31 Mei 2010

Misi balas dendam ala The Losers...

@Puri XXI, studio 3, May 27th 2010, 1900 hrs

Kolonel Clay, Jensen, Rogue, Pooch, Cougar tergabung dalam sekelompok tim pasukan khusus yg dikirim ke Bolivia untuk menangkap gembong perdagangan anak-anak, Fadhil (Peter Francis James). Namun mereka dikhianati oleh Max, agen CIA yg mengutus mereka, ketika helikopter yg seharusnya menampung mereka ditembak luluh lantak. Kemudian disusunlah sebuah rencana balas dendam kepada Max yg telah menganggap mereka mati karena peristiwa itu. Tiba-tiba saja muncul cewek misterius Aisha yg menyokong dana secara penuh untuk menjalankan misi balas dendam Clay dan kawan-kawan.

Rupanya film berdurasi 95 menit ini diangkat dari komik yg diterbitkan Vertigo DC comics. Entah apa yg menyebabkan film betul-betul "loser" di tangga box office domestik Amrik. Yg jelas dari segi hiburan, film ini bisa menghibur penonton dengan jokes-jokes ringan.
Dibalut oleh tata kamera yg kadang cepat dan kadang lambat, seakan-akan penonton sedang disuguhi film seperti membaca komik. Rupanya "bisa menghibur" saja memang tidak cukup, apalagi untuk sebuah film bergenre aksi. Seharusnya adegan aksi disajikan harus dapat menampilkan sesuatu yg berbeda, spektakuler, bombastis, fantastis, kalau perlu lebai sekalian??
Ditambah aktor-aktor yg kurang terkenal, atau mungkin lebih tepat kita sebut saja : "aktor-aktris dengan fans yg sedikit". Jeffrey Dean Morgan, Robert Downey Jr. look alike with those beards... pernah tampil dalam film Watchmen, pas berperan sebagai Kolonel Clay, sang pemimpin kelompok. Kemudian ada Chris Evans yg berperan sebagai ahli komputer konyol, rupanya image ini akan tetap menempel terus dengan aktor yg satu ini meskipun perannya sebagai jagoan ataupun tentara. Zoe Zaldana sebagai Aisha, aktris yg tidak terlalu cantik ini memang sukses di film Avatar karena dia tidak perlu menampilkan wujud aslinya, hehehehe... peace ya bu....!! Aktingnya seakan ga punya nyawa di film ini.
Bahkan Jason Patric yg berperan sebagai Max yg bekerja untuk CIA, tidak terlalu jelas karakternya, seakan-akan Max bekerja sendiri membeli senjata ini-itu tanpa tujuan.
Dalam satu adegan ketika helikopter penuh berisi anak-anak dan ditembak, tidak terlihat sisa-sisa potongan tubuh manusia, aneh juga.... bisa dimaklumi kalau film ini hanya berating PG-13.

Jadi inget film the A-team, apalagi trailer-nya disuguhkan sebelum film ini dimulai.
6.5 out 10 stars...

26 Mei 2010

Shrek, forever inufffff..!

@Puri XXI, studio 1, May 25th 2010, 1920 hrs

Ketika menonton film ini, gua bisa merasakan kalau Hollywood sedang mengalami sindrom RoFI running out of fresh ideas) stadium 2 (masih rendah dan bisa diobati koq...).

Shrek yg sudah mempunyai 3 anak yg lucu dan jorok, merasa bosan dengan hidupnya yg begitu-begitu aja dan ingin menjalani kehidupan ogre yg dulu ketika dia belum bertemu dengan Fiona. (Secara disengaja) dia bertemu dengan Rumplestiskin yg menawarkan kontrak untuk menjadi ogre selama sehari dengan menukarkan sehari dalam hidupnya di masa lampau. Tanpa diketahui Shrek, Rumplestiskin mengambil hari di mana Shrek dilahirkan... sehingga dia tidak pernah bertemu dengan Fiona dan Rumplestiskin dapat menguasai kerajaan Far Far Away...

Meskipun gua hanya menonton Shrek 1 dan 2 aja, gua udah merasa bosan melihat seri ke-4 franchise ini. Di awal cerita, film ini ga jelas mau dibawa ke mana, kemudian berangsur-angsur pulih secara datarrr..... sampai satu jam kemudian pantat gua udah berasa pegel-pegel dan kaki mau stretching, mungkin karena kaki gua yg bertambah panjang kayak hidung pinokio selama menikmati kebosanan film berdurasi 90 menit ini. Gua masih inget kalau film pertama yg "parodi" banget, sampe ada adegan Fiona bergaya Neo di film matrix. Asli.... nih film ga ada lucu2nya dan sesuatu yg baru, cuman adegan mata memelas Puss in boots yg bisa buat gua nyengir (doank). Anak kecil di samping gua yg ketawa-ketiwi sementara gua cuman bisa cengar-cengir asem dan manyun lagi. Hati gue berkata : "liat aja pas lo gede nanti, pasti lo bakal ngerasain apa yg gua rasain sekarang!"

Sempet gue terhibur dengan adegan Shrek menunggangi naga bersama keluarga... well... kayaknya gua inget kalo di Alice ada naga juga, upss... Avatar juga loh... dan yg terakhir (walau belum nonton) produksi Dreamworks sendiri, how to train your dragon. Maybe someone should make a movie : How about not using a dragon in your movie?
Lupakan pula adegan-adegan yg absurd yg sering dijumpai di film animasi, namanya juga animasi...

Kalo soal lagu gua paling suka Accidentally in love dari counting crows di Shrek 2. Lagu di film ini antara ga ada yg baru ama ga lebih enak dari Accidentally in love.

Ada pesan moral yg berusaha disampaikan oleh film yang flat abis ini, walaupun ga terasa gregetnya... we never realize what we've got until they're gone...

Finally, hollywood have to stop making another fourth installment! Mari kita boikot spidey 4, pirates 4, scream 4 apa lagi....

Shrek 4 : forever enoughhh....!
Shrek 5 : never ever ending... (kalo ada aja)

5.5 out of 10 stars

14 Mei 2010

Don't fall asleep, or you're gonna die....

@Puri XXI, studio 7, May12th 2010, 1915 hrs

One another remake... Remember last year Friday the 13th? too bad it wasn't shown here. Delivers by Warner Bros pictures and the same producer too... Michael Bay. Speaking about this Transformers-guy, he had produced lots of horror-thriller-slasher (watever you call it) movie, such as Horsemen (sucks), the unborn (or should i call the so-bored?), The Hitcher, plus the re-make of Amityville Horror and dwilogy Texas Chainsaw. Btw, i like Amityville and Chainsaw of Jessica Biel version.

Opening scene... A high-school student, Dean (Kellan Lutz) falls asleep in a cafe and got killed in his dreams, in front of his girl-friend, Kris played by "looks too-old" Katie Cassidy for a 18 years old gal. Typical Hollywood style using 20 something actors to be high-school studs. Kellan, Katie and the rest of the casts did not fit in their ages.
Coz this is one of my favorite genre, i'd already expected there should be an adrenaline-pump for this part... Gosh, it was so lame!

Change to bahasa... selanjutnya pemirrrrsa... anak-anak sekolah itu mati satu per satu. Setelah Dean, kemudian Kris, Jesse (Thomas Dekker), bahkan anak-anak SMU yg tinggal di daerah lain dan tidak satu sekolah dengan mereka. Sampai yg tersisa hanyalah Quentin (Kyle Gallner) dan Nancy (Rooney Mara, younger version of Madeleine Stowe). Mereka pun menyediliki latar belakang mimpi buruk yg terus menghantui.
Film ini sama sekali tidak menyuguhkan adegan yg seram (baca: cuman ngagetin doank), dan beberapa adegan gory (baca : cuman beberapa doank).. seperti leher tergorok (sedikit disensor), dada yg tersayat dan tertusuk. Emang sih tidak ada adegan yg kesannya yg dipanjang-panjangin, mengingat durasinya "cuman" 90 menit. Tapi asli... film ini terasa flat abis! Buat gua pribadi, Freddy vs. Jason (2003) jauh lebih memompa adrenalin. Selain itu "feel"nya kaga dapet, para anak-anak SMU itu bergantian mendapatkan mimpi buruk yg entah kenapa baru muncul ketika mereka duduk di bangku SMU.

Tiba-tiba gua teringat akan film horor lokal yg pernah gua tonton. Sebut saja suster keramas yg menuntut balas kematiannya dan berusaha menampakkan diri supaya mayat dan pembunuhnya bisa ditemukan.
Meskipun gua tidak pernah menonton versi original Elm Street, sudah dapat ditebak kalau latar belakang Freddy adalah sama dengan suster keramas dan suster-suster milik Nayato lainnya. Yang membedakan adalah Freddy muncul di dalam mimpi buruk, walaupun lama-kelamaan si Freddy ini muncul tidak hanya dalam mimpi saja. Diceritakan kalau pada titik kronis, orang-orang yg kurang tidur akan bisa bermimpi juga dalam keadaan mata terbuka, okelah kalo begitu....
Gua juga keinget film Nayato yg sering dipenuhi adegan tubuh melayang-layang di atas tempat tidur kemudian dilempar ke sana kemari. Terakhir kali gua melihatnya di film Jennifer's Body (dvd), gua mengutuk adegan itu karena terjadi di film Hollywoood! Well, it happens again.... hanya dengan tata cahaya yg lebih terang, tidak remang-remang seperti filmnya Nayato.

Gua juga mengutuk film-film horror-thriller yg sok smart dan sok twisted dengan menghadirkan adegan mimpi di dalam mimpi, dan ada 1 adegan seperti itu dalam film ini. It's so absurd, man!
Belum lagi sang tokoh utama mendapatkan flash-back akan apa yg terjadi di masa lampau tentang Freddy ketika dia pingsan di kolam renang. Plisss.... is there any other smarter way to find out the past?

Hollywood is running out of fresh ideas? yeahh..... it's really an old boring brand new with rotten creativity movie. Even the "Elm Street" word does not need to be in the title!

This movie is closed by the "All i have to do is dream" song....
Dream, dream, dream
When I feel blue in the night
And I want you to hold me tight
Whenever I want you, all I have to do is dream


I would be dreaming too if i watch it at a midnite show and get a nightmare, coz the nightmare is this movie itself!

Kalaupun film ini pernah menduduki tangga nomor 1 di box office chart Amrik, itu dikarenakan penonton dipaksa menontonnya karena tidak film baru lain di minggu tersebut!

5 out of 10 stars

11 Mei 2010

Iron Man 2 (Digital version)

@Plaza Indonesia XXI, Studio 1, May 10th 2010, 1655 hrs

Tony Stark (Robert Downey Jr.) yg telah tenar dan berhasil di mata dunia (karena berhasil mendamaikan negara timur dan barat) melanjutkan keinginan almarhum sang ayah Howard Stark, dengan mengadakan STARK expo. Dibuka dengan pidato yg (menurut gue sih..) sombong abiezzz, bukan sekedar menunjukkan alter ego Tony Stark sebagai Iron Man aja, tapi juga Amerika tentunya... kapan yah kita bisa go-international dan having a pride like that?
Diminta untuk menyerahkan senjata "Iron Man"-nya, Tony harus berhadapan dengan pemerintah Amrik sendiri di pengadilan yg diwakili oleh Senator Stern (Gary Shandling) dan juga rivalnya sesama pembuat senjata Justin Hammer (Sam Rockwell).
Tidak cuman itu, Tony juga mengalami "keracunan" dalam darahnya karena unsur palladium yg dipakai untuk reaktor jantungnya. Akibatnya, Tony menunjuk Mrs. P : Pepper Potts (Gwyneth Paltrow) sebagai CEO baru untuk Stark Industries, dan Natalie Rushman (Scarlett Johansson) sebagai asistennya yg sebelumnya dipegang oleh Mrs. P.
Plus, dia harus berhadapan dengan musuh baru Ivan Vanko, diperankan dengan pas oleh Mickey Rourke yg emang cocok jadi antagonis.
Kali ini, Tony bahu-membahu bersama Mrs. P, Mr. Happy(diperankan oleh sang sutradara Jon Favreau), dan kembaran Iron Man (Letkol James Rhodes yg diperankan oleh Don Cheadle, yg begitu mudah mengambil cadangan baju besi Iron Man dari rumah Tony Stark). Mereka harus menghadapi Ivan Vanko dan Justin Hammer yg berambisius membuat senjata baru yg lebih canggih dari Iron Man. Okeh, gua pikir ga perlu nulis panjang-panjang sinopsisnya karena alurnya termasuk ringan dan mudah dicerna.

Robert Downey Jr... hmmm... what i should say more about this "oldie" actor? Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. Sejak pemunculannya di film Iron Man pertama dan Sherlock Holmes menunjukkan kalau dia emang masih eksis di dunia film setelah sekian dekade tenggelam. Gwyneth Paltrow... entah kenapa gua tetep kurang sreg dengan aktris peraih oscar yg satu ini, chemistry-nya dengan karakter Tony Stark masih kurang "dapet" meskipun mereka saling "cekcok" kaga jelas dan sempet beradegan kissing pula. Aksennya sebagai orang inggris pun kaga kerasa, meskipun udah berstatus istri vokalis Coldplay, Chris Martin.

Don Cheadle... menggantikan Terrence Howard, tetep aja kaga ngefek... tampang mungkin sedikit lebih sangar dari Howard, tapi emang dasarnya udah ga pas, yahhh... hopeless lah.

Para antagonis... seperti di kebanyakan film, akting para aktor untuk karakter antagonis itu biasanya lebih "bagus" daripada peran protagonis. Mr. Rourke dan Rockwell yg menyebalkan, okelah...

Samuel L. Jackson , upss.. gua belum menulis kalo aktor yg satu ini melanjutkan perannya sebagai Nick Fury sekaligus atasan Natasha Romanoff yg seksi... diperankan oleh tentunya.. last but not least, Mrs. Johansson yg tampil ala cat woman dan jauh.. jauh... mencuri perhatian dari Mrs. P.

Mengenai alurnya, separuh film ke belakang gua merasa seperti menonton transformers, dengan munculnya banyak robot yg bisa terbang dan saling "berantem". Mungkin penulis cerita udah bingung mau ngapain lagi, karena robotisasi adalah trend yg paling gampang dijual saat ini. Jadi, jujur aja sebetulnya tidak ada yg baru di film ini, semua robot yg muncul tidak jauh beda bentuknya dengan kostum Iron Man. Hanya cambuk Ivan Vanko yg membuat film ini sedikit berbeda, hanya sedikit...

Jangan dilewatkan pula perusahaan Oracle dan LG electronics yg menjadi sponsor iklan di film ini !

more robots, more actions, entertaining, but there is nothing new...
7.5 out of 10 stars

A stupid time-cops movie in future sets

@Season City XXI, studio 4, May10th 2010, 1425 hrs

Kalo diliat dari poster-posternya emang keren yakkk... Begini ceritanya... film dibuka dengan para polisi masa depan tahun 2080 yg berseliweran naik motor terbang seperti di film Star Wars di antara gedung pencakar langit kota metropolis ala Minority Report, dibalut dengan scoring yg mirip dengan Lord of the ring. Kidd Zhao (Andi Lau), polisi tua yg selalu tampak muda mempunyai istri yg cantik dan (beneran) muda (polisi juga) bernama millie (Fang Bing Bing) disingkat M.L.

Suatu ketika mereka ditugaskan untuk mengawal pameran harta karun dinasti Ming hasil penemuan Dr. Masterson, yg juga menemukan sumber energi panas pengganti, rupanya orang tua yg satu ini seorang scientis dan juga arkeolog, hebat yahhh.... Di tengah-tengah pameran muncullah gerombolan cyborg yg dipimpin Kalon (Fang SiuWong, Ip Man 2), dengan beberapa anggotanya yg canggih bener.... hampir semuanya mempunyai senjata berbentuk tentakel besi yg berkepala naga, termasuk Kalon sendiri yg mirip Dr. Octopus di Spiderman. Satu-satunya wanita dalam gerombolan tersebut bernama Fiona (Tang yi fei) yg berpakain kulit hitam ala cat woman lengkap dengan ekor pecut. Coba hitung udah berapa film Hollywood yg ditiru dalam 15 menit pertamanya.

Sebelum Millie tewas ketika bertempur melawan gerobolan, dia mengendarai traktor bercapit banyak ala transformer bertangan banyak. Traktor apaan tuh? Jangan tanya apaan.... Bersama Kidd, Millie membasmi satu persatu gerombolan itu, namun Fiona dan Kalon berhasil lolos. Entah apa yg diincar dari Dr. Masterson oleh gerombolan itu, yg jelas setelah itu Kidd ditugaskan untuk kembali ke masa lalu menyelamatkan Dr. Masterson di tahun 2020 yg berusia 12 tahun. Sebagai konsekuensinya Kidd harus "dirobotisasi", hanya tinggal jantung dan otaknya (memori) aja yg bersisa. Dia dibekali oleh sebuah tabung kecil yg bisa mengubahnya menjadi manusia super perpaduan iron man dan robocop. Mau lihat gambarnya? Cekidot gan....
Kidd dikirim ke masa lalu bersama anaknya, Kiki (Xu Jiao, CJ7). Langsung aja, Kidd udah langsung menjadi seorang polisi, segampang itukah? yup, gampang banget..... Barbie Hsu berperan sebagai polwan muda tertarik yang kepadanya. Kemudian juga ada sersan Masterson (Mike He) sebagai kepala polisi. Suatu ketika, Kidd berhasil meringkuk 3 perampok bank tanpa sepengetahuan orang-orang karena identitas aslinya tidak boleh terbuka, namun 2 teman sekolah Kiki berhasil merekamnya. 3 orang penjahat dan 1 polisi teman Holly pun dimasukkan ke rumah sakit jiwa karena bercerita ada superman yg berhasil meringkuk mereka. Cerita pun bergulir pada masalah Kidd adalah superman atau bukan.
Tak lama kemudian, Kalon dan Fiona pun datang dari masa depan, kenapa yah mereka bisa datang ke tahun yg sama? Jgn tanya kenapa.... Apakah orang dari tahun 2080 bisa seenak jidat berpindah-pindah ruang waktu? Beneran.. ga usah nanya deh...

Terlalu banyak adegan ga penting sebetulnya di sini, mungkin untuk memperpanjang durasi sampai 95 menit. Singkat kata, Kalon berhasil melacak keberadaan Kidd dan berusaha memporak-porandakan taman bermain ala dufan. Mulai dari halilintar, keretanya dilemparkan oleh Kalon namun berhasil berhasil ditangkap Kidd. Kemudian bianglala, diputar sekencang mungkin sampai satu persatu keretanya lepas dari lingkaran, dan berhasil juga ditangkap oleh Kidd... (ya iyalahhh). Coba kita mengingat serial ultra man, power rangers, gaban, sariban.. di mana saat awal sang penjahat tidak melawan jagoan dulu, malah sibuk mengganggu orang-orang supaya jagoannya kehabisan tenaga menyelamatkan mereka.
Karena motor bebek milik Kidd yg bisa berubah menjadi motor canggih ala batman, maka dia dan Kiki berhasil kabur dan identitas Kidd pun terbuka. Tapi tenang film tentunya tidak berakhir di sini. Alkisah sersan polisi Masterson pun menikah dengan ibu tiri teman Kiki, Holly pun berharap dia bersama dengan Kidd lebih lama. Denggg..... tiba-tiba muncullah seorang polisi masa depan yang mengingatkan Kidd dalam 2 jam dia harus meninggalkan tahun 2020. Seinget gua, Kidd ga pernah dikasi dead-line deh? Lagipula Kalon kan belom mati?? Oke rupanya, si Kalon emang tau diri, dia langsung memunculkan diri di pesta itu dan terjadilah pertempuran hebat antar Dr. Octopus dengan Iron-robo man. Siapakah yg menang? Tentu saja Kidd! Pas pada waktunya, Kidd pun pulang ke tahun 2080. Lalu siapakah sebetulnya Dr. Masterson cilik? gimana dengan Kiki? kayaknya sih ga perlu gua tulis semua di sini toh?

Last scene.... di tahun 2080, terbaringlah seorang nenek-nenek yg sedang disuapi oleh Kidd. Sang sutradara yg baru gua denger namanya Wong Jing (padahal sudah menyutradarai dan menulis ratusan film) berusaha meyakinkan penonton kalo nenek-nenek itu sudah berusia lebih dari 80 tahun dengan make-up seperti itu. Siapakah nenek-nenek itu? Cuman penonton goblok yg ga bisa nebak...

So suitable for kids, so many unexplained situations, so many imitations with some stupid scenes.. a very under so-so movie..
4 out of 10 stars

What do you choose to be : the immortal vampires or daybreakers like human?

@Season City XXI, studio 3, May10th 2010, 1245 hrs

Tahun 2019, ketika makhluk vampire menjadi penghuni minoritas di muka, sedangakn manusia hanya tinggal 5% persen saja dari total populasi. Dr. Edward Dalton (Ethan Hawke), seorang vampir hematologis yang bekerja pada sebuah perusahaan farmasi yg mengerjakan proyek pembuatan darah pengganti untuk memenuhi kebutuhan darah segar yg makin menipis, digambarkan bahkan minuman kopi yg dijual mengandung 20% persen darah segar. Charles Bromley (Sam Neill) adalah vampir pimpinan perusahaan itu dan mempunyai seorang putri yg "masih" menjadi manusia, Alison (Isabel Lucas). Dia menginginkan semua manusia termasuk putrinya sendiri menjadi vampir sehingga akan menguntungkan perusahaannya.
Suatu ketika Edward bertemu dengan Audrey (Claudia Karvan) dan Elvis (Willem Dafoe), yang mempunyai solusi bagaimana para vampir bisa berubah kembali menjadi manusia. Mereka harus sembunyi-sembunyi melakukan hal tersebut karena manusia terus diburu untuk dijadikan percobaan untuk mendapatkan darah pengganti. Bahkan Edward ditentang oleh adiknya sendiri, Frankie (Michale Dorman) yg menjadi tentara. Di lain pihak, pemerintah kota sedang menghadapi makhluk mengerikan yg merupakan transformasi vampir akibat meminum darahnya sendiri (bukan darah segar).

Sebuah film yg menggambarkan kehidupan vampir dari sisi yg lebih humanis, mempunyai pekerjaan, mengendarai mobil, naik subway, mengendarai mobil berpelindung... Bisa jadi, kelemahan film berdurasi 95 menit ini adalah tidak bercerita secara lengkap, bagaimana dengan orang-orang yg bekerja di kantor, apakah mereka mereka berjalan kaki atau naik bis..., bagaimana anak-anak vampir yg bersekolah, kegiatan olahraga, hiburan, atau hal-hal lain . Why do they only drink coffee? any other kind of drink please...? Well, just forget it anyway, film ini hanya berfokus pada tokoh Edward (not Cullen) yg mengalami "pergolakan hati" antara menjadi manusia atau vampir, dan keinginannya itu bertolak belakang dengan si boss Charles, bahkan pada saat dia menemukan cara untuk "mengembalikan" wujud vampir menjadi manusia lagi...
Penuh adegan potongan tubuh bersimbah darah didukung oleh scoring yg mengejutkan (bukan menakutkan). Satu hal yg pasti, para tentara vampir yg mencabik-cabik potongan tubuh lebih mirip zombie daripada vampir. Dari segi cast, Willem Dafoe dan Sam Neill yg lebih "out" karakternya dibanding Ethan Hawke sendiri. Akhir kata, sebuah film yg cukup ringan, penuh adegan yg mengagetkan, namun mudah tertebak ending-nya. Not too special but i like the bloody-gore package!

We have the cure, we can change you back, you are not too late....

6.5 out of 10 stars

04 Mei 2010

Ip Man 2

@Karawaci XXI, studio 3, May 3rd 2010, 1845 hrs

Okei.. sebelum gua nulis review-nya, subtitle film ini adalah yg terparah selama gua menonton film di bioskop. Sekitar SEPERTIGA dialognya, baik itu subtitle-nya tidak muncul sama sekali, keduluan muncul daripada dialognya, atau tidak diterjemahkan secara lengkap (kalo yg ini sih masih mending). Sebelumnya memang udah sering terjadi terutama pada film-film berbahasa Mandarin atau India. Entah karena penerjemahnya emang cuman ngerti bahasa Inggris, atau buru-buru dalam pengerjaannya, mengingat film ini serentak premier di Asia Tenggara, Hongkong dan Australia.

Melanjutkan seri pertama, di tahun 1950 Yip Man (Donnie Yen) yang bekerja untuk partai Koumintang melarikan ke Hongkong dari kejaran komunis Cina beserta istri dan anaknya, dibantu oleh Zhou Qing Quan (Simon Yam) karena pada waktu itu partai komunis memenangkan perang sipil. Sesampainya di Hongkong, dalam kehidupannya yg sulit dia berusaha membuka sekolah bela diri Wing Chun, sampai Wong Leung (Huang Xiaoming) datang membawa teman-temannya untuk belajar. Namun Yip Man menemui kesulitan karena dia tidak boleh sembarangan membuka sekolah. Hung Jan Nam (Sammo Hung) adalah pengusaha pasar ikan sekaligus pemilik salah satu sekolah bela diri yg dihormati oleh para pemimpin sekolah lainnya. Hung menantang Yip untuk bertarung sesama para master (pimpinan sekolah bela diri), bila masih bisa bertahan sampai dupa habis, maka Yip layak disebut master untuk membuka sekolah. Selain itu, Yip harus membayar "uang keamanan " setiap bulan kepada Hung, uang itu akan diserahkan kepada polisi Inggris yg korup. Hung mau tidak mau harus melakukannya demi kelangsungan hidup sekolah dan keluarganya.
Suatu ketika kepolisian Inggris mengadakan pertarungan terbuka dengan mengundang seluruh sekolah bela diri di Hongkong untuk melawan petinjunya, Twister. Di sinilah Twister meremehkan bela diri Cina dan menganggap kekuatan tinju lebih hebat....

Hmm... film martial-art bercampur sejarah, i like it! Yip Man lahir di tahun 1893 dan besar di masa transisi imperialisme dinasti Cina menjadi sebuah republik, yang mana Hongkong pada waktu itu sudah dikuasai Inggris (sebelum akhirnya dikembalikan ke Cina), dan akhirnya meninggal di tahun 1972 karena kanker tenggorokan (menurut sejarah dia sering menghisap opium). Di film ini memang diperlihatkan Yip merokok beberapa kali, padahal dia seorang pelatih bela diri.
Masih disutradarai oleh Wilson Yip, film berdurasi 105 menit ini memang pas banget dilakoni Donnie Yen sebagai Yip Man. Mengingat dia telah dinominasikan dalam beberapa ajang penghargaan untuk peran di film pertamanya. Sammo Hung juga tidak kalah "garangnya", meski udah tuwir dan gendut, dia menunjukkan kalau karakternya di sini jauh lebih memorable daripada pemunculannya dalam 14 blades, apalagi dia juga merangkap sebagai koreografer aksi. Yang wasted dan ga penting justru karakter Simon Yam yg seharusnya sudah mati karena ditembak waktu membantu pelarian Yip Man. Diceritakan di film ini kalau dia hilang ingatan dan gila karena peristiwa penembakan itu.
Bukan film martial arts namanya bila tidak ada fighting-scene yg memorable. I almost clapped my hands for fighting-scene between Sammo and Donnie on that table! Tidak seperti film silat jaman kerajaan dengan scoring yg bertalu-talu mengiringi hampir semua adegan perkelahian dan peperangan, film ini bisa dibilang kering. Setiap fighting-scene lebih didominasi oleh sound-effect sehingga harus ditonton di bioskop dengan sound system yg oke. Bumbu drama dan komedi masih disajikan dalam porsi yang wajar, jadi jangan berharap akan sekonyol film-film Jackie Chan.
Melihat pertarungan Yip man versus Twister, mengingatkan gua pada film martial art bersetting awal abad 20 di mana imperialisme barat mulai masuk ke daratan Cina seperti Fearless, True Legend dan Kungfu Master. Ide untuk scene ini sebetulnya agak basi, meskipun pesan moralnya untuk memperlihatkan persatuan dari bangsa yg terjajah untuk berani bangkit menghadapi penjajah yg semena-mena.

Melihat ending dari film ini, bisa jadi seri ketiganya akan menyusul, mengingat perjalanan Yip Man masih tersisa 20 tahun lagi...

Satu lagi.. gua kangen betul dengan soundtrack film jaman 90-an seperti Kungfu Master yg terasa banget spirit kungfu-nya, sedangkan soundtrack film martial-arts jaman milenium lebih didominasi oleh lagu bergaya pop hip-hop.

7 out of 10 stars...