04 Mei 2010

Ip Man 2

@Karawaci XXI, studio 3, May 3rd 2010, 1845 hrs

Okei.. sebelum gua nulis review-nya, subtitle film ini adalah yg terparah selama gua menonton film di bioskop. Sekitar SEPERTIGA dialognya, baik itu subtitle-nya tidak muncul sama sekali, keduluan muncul daripada dialognya, atau tidak diterjemahkan secara lengkap (kalo yg ini sih masih mending). Sebelumnya memang udah sering terjadi terutama pada film-film berbahasa Mandarin atau India. Entah karena penerjemahnya emang cuman ngerti bahasa Inggris, atau buru-buru dalam pengerjaannya, mengingat film ini serentak premier di Asia Tenggara, Hongkong dan Australia.

Melanjutkan seri pertama, di tahun 1950 Yip Man (Donnie Yen) yang bekerja untuk partai Koumintang melarikan ke Hongkong dari kejaran komunis Cina beserta istri dan anaknya, dibantu oleh Zhou Qing Quan (Simon Yam) karena pada waktu itu partai komunis memenangkan perang sipil. Sesampainya di Hongkong, dalam kehidupannya yg sulit dia berusaha membuka sekolah bela diri Wing Chun, sampai Wong Leung (Huang Xiaoming) datang membawa teman-temannya untuk belajar. Namun Yip Man menemui kesulitan karena dia tidak boleh sembarangan membuka sekolah. Hung Jan Nam (Sammo Hung) adalah pengusaha pasar ikan sekaligus pemilik salah satu sekolah bela diri yg dihormati oleh para pemimpin sekolah lainnya. Hung menantang Yip untuk bertarung sesama para master (pimpinan sekolah bela diri), bila masih bisa bertahan sampai dupa habis, maka Yip layak disebut master untuk membuka sekolah. Selain itu, Yip harus membayar "uang keamanan " setiap bulan kepada Hung, uang itu akan diserahkan kepada polisi Inggris yg korup. Hung mau tidak mau harus melakukannya demi kelangsungan hidup sekolah dan keluarganya.
Suatu ketika kepolisian Inggris mengadakan pertarungan terbuka dengan mengundang seluruh sekolah bela diri di Hongkong untuk melawan petinjunya, Twister. Di sinilah Twister meremehkan bela diri Cina dan menganggap kekuatan tinju lebih hebat....

Hmm... film martial-art bercampur sejarah, i like it! Yip Man lahir di tahun 1893 dan besar di masa transisi imperialisme dinasti Cina menjadi sebuah republik, yang mana Hongkong pada waktu itu sudah dikuasai Inggris (sebelum akhirnya dikembalikan ke Cina), dan akhirnya meninggal di tahun 1972 karena kanker tenggorokan (menurut sejarah dia sering menghisap opium). Di film ini memang diperlihatkan Yip merokok beberapa kali, padahal dia seorang pelatih bela diri.
Masih disutradarai oleh Wilson Yip, film berdurasi 105 menit ini memang pas banget dilakoni Donnie Yen sebagai Yip Man. Mengingat dia telah dinominasikan dalam beberapa ajang penghargaan untuk peran di film pertamanya. Sammo Hung juga tidak kalah "garangnya", meski udah tuwir dan gendut, dia menunjukkan kalau karakternya di sini jauh lebih memorable daripada pemunculannya dalam 14 blades, apalagi dia juga merangkap sebagai koreografer aksi. Yang wasted dan ga penting justru karakter Simon Yam yg seharusnya sudah mati karena ditembak waktu membantu pelarian Yip Man. Diceritakan di film ini kalau dia hilang ingatan dan gila karena peristiwa penembakan itu.
Bukan film martial arts namanya bila tidak ada fighting-scene yg memorable. I almost clapped my hands for fighting-scene between Sammo and Donnie on that table! Tidak seperti film silat jaman kerajaan dengan scoring yg bertalu-talu mengiringi hampir semua adegan perkelahian dan peperangan, film ini bisa dibilang kering. Setiap fighting-scene lebih didominasi oleh sound-effect sehingga harus ditonton di bioskop dengan sound system yg oke. Bumbu drama dan komedi masih disajikan dalam porsi yang wajar, jadi jangan berharap akan sekonyol film-film Jackie Chan.
Melihat pertarungan Yip man versus Twister, mengingatkan gua pada film martial art bersetting awal abad 20 di mana imperialisme barat mulai masuk ke daratan Cina seperti Fearless, True Legend dan Kungfu Master. Ide untuk scene ini sebetulnya agak basi, meskipun pesan moralnya untuk memperlihatkan persatuan dari bangsa yg terjajah untuk berani bangkit menghadapi penjajah yg semena-mena.

Melihat ending dari film ini, bisa jadi seri ketiganya akan menyusul, mengingat perjalanan Yip Man masih tersisa 20 tahun lagi...

Satu lagi.. gua kangen betul dengan soundtrack film jaman 90-an seperti Kungfu Master yg terasa banget spirit kungfu-nya, sedangkan soundtrack film martial-arts jaman milenium lebih didominasi oleh lagu bergaya pop hip-hop.

7 out of 10 stars...

2 komentar:

rune mengatakan...

Walah....kira2 klo skrg Subtitlenya udah bener belum ya?? Males bgt deh klo begono. Soalnya IPMAN 1 salah satu unsur kuatnya juga pada dialognya. Klo ga ngerti ya cuma bisa nikmatin kelahinya doank dunk :(

N.A.F.R.A.D. mengatakan...

kebetulan gua nonton ip man 1 di tivi, dan ga sampe abis, karena lebih boring... bisa disimpulkan dialog di film pertama lebihbanyak dr yg kedua.