27 Oktober 2009

Banlieue 13 - Ultimatum

@Puri XXI, Studio 2, Oct 25 2009, 1455 hrs

Film ini yang dibuka dengan ending dari film pertama (yup.. this is a sequel from its predecessor titled B13, not district 9 of course) dan bersetting 3 tahun setelah film pertamanya. Distrik13 (D13) adalah sebuah kawasan kumuh di Paris yg dihuni oleh golongan minoritas keturunan negro, Arab, cina, skin-head (ras arya jerman), dan latin. Kawasan itu berdiri di dalam tembok yg dijaga ketat oleh kepolisian Paris, dan di dalamnya bercokol geng senjata dan narkoba. Suatu ketika Walter Gassman, pimpinan DISS (departemen keamanan dalam negeri) disuap oleh pengusaha kontraktor Harriburton yg ingin menghancurkan dan mengubah D13 menjadi kawasan komersil. Walter pun menjalankan sebuah misi adu domba antar kepolisian Paris dengan para geng D13, untuk memaksa presiden Prancis membom D13 untuk restrukturisasi.

Film berdurasi 95 menit yg ditulis oleh Luc Besson ini memang mempunyai alur yg cepat, di mana olahraga parkour menjadi hiburan utama dari para aktor utamanya. Semua dialog di"rapat"kan sehingga tidak memberi kesempatan para penonton untuk berpikir seperti yg dilakukan Luc untuk karyanya yang lain yakni Taken, Transporter dan Taxi. Bisa jadi banyak penonton yg bingung dengan dua tokoh utama Leito dan Kapten Damien, hubungan mereka dengan D13, karena Luc memang tidak membuang waktu untuk kilas balik film pertamanya. So guys and gals, you should watch the first one if don't want to get confused!

quite entertaining with fast-pace stylish-action package without any deep-thoughts for you who need a real refreshment!
6 out of 10 stars

26 Oktober 2009

A documentary of a warrior and the wolf

@Puri XXI, Studio 1, Oct 25 2009, 1215 hrs

Seorang pengembala bernama Lu Chenkang (Joe Odagiri) yg diangkat menjadi prajurit oleh Jendral Zhang (Tou Chung-hua) ketika sang Jendral sedang berperang dengan kaum nomaden di perbatasan China pada masa itu. Pemuda Lu yg mulanya tidak mempunyai keberanian membunuh akhirnya ditempa menjadi seorang prajurit berani dan menggantikan Zhang ketika jendral itu terluka. Mereka tidak hanya berperang melawan kaum nomaden, tapi juga serigala dan musim dingin yg tidak bersahabat. Akhirnya Lu dan prajuritnya mengungsi ke sebuah desa yg dihuni oleh suku misterius Harran dan lekat dengan mitos serigala. Di sebuah rumah, Lu menemukan seorang wanita Harran yg cantik (Maggie Q) dan memaksanya untuk berhubungan badan tanpa seorang pun mengetahui keberadaan wanita itu, sampai akhirnya mereka berubah menjadi serigala sesuai dengan mitos di masyarakat Harran ; apabila seorang wanita suku Harran berhubungan dengan pria di luar suku mereka maka kutukan akan jatuh kepada mereka.

Jangan pernah tertipu oleh trailer atau bahkan berpikir kalau film ini adalah sebuah epik sejarah seperti Red Cliff dan Threee kingdom. Sesuai dengan judulnya, film ini betul-betul jujur menceritakan hubungan manusia dengan serigala, that's all. Adegan percintaan yang tanggung dan berating 13 tahun ke atas terasa hanya untuk memanjangkan durasinya. Memang diakui cinematografi film ini di atas rata-rata. Tapi kita tidak berharap menonton saluran Discovery Channel tentang mitos serigala dan musim salju bukan? Latar belakang musik yg seharusnya menjadi andalan film artistik semacam ini betul-betul minim. Visual efeknya untuk badai gurun cukup baik, meskipun ada beberapa adegan yg terlihat "tempelan". Dan di akhir film, penonton pun bergumam... so what? Bahasa ABG-nya gajebo abisss... Well... hanya dua kata yg tepat untuk film berdurasi 90 menit ini : wasted and pointless.

5 out of 10 stars

19 Oktober 2009

Not inuf basterd for this inglourious Basterds!

@Puri XXI, Studio 1, Oct 18 2009, 1505 hrs

Sebuah fairy-tale tentang keinginan sekelompok orang yg begitu benci dengan tentara Nazi Jerman dan beraksi dengan caranya masing-masing.
Ada Lt. Aldo Raine (Brad Pitt) yg memimpin sekelompok "bajingan" (is it what basterds mean, rite?) yg gemar menangkap dan menguliti kepala tentara Nazi, bersama dengan Sersan Donny Donowitz (Eli Roth) yg dijuluki The Bear Jew, sersan Hugo Stiglitz (Til Schweiger) dan 6 orang prajurit lainnya.
Shosanna Dreyfus (Melanie Laurent), seorang wanita muda keturunan Yahudi pemilik bioskop di kota Paris. Dia selamat dari pembunuhan yg dilakukan oleh tentara Nazi yg dipimpin oleh Kolonel Hans Landa (Christoph Waltz) terhadap keluarganya.
Kemudian ada Bridget von Hammersmark (Diane Kruger), aktris Jerman yg bekerja sebagai agen mata-mata Inggris, yg bekerja sama dengan Aldo and the basterds untuk "mematikan" sepak terjang Hitler.

Semua perjalanan panjang itu dirangkum dalam film berdurasi 2,5 jam yg memang terasa panjang untuk 2 jam pertama. Kedetilan dialog dan adegannya memang agak mengganggu di beberapa bagian. Tidak ada penjelasan kuat mengapa Letnan Aldo yg berasal dari Teneessee ini begitu dendam kepada Nazi, mengingat dia sendiri bukan keturunan Yahudi. Begitu pula dengan Bridget yg notabene adalah orang Jerman. Bahkan karakter jendral Inggris Ed Fenech yg diperankan oleh Mike Myers dan prajuritnya terasa kurang penting.
Menonton film ini seperti layaknya film art eropa dengan dgn gaya pop-culture, di mana begitu klasik dalam pembukaan dan tiba-tiba berubah menjadi pop di tengah-tengah karena theme song-nya.
Buat yg pernah menonton Kill Bill tentunya ingat akan lagu siulan ataupun yg diiringi gitar spanyol, juga muncul di dalam film ini.
Terus terang gua berharap film ini gory dan bloody dengan poster bergambar senjata ataupun Brad Pitt yg berdiri di atas mayat tentara Nazi, just forget it all! For this one, Kill Bill is the winner.
I'm just not that basterd into this movie! where's the basterds anyway? show me the bloody basterds! Well ... the one and only basterd is Hans Landa! Under-controlled, intimidating and full of intriques. This movie is all about him, Quentin puts so much passion in this character.
Selain itu karakter yg cukup menarik perhatian adalah Shosanna, tenang menghanyutkan dan juga mematikan. And our main actor .. Brad Pitt with his southern accent is not so glourious anymore, his glory was already buried in Benjamin Button.
Personally, yg menarik dari film ini adalah karakternya dan pernak-pernik yg menjadi ciri khas Quentin dalam filmnya. Selain itu, final scene-nya kurang "nendang", mungkin sesuai dengan judulnya this is an inglourious basterds!
Thank God i don't watch it at midnite show, thank God i slept for nine hours in the night before.

7 out 10 stars

the rain of meatballs

@Puri XXI, studio 3, Oct 18 2009, 1230 hrs


Flint Lockwood (Bill Hader), seorang anak berjiwa penemu dan tumbuh menjadi pemuda yg terus optimis dengan mimpi-mimpinya meskipun dianggap aneh oleh orang-orang sekitarnya karena tidak pernah berhasil menciptakan sesuatu yg berguna, termasuk ayahnya sendiri, Tim (James Caan).
Suatu hari ketika gubernur Shelbourne membuat acara peresmian kota tempat tinggal mereka, Swallow Falls, Flint membuat kekacauan dengan penemuannya yg bisa mengubah air menjadi makanan dengan teknologi nano. Pada saat yg bersamaan, Flint bertemu dengan seorang reporter junior Sam Sparks (Anna Faris), yg ditugaskan meliput acara peresmian itu. Namun Flint tidak tahu kalau alat pengubah makanan itu terbang ke langit , "terkatung" di antara awan-awan, dan membuat hujan burger di hari itu, sejak itulah Flint menjadi pahlawan untuk kotanya....

Well, film berdurasi 88 menit ini mengeksekusi dengan cepat setiap adegannya. Beberapa adegan memang bisa membuat kita tertawa. Wujud karakter ayah FLint yg tidak terlihat matanya karena tertutup alisnya yg tebal serta hidung yg begitu besar, bisa jadi karakter yg paling menarik di film ini. Tidak perlu dipikirkan bagaimana sebuah teknologi nano bisa membuat semua hal tersebut bisa terjadi, tapi yg jelas semua hal yg terjadi di film ini adalah mustahil. Heii.. this is an animated movie, rite?
Butt...hal yg paling menggangu adalah semprotan Flint terhadap kakinya yg ternyata tidak dapat dicopot sampai dia dewasa, hmm.. tentunya kakinya akan kecil sebelah yah?
Namun film ini berhasil mengusung misi yg jelas tentang kelaparan yg terjadi di beberapa belahan dunia di mana penduduknya kekurangan makanan, sementara di belahan dunia lain ada yg kelimpahan makanan sampai menyia-nyiakan yg ada dan dibuang begitu saja.

https://www.wfp.org
Fighting hunger worldwide....

6.5 out of 10 stars

NB:
Sedikit advise untuk orang tua yg membawa anak balitanya ke bioskop dan kemudian menangis. Plis deh, tolong dibawa keluar dulu, dan dipuasin di luar... I paid ticket not for hearing some babies cry, i thought it was part of the show.. wuff...

13 Oktober 2009

is the truth that ugly??


@Plaza Indonesia XXI, Studio 1, Oct 12 2009, 1455 hrs

Seorang wanita muda ,cantik, perfeksionis, sekaligus produser sebuah stasiun televisi di Sacaramento, Abbie (Katherine Heigl, yg juga menjadi produser film ini), harus berhadapan dengan Mike Chadway (Gerard Butler), seorang pembawa acara "The Ugly Truth" dari saluran tivi kabel dan baru bekerja di stasiunnya. Gaya Mike yang blak-blakan dalam mengurai hubungan pria dan wanita di setiap acaranya membuat Abbie merasa terintimidasi, meskipun harus tetap mempertahankannya karena menaikkan rating stasiun televisi mereka. Uniknya lagi, ternyata Mike bisa menebak kehidupan cinta Abbie yg selalu memimpikan pria idaman bahkan membantunya menggaet dokter muda yg tinggal di seberang rumah, Colin (Eric Winter). Lalu setelah Abbie berhasil mendapatkan pria idamannya, apakah dia puas? Bagaimana dengan Mike sendiri, apakah dia mendapatkan wanita yg diinginkannya? hmm.. tentunya tipikal film komedi romantis yg sudah bisa kita tebak bukan?

Okei... , this kind of movie will have the same ending. So, just even don't think about it. Personally, it's not boring at all for the first two-third... It could be an opposite version of he's just not that into you, which is more boringgg.... Opens with a cheerful song, yeahh.. i like all the sarcastic and dirty jokes , you are the man, Mike Chadway!! I learn a lot of new "anatomical terms" and relationship quotes too, da*n! I think they're trying to make an adult version of American Pie or something. Katherine and Gerard did a good job indeed, even Gerard looks more like "sport channel guy" rather than a guy who knows a lot of men-women relationship. But somehow, i think it takes too far when he suggested Abbie what to wear and how to gesture, he is not a f*king fashion advisor , heh? Upss, i have to keep my review in PG-13..
Hmm.. for the last one-third, this movie is going slowly and unfunny.... i don't really buy that romantic dinner dan dance anyway.. Some might say that their chemistry just don't click. Thank goodness, it's ended on an air-baloon when this ugly basta*rd got his champion kiss from Abbie.
So gals, just throw away your check-list about your dream-guy into the rubbish can! Men are simple, all you have to do is laugh for all the words he says, a lil' bit orgasm laugh would be nice. Don't critize too much nor acting like you are freaking out b*tch! The truth is out there, and it's ugly! wow.. i sound like Mike Chadway huh!

6.5 out of 10 stars


Never back down


@Setiabudi 21, studio 3, Oct 12 2009, 1230 hrs

Well, this "old" movie (made in 2008), tells about a rebellious teen Jake Tyler (Sean Faris), moved with mom and Charlie, his younger brother from Iowa to Orlando, Miami; where Charlie has received a tennis scholarship .... ( pretty strange huh? like the family is so desperate moving to another town because one of their son's scholarship?).
At his new school, he meets Max Cooperman (Evan Peters), an almost fat-guy who is always recording a fight-scene thru his handy-cam and uploading it to the net.
Max makes friend with a rich kid, Ryan (Cam Gigandet), well... actually he joined a kickboxing-club hosted by Ryan.
Max introduces Jake to his martial-art instructor, Jean Roqua (Djimon Hounsou) to learn some "kick-ass" moves after beaten-up by Ryan in front of their high-school mates. And this Ryan has a hot, sexy and blondie girl friend, Baja (Amber Heard), whom always be treated improperly by Ryan. From this point, i guess you already what happens next rite? Can't write it more..

Just let me wrap it up for you :
1. Full of good-looking cast : hot bikini sexy girls and six packs dudes, with average acting.
2. Loaded by pop-rock mix with east-coast rap songs
3. Lots.. lots of teen drama in 90210 style, only this is not in the west-coast. Otherwise, it's good to put a family thing there, but it's kinda boring for this 105 minutes feature and i did almost fall asleep, thank G*d, i bring my own food (yes... i mean it, from home) and ate it while there's nobody sitting besides me in one row.
4. Flat and predictable story. Our rebellion hero got the "babe", he will and must be the winner in the final fighting scene, even already get smacked all over his ribs...whoofff... and everything suddenly became so fine, including his family matters...

5.5 out of 10 stars

Badai salju yg nanggung


@Senayan City XXI, studio 1, Oct 11 2009, 1455 hrs

Film berdurasi 95 menit ini mengisahkan seorang US marshal wanita, Carrie Stetko (Kate Beckinsale) yg bertugas di pangkalan Antartika. Sebuah kasus pembunuhan pertama terjadi di tempat itu, mau tidak mau menjadi tanggung jawabnya padahal dia harus pulang bersama para pekerja lain karena pangkalan tersebut akan ditutup di mana matahari "menghilang" dari benua itu selama 6 bulan.
Tapi sialnya dia dikejutkan oleh kehadiran pembunuh berkapak es ketika sedang menyelidiki kasus tersebut. Kehadiran penyelidik dari PBB, Robert Pryce (Gabriel Macht) yg tiba-tiba muncul di tempat kejadian ditambah trauma masa lalunya, makin membuat Stetko sulit untuk mempercayai orang-orang di sekitarnya. Sementara Stetko sendiri terluka hingga mengakibatkan dua jari tangannya harus diamputasi oleh dokter tua, John Fury (Tom Skerritt).
Akhirnya Stetko harus tinggal di pangkalan, terjebak bersama Pryce, John dan seorang pilot pesawat, plus sang pembunuh yg masih berkeliaran.

Dari segi kekerasan dan kesadisan, film yg diangkat dari novel grafis ini terasa tanggung untuk rating R (Restricted). Dominic Sena sebagai sutradara yg pernah menangani Swordfish dan Gone in 60 seconds, nampaknya kedodoran di banyak bagian. Meskipun ada dua atau tiga adegan yg bisa menguras adrenalin, namun tidak terlalu menolong. Plot yg mudah tertebak siapa penjahat yg sebenarnya, bahkan ending yg sepertinya merelakan sang penjahat mati dengan cara yg pasrah, betul-betul tidak membuat penonton merasa antipati terhadap karakter ini. Entah apakah memang seperti itu tertulis dalam novelnya, tapi yg jelas penulis skrip seharusnya membuat improvisasi, karena ini adalah film thriller.
Kate Beckinsale pastinya menjadi "komoditi" utama film ini, mulai dari poster, deretan cast yg kurang terkenal (selain aktor gaek Tom Skerritt), sampai adegan shower Kate, yg tentunya diharapkan menjadi "saviour" dari film thriller ini.. ups.. i forgot this is a thriller movie huh?

well..too bad.. this should be a good thriller, 6 out of 10 stars..

07 Oktober 2009

G-force


@Senayan City XXI, studio 3, Oct 5 2009, 1800 hrs

Film berdurasi 85 menit yg diproduseri Jerry Bruckheimer ini (sekaligus merupakan film 3D pertamanya), memang cocok untuk konsumsi anak-anak, ringan dan menghibur dengan segala kelucuannya. Blaster (Steve Buscemi), Juarez(Penelope Cruz) dan Darwin (Sam Rockwell) adalah tiga marmut plus seekor tikus tanah Speckles (Nicholas Cage) yg dilatih oleh Ben untuk menjadi agen rahasia. Tugas pertama mereka adalah menyusup ke dalam kediaman Leonard Saber (Bill Nighy) untuk menemukan dokumen rahasia yg dicurigai sebagai cikal-bakal alat pemusnah masal. Apalagi tugas ini berhasil hewan-hewan itu akan diangkat menjadi agen FBI, karena FBI sendiri sudah melakukan misi tersebut selama 2 tahun namun tak kunjung berhasil. Tidak hanya itu, mereka juga harus berhadapan dengan Agen FBI Carter yg ingin menutup aksi hewan - hewan tersebut untuk selamanya.

Memang tidak perlu banyak berpikir untuk menonton film ini, alurnya mengalir cepat, efek animasi yg ditampilkan cukup bagus, dan theme song-nya oke punya...
Entertaining but for kids only... i guarantee this is safe for them!
6 out of 10 stars

06 Oktober 2009

are you sure ... he is that into you??


@Plaza Indonesia XXI, studio 4, Oct 5 2009, 1440 hrs

Hmmm.... *sigh*... okai, gua ga bakal nonton film ini kalau tidak dibintangi oleh sederetan aktor-aktris populer hollywood; gua ga bakal penasaran bila film ini tidak meraup pendapatan lebih dari 90 juta dollar secara domestik di bulan februari di amrik.
Gigi (Ginnifer Goodwin) merasa penasaran dengan Connor (Kevin Connolly), apakah sang pria tertarik dengannya setelah kencan pertama mereka. Lalu dia meminta pendapat teman sekantornya, Beth (Jennifer Aniston) dan Janine (Jennifer Connelly) mengenai hal itu. Sementara Beth sendiri merasa iri dengan adik perempuan yg segera menikah, sedangkan dirinya tidak pernah dipinang oleh Neil (Ben Affleck), pria yg telah memacarinya selama 7 tahun. Janine yg perfeksionis tidak menyadari kalau suaminya, Ben (Bradley Cooper) selingkuh dengan Anna (Scarlett Johansson). Sementara Anna sendiri bersahabat dengan Connor yg berharap kalau Anna adalah wanita yg diharapkannya untuk menjalani hidup bersama. Connor adalah seorang broker real-estate yg memasang iklannya di tabloid gay tempat Mary (Drew Barrymore, yg juga memproduseri film ini) bekerja, di mana mereka tidak pernah bertemu langsung namun hanya kontak melalui email saja. Gigi yg tidak mau menyerah datang ke bar tempat tongkrongan Connor sehabis pulang kerja. Di sana dia tidak bertemu dengan Connor, melainkan Alex (Justin Long) manager bar tersebut.

Film ini banyak berbicara tentang hubungan pria-wanita dilihat dari sudut pandang wanita yg kesemuanya itu dirangkum melalui dialog Alex dan Gigi; bagaimana wanita seringkali menarik kesimpulan yg salah tentang pria yg ditemuinya, sehingga terjebak dalam sebuah drama yg terpola. Bisa dipastikan film ini akan membosankan untuk penonton pria, sebaliknya akan menghibur penonton wanita, bahkan mungkin bisa berteriak ketika Neil melamar Beth. Buat gua pribadi, film yg "tidak begitu lucu" ini masih terselamatkan oleh lagu-lagu manis yg membalut setiap adegannya... dan tentunya para cast. Jennifer Aniston dan Ben Affleck membuat "chemistry" yg bagus di film ini, meskipun aniston tidak bisa menghilangkan karakter Rachel di serial "Friends". Akting
Ginnifer Goodwin dan Jennifer Connelly juga tidak jelek dan Scarlett Johansson mmhhh.....memang sangat pas berperan sebagai wanita penggoda.

Sedikit saran untuk para pria yg sudah memiliki pasangan... buatlah pasanganmu merasa senang dengan menemaninya menonton film ini, mungkin Anda akan gelisah dan melihat jam terus kapan film berdurasi 125 menit ini akan berakhir, tapi setidaknya bisa mencuri ide Neil untuk melamar si dia...
Untuk para wanita, kalau si dia tidak mau menemani anda menonton, sebaiknya ajak teman-teman wanita saja, dan yakinlah anda akan sangat terhibur terbawa dalam sebuah drama yg sangat anda impikan...

So gals... if he's not calling you, if he's not marrying you, if he's not sleeping with you and he's sleeping with someone's else, it means he's just not that into you... Personally, i'm not really that into this movie...

6 out of 10 stars...

How about if you are not "the real" you? it might be your surrogate


@Plaza Indonesia XXI, studio 5, Oct 5 2009, 1245 hrs

Da*n! this is supposed to be a good movie! If....(i'll continue later, there is a spoiler warning below)
Taking place in present day, when human's live is replaced by surrogates (robot) which could be controlled from home. Just lying in bed and equipped with high-tec gadgets, you could make the robots do everything you want : your daily job, exercise, driving, even kissing, .... but i wonder if they have sex too??! Suprisingly, we can choose what kind of robot we want, even a guy could choose a female form. The surrogates robot are claimed to be more safe, the "operator" (human) will be freed from any physical destruction, even the robot got damaged, those thing will not give any effects to the operator.
The surrogates are sold legally like a cellphone at the store, the only thing we do is plug and activate, and bammm.... it's talking , walking (not wanking), of course it should be re-charged after a while, and we could re-charge our robot on the streets, yeahhhh VSI (the manufacture company) provides those.

Mean while, a bunch of "real" human called as "the dread" , led by the PROPHET (Ving Rhames) build their own community and against the surrogates for mankind.
Until one day, the surrogates of Dr. Canter's son was destroyed by Mr. Strickland with a suspicious weapon , and the operator was also found dead! Dr. Canter (James Cromwell) was the inventor of surrogates before he was kicked out from VSI. Stone (Boris Kodjoe), FBI head assigned this case to Agent Greer (Bruce Willis) and Peters (Radha Mitchell ) ... In other side, Greer feels this is going wrong since he has his own "husband and wife issue" with his wife (Rosamund Pike) who addicted using the surrogates and denied her humanity.

Well... nice idea huh?! If only .. didn't come up in my mind how the surrogates could jump from one truck onto others, rolling everywhere, even climbing the walls, well... i know the robots are strong and uncrashable, but are they designed that powerful?
If the operators could not feel what their robots feel, then why some robots made a little party by electrifying them self, like they are human who's getting drugs or something, helowww.....
Not mention to robots who kissed each other .. are they robot made of steel or what?? oww.. yeahh baby....

#HEAVY SPOILER ALERT# --> just skip this one
How could Dr. Canter using the different surrogates at the same time (of course the "Prophet" didn't sleep all the time right)?? It's very funny there is no one from "the dread" realise a surrogate is already among them, while every human has to pass a "security check" to detect their "humanity".
How the FBI could not detect the existence of a surrogate inside "the dread" community while they have a sophisticated computer things to watch out all surrogates' movement?
Waoooo... the script writer should have prepared their "humanity" of logic in adapting this movie from a graphic novel.
#END OF SPOILER#

The action scenes are not bad at all but don't expect too much , Jonathan Mostow (the director) is not Michael Bay. I have to admit the make-up artist did a good job indeed, this 90 minutes feature succeed in delivering its "humanity" mission thru greer and his wife character, that feeling of pain, getting older, and dying are parts of humanity, even we're using the surrogates, but at the end those things will come to us, no doubt.
Live what you like, be what you want...

I (quite) like it!
6.5 out 10 stars