga, ada beberapa bagian yg cukup berhasil memperlihatkan "sisi kekeluargaan", terlihat ketika Derek mati-matian berusaha untuk mengambil hati kedua anak Carly, tapi tokoh Derek tidak dapat menarik simpati penonton, less emotional. Kelucuan yg timbul justru bukan dari tokoh Derek maupun anak-anak Carly, tapi dari pemeran Tracy dan asisten Lily yg mengatur "alat-alat" bantuan untuk peri gigi. Gua ga bisa berkomentar lebih banyak lagi karena ini adalah film keluarga yg sangat standar..... bisa jadi membuat anda mengantuk ketika tidak ada kelucuan di dalamnya.

5.5 out of 10 stars...

19 Januari 2010

NINJA : when a ninja assassin in G.I. JOE suits

@Blitzmegaplex GI, Audi 4, Jan 18th 2009, 1550 hrs

Casey (Scott Adkins) adalah satu-satunya pria kulit putih di sebuah perguruan Ninjitsu di jepang. Suatu hari ia diminta sensei untuk mengamankan senjata pusaka Yoroi Bitsu ke New York bersama dengan putri Sensei, Namiko dan dua org murid perguruan lainnya. Pengamanan itu dalam rangka menyelamatkan Yoroi Bitsu dari incaran Masazuka, salah seorang murid perguruan yg telah dikeluarkan secara tidak hormat oleh sensei karena berusaha membunuh Casey dalam latihan. Akibatnya Masazuka dendam kepada perguruan itu dan ingin merebut senjata pusaka. Tidak hanya itu, semenjak dia meninggalkan kaki dari perguruan, ia telah menjadi ninja pembunuh bayaran.

Such a guilty pleasure watching this (almost) similar "Ninja Assassin" story line with blood spread all-over. Kalau diliat posternya cukup keren yah.... apalagi karakter Masazuka sebagai ninja memakai kostum ala Storm Shadow di film G.I. Joe. Film ini memang tidak jelek, hanya dalam beberapa adegan terasa menggelikan, penonton mungkin akan bergumam... "ya elah... gitu aja toh". Senjata pusaka Yoroi Bitsu yg menjadi rebutan ternyata adalah seperangkat senjata ninja termasuk kostum ninja seperti yg terlihat pada poster filmnya. Dengan ending yg "predictable" dan "begitu doank", film kelas B yang berdurasi 90 menit ini memang tidak dapat melebihi level Wachowski Bros.

Entertaining but just so-so...

6 out of 10 stars

Forbidden party (spoiler berat!)



@Blitzmegaplex GI, Audi 3, Jan 18th 2009, 1340 hrs

Berjudul asli "Invitation Only", film ini diklaim sebagai film slasher Taiwan pertama yg pernah dibuat. Berdurasi sekitar 85 menit, film ini mengisahkan seorang kaya bernama Mr. Yang (Jerry Huang) yg benci banget ama orang miskin yg suka mengambil uang orang kaya, disebutnya sebagai "little people" atau "gold-digger". Waktu usia 5 tahun, adiknya diculik oleh penjahat yg meminta tebusan kepada ayahnya. Namun sang adik malah dibunuh dan direkam dalam video tape. Sekarang, dia mempunyai "pesta khusus" untuk orang-orang kaya yg sakit jiwa, di mana ada pertunjukkan mutilasi dan penyiksaan terhadap orang-orang miskin yg diundang ke pestanya.
Adalah Wade (Bryant Chang) yg bekerja sebagai supir Mr. Yang. Secara sengaja Yang mengundang Wade ke pestanya, tanpa sepengetahuan Wade kalau Yang adalah penyelenggara "pesta khusus" tersebut. Sesampainya di sana, Wade tidak sendirian, ternyata ada 4 "orang miskin" lainnya yg "dijebak" yakni Richard, Hitomi, Holly and Lin. Mereka pun menjadi incaran si sakit jiwa Yang dan teman bulenya, Stewart. Satu per satu ditangkap dalam keadaan hidup-hidup dan dibunuh secara perlahan dalam suatu pertunjukkan yg menyakitkan.......

Mau liat Maria Ozawa a.k.a. Miyabi bermain di film layar lebar? Tonton film ini.... Eitsss.. sabar dulu...
Pertama kita lihat dulu posternya, cool enough i guess.. Reminds me to SAW and Hostel. Bahkan gaya pembunuhan dan penyiksaan di film ini juga meniru kedua film tersebut, tapi tenang... soal kesadisan masih kalah sadis koq.
Kebetulan gua menonton versi bioskopnya di Blitz, banyak adegan yg kurang mulus, ternyata telah disensor selama hampir 10 menit! Bisa dibilang every cutting-throat scene is being cut!! Jadi durasi sebenarnya adalah 95 menit.
Mulai adegan pertama, kissing antara dua wanita yg sedang berdansa erotis juga tidak ditampilkan. Kemudian make love scene antara Dana (Maria Ozawa) dan Wade juga dipotong habis!! Mungkin buat penonton bioskop akan merasa heran kenapa tokoh Dana yg tidak penting itu muncul dan menghilang tiba-tiba... because she is also murdered and it's heavily cut too!

Mungkin karena ini adalah film pertama bagi sang sutradara, Kevin Ko, sehingga belum piawai mengolah intensitas ketegangan film yg hampir tidak ada, jelas-jelas film ini hanya menjual adegan mutilasi saja. Dengan ceritanya yg biasa dan tidak terlalu "pintar" (masa sih cuman gara-gara adiknya terbunuh waktu kecil, si pembunuh dendam gitu..), film ini sebelas dua belas dengan Air Terjun pengantin, tentunya tanpa air terjun, hmm.... pastinya asik sekali bila melihat Maria Ozawa sambil ber-air terjun ria yak! Film ini sama sekali tidak membuat penonton menjadi penasaran, apalagi pembunuh sebenarnya sudah ketahuan di bagian awal cerita.
Kontinuitas kostum juga terlihat kedodoran, di mana Wade masuk ke pesta memakai jas, kemeja dan dasi, namun adegan selanjutnya dia hanya memakai jas dan kaos putih saja, kemudian berpindah lagi ke kemeja dan dasi. Wade yg memotong tangannya sendiri, tapi di ending cerita tidak terlihat bekasnya dan tampak baik-baik saja.

For slasher movie fans only, but don't watch it at cinema! or you'll get confused and dissapointed!

5 out of 10 stars...

The normal-alien activity a.k.a The Fourth kind

@Blitzmegaplex GI, Audi 11, Jan 18th 2009, 1200 hrs

Bercerita tentang orang-orang di daerah Nome, Alaska yg mengalami kesulitan tidur karena sering terbangun setiap jam 3 pagi dan melihat burung hantu di dalam kamarnya. Adalah Milla Jovovich berperan sebagai Dr. Abbey Tyler, seorang psikolog yg membantu mereka yg mengalami gejala psikologis sama persis di daerah tersebut. Tyler sendiri baru mengalami musibah karena suaminya mati ditusuk tepat di sampingnya ketika sedang tidur, padahal polisi sheriff August (Will Patton) mengatakan kalau suaminya mati bunuh diri dengan tembakan di kepala. Realitas dan halusinasi bercampur jadi satu ketika Ashely, putri Abbey diculik dan tak pernah ditemukan.

Jangan berharap banyak dengan film semi-dokumenter berdurasi 95 menit yg satu ini. Pada sebagian alur cerita, diperlihatkan footage rekaman asli dari Dr. Abbey Tyler dengan para pasiennya, di mana Dr. Abbey menghipnotis mereka untuk mendalami apa yg dialami mereka pada waktu tidur. Tentu saja hipnotis yg dilakukan berbeda dengan yg kita lihat di tivi, semua footage diperlihatkan side by side dengan akting para aktor-aktrisnya. Sekilas gua berpikir sedang menonton paranormal activity versi alien, di mana hantunya tidak terlihat, seperti di film ini juga tidak menyajikan "penampakan" alien sama sekali. Satu hal yg menarik adalah cerita bangsa Sumeria kuno yg telah meramalkan kejadian Alkitab dalam kebudayaan mereka, entah betul atau tidak, yg jelas film ini hanya menjual dialog dan adegan thrilling dari rekaman footage yg ada. Selebihnya.... hmmm, tidak ada kesimpulan sama sekali. Apalagi rekaman video sendiri terlihat tidak jelas, terutama ketika sang pasien mengalami trauma psikologis. Well, this is not the X-files, Knowing or even Signs! It leaves no conclusion..

5.5 out of 10 stars...

12 Januari 2010

Under the mountain

@Blitzmegaplex GI, Audi 4, Jan 11 2010, 1730 hrs

Sepeninggal ibunya karena kecelakaan, dua remaja kembar, Theo dan Rachel tinggal di rumah sepupu mereka Ricky, yg terletak di pinggir danau. Di seberang rumah mereka terdapatlah rumah misterius yg dihuni keluarga Wilberforce. Secara tak sengaja, Theo bertemu dengan Mr. Jones (Sam Neill), yg bercerita kalau keluarga Wilberforce adalah sekelompok alien predator yg ingin menguasai bumi. Untuk mewujudkan keinginannya, para alien harus menunggu kebangkitan "inang" mereka, yg disebut sebagai Gargantua. Ada 7 gargantua yg bersemayam di bawah 7 gunung merapi di New Zealand. Mr. Jones adalah seorang "fire-raiser" yg mampu mengumpulkan kekuatan api, dan ia harus mencari anak kembar untuk melemparkan dua batu ke dalam salah satu kawah gunung merapi, sehingga Gargantua tidak dapat bangkit dan para alien musnah dari muka bumi...

Kualitas film produksi New Zealand yg berdurasi 90 menit ini bisa dibilang lebih cocok untuk konsumsi televisi saja, mengingat plot ceritanya yg lemah, ditambah dengan visual efek yg terlihat "jadul". Akting 2 bintang muda tidak terkenal sebagai kembar Theo dan Rachel sudah cukup baik, dan film ini terkesan hanya menjual nama Sam Neill saja yg pernah populer lewat Jurassic Park. Karakter Mr. Jones sendiri tidak jelas, bagaimana dia bisa hidup sekian ratus tahun lamanya. Well, satu-satunya poin plus film ini adalah menyajikan pemandangan indah di pulau utama New Zealand. Under the mountain, it's really under-average and under-valued for a big-screen movie!

5 out of 10 stars..

Mulan, sebuah keberanian seorang prajurit wanita

@Blitzmegaplex GI, Audi 2, Jan 11 2010, 1425 hrs

Ketika negeri Wei, diserang oleh kaum barbar Rouran, maka kerajaan pun memberlakukan wajib militer kepada keluarga prajurit. Hua Mulan (Vicky Zhao) adalah seorang wanita yg menyamar sebaghai laki-laki untuk pergi ke medan perang, menggantikan ayahnya tua dan sakit-sakitan, Hua Hu. Tanpa diketahui oleh siapa pun mengenai jati dirinya, Mulan berhasil menjadi diangkat menjadi Jendral batalyon karena berhasil mengusir kaum Rouran dalam pertempuran demi pertempuran. Namun, perasaan mulai berkecamuk bercampur dengan pengorbanan perang ketika Wentai (Chen Kun) mengetahui jati diri Mulan yg sebenarnya.

The old-brand new movie... Film berdurasi 110 menit ini memang bukan barang baru. Terakhir legenda ini pernah di"animasi"kan ke dalam layar lebar oleh Hollywood pada tahun 1998, namun versi live-action ini mempunyai karakter dan ending yg berbeda. Jadi, jangan berharap ada naga kecil Mushu yg cerewet dalam film ini. Untuk ukuran film kolosal, film ini masih di bawah standar Warlords dan Three Kingdoms, mungkin karena karakter utamanya adalah seorang wanita, maka "greget" perang di dalamnya pun "diperhalus"... Di bagian awal alur dieksekusi terlalu cepat, di mana Mulan mudah sekali bisa memimpin batalionnya dan memenangkan pertempuran. Gemuruh scoring yg biasa kita dengar di film martial-arts di film mandarin pun minus di sini. Sebetulnya semua karakter utama sudah pas, Vicky Zhao dan Chen Kun sudah pernah berduet sebelumnya dalam film Painted Skin dan Founding of A Republic kembali dipertemukan dalam film ini. Tokoh Danyu yg diperankan oleh Hu Jun, memang selalu cocok untuk peran antagonis, meski masih terlihat kurang "jahat" dan tereksplorasi. Akhir kata, sungguh terasa aneh kalau para prajurit pria tidak bisa membedakan antar suara pria dan wanita. Hmmm.... mungkin pada waktu itu, pria dan wanita tampak sama yah..... This movie is not too memorable, still below other epic movie's standard.

6 out of 10 stars

Sherlock Holmes, sang detektif mabok yg suka berantem...

@Blitzmegaplex GI, Audi 1, Jan 11 2010, 1150 hrs

Awalnya gua ga gitu tertarik nonton film ini, bukan masalah setting "jadul"nya, but Downey and Law are not my fave actors. I think Downey is too old as Sherlock. I don't like that shitty face. Lewat dialog-dialog yg ada, Guy Ritchie ingin mengubah sedikit karakter Sherlock Holmes ke dalam sosok yg lebih tengil, sok tau, tukang mabok-mabokan, namun bergantung kepada Dr. Watson (Jude Law). Gua pribadi lebih menominasikan bila Law yg menjadi Sherlock dan Ewan McGregor sebagai Watson.
Di awal film gua sedikit bingung, lhoo... koq kayak Harry Potter yah, seharusnya ini film yg ber"logika"?? kenapa jadi ada magic? ditambah lagi tokoh antagonis Lord Blackwood, looks like Voldemort. Lord Blackwood dikisahkan sebagai praktisi ilmu hitam yg terus-terusan mengurbankan gadis-gadis muda.
Untung aja, pelan-pelan pertanyaan gua mulai terjawab lewat alurnya yang "tidak terlalu cepat", dan ditutup dengan sebuah konklusi sekuel di bagian akhir.
And... at last, i think, Downey is not bad either as Sherlock anyway. Meskipun... chemistry-nya tidak terlalu "klop" dengan tokoh Adler yg diperankan oleh Rachel McAdams. Rachel bukan aktris yg pas untuk memerankan tokoh ini, she's pretty but not temptress and "british" inufff.... I'd picture Kate Beckinsale or Rachel Weisz as Adler anyway. Their "aristrocate" looks fit more properly in this "classic" movie.
Jude Law bisa mengimbangi akting Downey, dan Mark Strong sebagai Lord Blackwood juga cukup menonjol, entah kenapa tokoh antagonis di film-film seperti ini emang paling menarik perhatian. Bumbu komedi, dialog cerdas dan nyentil bercampur dengan adegan action yg tidak terlalu mendominasi, namun cukup banyak fighting scene-nya (sepertinya ini memang spesialisasi Ritchie, bad guy as main character and enjoy fighting), bisa membuat gua untuk terjaga sampai ke ending cerita.

7.5 out of 10 stars...

01 Januari 2010

Keramas bareng suster karmila yuuuu... (SPOILER mayan beratzzz!)

@Pluit Village XXI, Studio 4, Dec 31st 2009, 1715 hrs

Ehem... gua ga tau kenapa gua nonton film ini, yang jelas semua film diputar di sana udah gua lahap semua, eitsss.. ada suster keramas! Tapi emang tujuan gue sih ke bioskop ini, karena dia bioskop satu-satunya di kawasan itu yg muter ini film, hohohohohoho....

Seperti layaknya Avatar, film ini ditonton oleh penonton cowok sekitar 70%, 60% di antaranya berusia di bawah 20 tahun, hmm.. kira-kira gua termasuk ga yah?? Tapi overall penontonnya memang bervariasi, ada ABG cewek yg nonton bareng ama temen-temen cowoknya. Ada couple, ada bapak-bapak, trus ada keluarga, what?? yup, sekeluarga : bokap, nyokap, dan dua anak cowok mereka yg ABG. Hepi family.. hepi family, uhuiii.... kebersamaan keluarga seperti itu memang patut dicontoh, apalagi dalam merayakan malem tahun baru, makan bareng, dan keramas bareng...

Juga karena film ini lebih enak ditonton versi 3D-nya, dengan keindahan gambar yg ditampilkan..

Beberapa waktu lalu diadakan jumpa pers di sebuah cafe ternama ibukota yg dilanjutkan preview film tersebut, berikut adalah wawancara seorang wartawan inpotainment (WI) dengan sang suster keramas (SK) yg nama aslinya suster karmila...

WI: Sus.. ceritain donk sedikit gimana cerita dari film ini, sebelum nanti preview-nya yah..

SK: Begini... gue suster karmila yg sudah mati dan gentayangan sebagai suster keramas..

WI : koq bisa mati, sus? kasian mukanya bopeng-bopeng gitu pula, make-up donk , sus!

SK : heh lo, jgn kurang ajar deh! di sini kan gue yg diwawancara! waktu masih idup, muka gue cakep tau gaaaa...!!!! Gue mati gara-gara dikejar-kejar ama penduduk kampung krn telah hamil di luar nikah ama mister Tanaka dan membunuh kedua sodara perempuan gue. hebat ga tuh..?!!

WI : Ya olo sus... sadis amat! Trus kenapa julukannya suster keramas? kenapa kaga suster hamil atau suster penjagal aja? Siapa sih mister tanaka itu?

SK: yah... karena gue suka keramas geto luohhh, lo liat donk rambut gue yg lepek ini... rasanya ga tahan untuk keramas, ooouuuhhh... (sambil mengibaskan rambutnya yg lepek dan bau). Dan jgn panggil gua suster penjagal yeee... gua cuman ngebunuh sodara gue, trus digantung getu... Mister tanaka itu orang jepang yg pernah gue rawat sebelum akhirnya dia diusir dari kampung itu karena udah ngehamilin gue....

WI : ooooooo..... trus, emang suster kuat ngegantungin 2 sodara suster sendiri? dan suster kaga gentayangan ato gangguin siapa keq?

SK: oouuuuhhh.. emang skenarionya gitu yahhh.... begini ada 2 mahasiswa (barry dan aril) dan 1 mahasiswi (Kayla) yg dateng ke bekas villa mister tanaka untuk ngerjain tugas paper mereka.

WI : wah.. hebat amat yah anak muda jaman skrg, ngerjain paper doank sampe ke vila, gimana kalo mau ngerjain tesis atao skripsi yak? bisa ke semedi ke hutan atau goa kali yakkk..

SK : ya iyalahhh, anak gaol gitu luohh.... nah, pas di tengah jalan sebelum nyampe ke vila, mereka digangguin ama nenek-nenek yg memperingatkan mereka untuk tidak memanggil nama gue sebanyak 3x!

WI : emang siapa sih nenek-nenek itu?

SK : meneketehe, ga jelas siapa... dia pengen eksis aja...! emang cuman seleb doank yg eksis, setan juga pengen kaliiii...

WI : jadi , suster bakal muncul nih kalo dipanggil 3x?

SK : ya engga lah... tolol amat si lo..., mau dipanggil 3x keq, 10x keq, atao kaga dipanggil sama sekali, gua tetep eksis dan ngegangguin orang tauk! yah.. tapi kalo mau dipanggil dulu juga gpp sih... kayak suster panggilan geto, hihihihihiihihi....

WI : sussss, ketawa nya jgn cekikikan gitu donk, merinding tau ga... trus si cewek jepang itu ga muncul?

SK: gini, 3 mahasiswa itu bertemu dengan cewek jepang yg puti mulus itu, iiihh pengen deh punya kulit kayak michiko, pasti dia pake shin zui. Dia tuh anaknya mister tanaka, selingkuhan gue ituuuu. Dia disuruh bokapnya nyariin gue , soalnya mau dikasi warisan gitu, hihihihihihihihihi.... Akhirnya michiko diajak tinggal sementara bareng ama mereka. Baril dan Aril berjanji untuk ngebantuin michiko nyari alamat gue.

WI: lohh.. tapi suster kan udah mati?? gimana michiko nyariin suster??

SK : tau donkkk, kan ada suster lain yg masih idup, ngasi alamat tempat tinggal gue dan kedua sodara yg udah koit itu. Datanglah si michiko dan mang odong ke rumah tua itu, dan mereka digangguin ama setan-setan kakak gue.

WI: wadohh.... setannya banyak amat yak...

SK : udeh gue bilang, setan juga pengen eksisssss.. eksis.. eksis! catet tuh!

WI : trus, suster kaga ngegangguin 3 mahasiswa itu?

SK : ada dunk... emang paling asik deh ngengangguin orang, tapi cuman gangguin aja koq, soalnya suster mau bales dendam ama yg laen..

WI : siapa yg mau suster bunuh? koq 3 mahasiswa itu kaga dibunuh aja sekalian?

SK : itu tuhhhh tetangga yg tinggal di sebelah villa mister tanaka, nyebelin banget deh mereka... si roy konak dan jeng dolly yg punya website konak dot com, mereka menjual bokep impor yg di-dubbing oleh mereka sendiri

WI : wooooooo... bisnis yg cukup menjanjikan tuh....... tapi ngapain bokep di-dubbing segala?? kan dialog nya cuman oouhhhh, hihhh, huhhh, hohhh...

SK : tuh.. pinter kamuuuu... emang dua orang itu penjahat kelas teri! suka nepu dan menjebak org, sampe si Barry juga dijebak ama mereka.. Nih, gue kasi tau mereka berdua tuh juragan bokep, roy konak demen banget ngerekam jeng dolly lagi berbasah-basah ria. Dan jeng dolly ini, ga siang, ga malem , make lingerie mulu.

WI : ouhhhhhh... makin merinding aja, sus... terus.. terus.... endingnya gimana? michiko berhasil ga menemukan suster? dan si roy konak itu akhirnya ngapain?

SK : eh, elo, wartawan goublok.... itu gunanya preview film, nonton dulu sana, suster mau keramas dulu, gerah nih... ouuuhhhhhh... (mengibaskan rambutnya sekali lagi).

Setelah preview filmnya selesai, sang wartawan pun bertemu kembali dengan suster yg telah selesai pula keramas selama 85 menit.

SK : gimana fimnya, bagusss dan lucuuuu kan... apalagi suster yg seksi dan berani ini, ouuhhhh...(sambil mengibaskan rambutnya yg masih basah dan shampoo masih menempel di mana-mana sehingga wartawan itu pun kecipratan)

WI : Iya sus, lucu, geli-geli gimana gitu pas nonton, tapi perasaan itu dialognya tante dolly yg seksi dan berani deh... koq suster ngambil dialog orang sih?

SK : diam lo yee! plakkk... sekarang lo ceritain secara detil, michiko dan jeng dolly ngapain aja di film itu?? cepattt!!!

WI : lahhh.. katanya suster jadi pemeran utama di film ini, masa ga tau detilnya

SK : plakkkk.... gue kan cuman kebagian adegan yg nakut2in aja, lo kira gue muncul di semua adegan??

WI : lha, kan suster bisa ngintip pas suting.... katanya setan, gimana seeee... sakit tau ga , dikemplang dua kali...

SK : enak aja!! lo kira gue suster ngintip!! udah buruan, ceritain semua adegan bugil si michiko dan keganjenan jeng dolly

WI: waduh, koq malah suster yg nepsong yah..

gini... adegan pertama michiko lagi tidur di kamarnya, trus mang odong (yadi apa gitu namanya) , barry (rizky mocil ) dan aril ( ga tau siapa lah) masuk ke kamarnya, mereka pengen dipotret satu per satu dengan michiko yg sedang tidur itu. Terus tersingkaplah kaki michiko yg ternyata memakai underwear warna item bergaya ala Sharon Stone di basic instinct, tapi disensor , hiksss...

SK : ouuuhhhhh..... suster aja ga kebagian tuh make underwear warna item! trus trus.. apalagi??

WI : nah, trus pas 2 mahasiswa itu sedang tidur, mereka berdua mimpi...

SK: mimpi apa?

WI : aduh.. kayak ga enak deh sus.. ngomongnya... mendingan suster tadi juga ikutan nonton aja... kalau jeng dolly-nya kalo suka ngetok-ngetok pintu di siang bolong pake lingerie, dan nempel-nempel di pintu kayak orang mabok..

SK : nempel? maksudnya nempel gimana?? sialll gue juga kaga kebagian adegan make lingerie, huhhhh...

WI : gimana yah, sus.. yah nempel-nempel di kaca gituuu....

SK: akkhhh.. pusing gue, ga ngerti ama omongan lo, nempel-nempelllll, perangko kaliiii...trus-trus apa lagi..

WI : ada adegan michiko ama jeng dolly lagi.... lagi.... lagi.. uhuhhh...

SK: lagi apeee... plakk.... ngomong tuh yg jelas..

WI: aduh sus... jgn suka ngemplang donk, lagian itu adegan cuman khayalan si aril aja

SK : koq gue ga pernah di khayalin yah?? lanjuttt...

WI : trus ada adegan michiko lagi mau mandi, tapi buka bajunya pelan-pelan gituuu.... dan adegan jeng dolly lagi... lagi...... lagi... ama si barry

SK : apa seh elooo.. udah capek gue...??!!!

WI : sus... sus..

SK: apeee. ??? dasar wartawan goublok

WI : bilangin yah ama produser filmnya Pak Ody mulya hidayat, jangan lupa nge-casting saya untuk film selanjutnya, pengen kayak Rizky Mocil

SK : lhooo.. emang kenapa dengan rizky mocil??

WI : itu sus.. kayaknya dia selalu kebagian adegan yg enak-enak gitu deh... bukan di film ini aja, tapi di film-film lain yg ada dewi perssik-nya juga.

SK : akh.. perduli ape gue ama dewi perssik, gua mau mau keramas lagi dahhhh... ta..tahhh...

Akhirnya si wartawan pun pulang.. sambil berangan-angan diajak main film ama pak Ody, mungkin di film suster-suster yg lain. Btw, lokasi kampung tempat suting film suster keramas ini sepertinya mirip dengan film kawin kontrak.

Bintang-bintang kejora.......

kesimpulan : Film (yg katanya) horor-komedi ini, horornya kaga serem sama sekali (buat mereka yg udah sering nonton film horor), tapi yg jelas komedi banget.... komedi vulgar tentunya.