31 Desember 2009

Treasure Hunter

@Season City XXI, studio 3, Dec 31st 2009, 1440 hrs

Dikisahkan di gurun Siberia terdapat sebuah kota hilang dengan harta karun yg terpendam di dalamnya. Qiaou fei (Jay Chou) dan Lan Ting (Lin Chiling) adalah dua teman lama yg terlibat dalam ekspedisi tersebut berdasarkan peta warisan ayah Ting. Sang ayah sendiri tewas ketika rumah mereka disantroni sebuah sindikat pemburu harta karun yg menginginkan petanya, namun ternyata peta telah diserahkan ke asisten sang ayah, yakni Qiaou fei. Mereka tidak sendirian, ada seorang arkeolog tua dan rekannya yg cerewet (Eric Tsang) menemaninya. Perjalanan mereka mendapat halangan dari rajawali gurun dan legiun badai pasir, yg bertindak sebagai penjaga harta karun tersebut.

Jangan pernah berpikir kalau kita akan menonton film sekelas The Mummy, National Treasure, apalagi Indiana Jones. Dari segi cerita film ini betul-betul gagal total untuk dimasukkan sebagai film bertema perburuan harta karun. Tidak ada nalar dan pemecahan yg pintar seperti film-film Hollywood di atas. Rintangan yg ditemui oleh karakter utama hanyalah perkelahian dengan sesama pemburu harta karun dan penjaganya. Di lain pihak, mereka dapat dengan mudah menemukan dan keluar dari lokasi harta karun tanpa banyak kesulitan. Jadi bisa dibilang, "fighting scene" di film inilah yg menjadi daya tariknya.
Jay Chou memang pas berperan sebagai pemuda urakan, namun tidak terasa chemistry-nya disandingkan dengan Lin Chiling yg pernah bermain di film Red Cliff sebagai istri Tony Leung. Aktor tambun, Eric Tsang yg baru saja tampil di film Bodyguard and Assassins memang selalu cocok dengan karakter yg menyebalkan.
Karakter lain juga terasa hanya sebagai tempelan yg datang dan pergi begitu saja.
Untung saja, film ini terselamatkan oleh koreografi dan scoring, dibalut oleh oleh cinematografi apik seperti film silat mandarin kebanyakan. Sebagai contoh, terlihat seorang anak kecil yg bermain gitar untuk mengiringi adegan perkelahian tokoh utamanya.

Untung aja tiketnya cuman ceban, jadi ga nyesel-nyesel amat nonton film ini!

5.5 out of 10 stars..

When law means a deal with the criminals...

@Blitzmegaplex GI, audi 11, Dec 28th 2009, 1700 hrs

Clyde Shelton (Gerard Butler) adalah seorang ayah dan suami yg keluarganya dibunuh oleh dua orang perampok. 10 tahun kemudian salah satu pembunuhnya dihukum mati, sedangkan satunya lagi bebas dikarenakan bersaksi untuk memberatkan temannya sendiri. Kesaksian tersebut bukannya tanpa disengaja, karena jaksa wilayah Nick Rice (Jamie Foxx) yg melakukan "pertukaran" tersebut dengan alasan daripada kedua orang penjahat itu lepas begitu saja sehingga langkah itu pun diambil. Clyde yg tidak puas dengan sistem hukum tersebut pun membalas dendam....

Well... sebuah film hukum dan kriminal yg menarik untuk diikuti, dan berbicara banyak tentang betapa pentingnya dari konsekuensi dari setiap tindakan yg kita ambil. Akting Foxx dan Butler sangat mendukung karakter mereka. Di satu sisi penonton diajak untuk bersimpati pada tokoh Clyde yg "desperate", tapi di sisi lain apa yg dilakukan Clyde terasa sangat berlebihan sehingga ia harus membunuh orang-orang yg bahkan tidak ada kaitannya langsung dengan kasus pembunuhan yg dialaminya. Koq bisa-bisanya dia melakukan semua hal tersebut. Agak lebai sih, tapi overall gua puas dengan film ini. Alurnya membawa penonton untuk ingin tau, apa sih yg bisa dilakukan Clyde selanjutnya. Tapi bukannya film ini tanpa plot-hole, karena ada karakter yg dimunculkan sebagai "pembantu" Clyde untuk melakukan aksi balas dendamnya, lalu karakter itu hilang begitu saja tanpa ada hubungannya.
Mungkin sedikit kritikan untuk make-up Butler dan Jamie yg tidak bertambah tua setelah 10 tahun berselang, patut dipertanyakan...

7 out of 10 stars

Bodyguards and assassins

@Season City XXI, studio 3, Dec 27th 2009, 1645 hrs

Film yg belatar belakang pergolakan politik di daratan Cina pada awal abad ke-20, di mana Dr.Sun yat-sen adalah tokoh revolusi yg berusaha mengibarkan bendera demokrasi untuk mengakhiri kekuasaan dinasti Qing, yg merupakan dinasti terakhir di Cina. Berakhirnya kekuasaan dinasti ini sudah pernah difilmkan dalam film the Last Emperor, di mana pada saat itu imperialisme barat mulai menggerogoti Cina, sehingga banyak pemuda yg mengenyam pendidikan ala barat yg mengutamakan demokratisasi dalam pemerintahan.
Di akhir 1905, Dr.Sun ingin mengadakan pertemuan untuk menyusun sebuah revolusi di mainland China. Kedatangannya dari Hongkong telah tercium kekaisaran dianasti Qing yg segera mengutus para prajuritnya untuk membunuh Dr. Sun. Kerabat dan pendukung Dr. Sun tidak mau kalah dengan menyusun rencana penyelamatan, mulai dari sebuah konglomerat pemilik surat kabar, pemain opera sampai penarik becak dan pengemis.

Dari jajaran cast, tak ayal lagi, sebuah kolaborasi aktor-aktor kelas atas Hongkong yg sudah lama tidak muncul di layar kaca seperti Jacky Cheung dan Leon Lai. Sebagai pemimpin prajurit pembunuh Dr. Sun adalah Jun Hu, yg pernah berperan sebagai Jendral Zhao Yun di film Red Cliff. Sekilas film ini mirip dengan Ip Man, yg juga diperankan oleh Donnie Yen dan Simon Yam. Koreografi, cinematografi dan scoring merupakan kekuatan utama film plus perfoma akting yg bagus dari para pemerannya. Buat gua, film berlatar belakang sejarah dan politik selalu menarik untuk diikuti. Tapi sayang beribu sayang, satu jam pertama film ini agak membosankan, alurnya tidak dapat membawa penonton untuk ingin tahu apa yg akan terjadi selanjutnya. Bisa jadi, ada penonton yg walk-out karena cerita yg membosankan, apalagi bila tidak mengerti latar belakang sejarah film ini. Sepertinya sang pembuat film lebih berfokus pada fighting-scene saja, padahal cerita yg bertumpu pada pengecohan Dr. Sun palsu terhadap prajurit dinasti Qing, seharusnya dapat dibuat lebih menarik dan "intriguing" lagi...

7 out of 10 stars

Chipmunks go to school with the chipettes

@Season City XXI, studio 2, Dec 27th 2009, 1405 hrs

Dalam The Squekquelnya, The Chipmunks harus diasuh oleh Tobi (Zachary Levi), karena kelakuan Alvin di konser yg menyebabkan Dave (Jason Lee) mengalami kecelakaan dan harus dirawat di rumah sakit. Oleh Dave, tiga chipmunks yg sudah populer ini disekolahkan di sebuah high school, di mana mereka ditugaskan oleh Sang kepala sekolah, Dr. Rubin (Wendie Malick) yg ngefans berat, untuk mengikuti konters musik demi mendapatkan beasiswa 25rb dollar untuk menyelamatkan departemen musik sekolah mereka. Ian (David Cross), musuh bebuyutan mereka ternyata sudah mendapatkan kelompok chipmunks baru untuk diorbitkan, namanya The Chipettes terdiri dari Brittany, Eleanor and Jeanette. Chipmunks dan Chipettes bersaing untuk mengikuti kontes tersebut. Apakah ini berarti kepopuleran the chipmunks akan digantikan oleh the Chipettes? Dan Dave harus menjadi musisi luntang lantung lagi seperti di film pertamanya?

Seperti yg sudah menjadi formula film sekuel, selalu ada tambahan karakter baru, namun dengan alur cerita yg sama pula. Posisi Dave yg digantikan oleh Toby, tokoh Ian yang kembali berusaha untuk balas dendam, dan tentunya the Chipettes. Tidak perlu mikir susah-susah menonton film ini, cukup tertawa lepas dan melupakan semua logika yg ada. Lagu-lagu yg diaransemen ulang dinyanyikan oleh chipmunks dan chipettes berhasil menghidupkan suasana riang gembira di dalam film yg tentunya happy-ending ini. Everyone should be happy in the ending, rite? except the bad guy always lose...
New characters with the same old brand new story line, predictable plot, but it's very light and entertaining!

7 out of 10 stars.


18 Desember 2009

AVATAR (2D)

@New Karawaci XXI, Studio 1, Dec 17th 2009, 1800 hrs

The greatest visualization of cinema history!!
Mungkin terdengar agak berlebihan, tapi buat gue, it works!
beberapa bulan lalu ketika gua liat trailer-nya di bioskop, terus terang aja gua ga terlalu bersemangat nonton film ini. Yg ada dalam pikiran gua adalah "film kayak gini udah terlalu banyak, animasi lagi, animasi lagi, kayak nonton video game. Palingan juga menang di gambar, dan ceritanya ancur!"
Sejak itu, gua memang tidak menaruh harapan apa pun. Terus terang aja, gua lebih bersemangat nonton 2012, suwerrr dah!

Boom... ternyata, it's beyond my expectation (yeahh.. i know i don't have it). Gua ga pernah mengira James Cameron bisa membuat film dengan CGI effects yg bagus banget, berpadu dengan makhluk-makhluk fantasi di planet Pandora. Inuff said about it, i guess!

Mulanya gua sempet bingung apa sih arti Avatar itu? Apakah anime Avatar dengan si A-ang yg botak itu? Nope... ternyata Avatar adalah wujud diri. Itu loh... kalau kita chatting kita bisa membuat profile kartun yg disebut avatar...
Di sini Avatar adalah makhluk kreasi sekelompok ilmuwan yg merupakan penggabungan DNA manusia dan makhluk pribumi planet pandora Na'vi, salah satu ilmuwan itu adalah Dr. Grace Augustine (Sigourney Weaver). Dengan Avatarnya, Dr. Grace telah berbaur dengan kaum Na'vi dengan mengajar bahasa inggris, dan sebaliknya ia pun mengerti bahasa Na'vi.

Tujuan dibuatnya Avatar adalah supaya manusia (dalam hal ini para prajurit) yg dipimpin Kolonel Miles, bisa berbaur lewat hubungan diplomasi dengan kaum Na'vi dan pada akhirnya dapat "menggusur" mereka dari tempat tinggalnya, di mana Planet Pandora dideteksi memiliki kandungan unobtanium yg tinggi.

Adalah prajurit Jack Sully (Sam Worthington) yg "menggantikan" kakaknya Tom, untuk "melebur" menjadi Avatar, makhluk biru raksasa yg mirip dengan kaum Na'vi. Dia ditugaskan untuk menjalin hubungan diplomasi itu, di mana pada akhirnya dia jatuh cinta dengan Neytiri (Zoe Zaldana) seorang pejuang wanita kaum Na'vi dari suku Omaticaya. Hasrat pribadi dan kewajibannya sebagai seorang prajurit pun berbenturan...

Dari segi cerita, mungkin buat penonton cilik, bakal ga terlalu ngerti dengan inti cerita, mereka akan lebih sibuk melihat keindahan "alam fantasi" Pandora.
Buat penonton dewasa, pesan moral yg ingin disampaikan terbilang berhasil di mana keserakahan manusia untuk mengambil sumber daya alam, tanpa memperdulikan dampak atau makhluk lain tempat sumber itu berada.

Ada hal yg patut dipertanyakan, bagaimana Jake Sully begitu dengan mudah diterima oleh suku Omaticaya dan diterima oleh kaum Na'vi secara keseluruhan, hanya karena dia bisa menungganggi burung purba Toruk yg ditakuti oleh suku tersebut, padahal Jake Sully bukanlah Avatar yg pertama.
Begitu pula banyak Avatar yg "diproduksi", tapi hanya Jake, Grace dan Norm (teman ilmuwan Grace) yg terlihat berbaur dengan kaum Na'vi. Ke manakah avatar yg lain?? Hmm...

Lepas dari itu semua, gua merasa puas dengan apa yg ditangkap melalui pupil..
Sayang, musiknya masih kurang greget, seharusnya James Horner harus memberikan lebih banyak sentuhan irama "primitif" ke dalam film ini, sehingga tampak terkihat lebih megah.
Soundtrack utama yg dinyanyikan oleh Leona Lewis berjudul I see you, juga tidak terlalu menarik.

8.5 out of 10 stars



Sang Pemimpi

@Lippo Karawaci 21, studio 1, Dec 17th 2009, 1410 hrs

Film lokal terbaik tahun ini. Riri dan Mira berhasil mempersonifikasikan karakter utamanya Ical dan Arai sesuai dengan judul filmnya, Sang Pemimpi.
Berdurasi 125 menit, melanjutkan tokoh utama laskar pelangi, Ical yg telah beranjak remaja (diperankan oleh Vikri Setiawan) dan duduk di bangku SMA Manggar di tahun 1985, sampai dia "terdampar" di kota bogor. Di masa SMA-nya Ical berteman dengan Jimbron (Azwir Fitrianto) yg bertubuh besar dan gagap, dan Arai (Akhmad Syaifullah) sepupu jauhnya yg telah ditinggal mati kedua orang tuanya.

Akting Akhmad bergaya playboy melayu kelas ikan teri dan Azwir yg agak bodoh terlihat natural meskipun gua merasa Vikri masih terlihat kaku, terutama adegan ketika dia menangis memeluk sang bapak di jembatan masih terasa kurang poll.
Didukung pula oleh Mathias Muchus dan Rieke Diah Pitaloka sebagai orang tua Ical, yang hanya mendapatkan "sedikit" porsi dialog, akibatnya (mungkin) penonton akan tertawa pada akting mereka menjelang ending cerita.
Landung Simatupang sebagai Pak Mustar sang kepala sekolah dan Nugie sebagai pak guru balia, mau tidak mau mengingatkan kita pada Ikranegara dan Teuku Rifnu dengan karakter yg tipikal sama di Laskar Pelangi.

Penonton dibawa menjelajahi mimpi sang tokoh utama melalui epilog Lukman Sardi (sebagai Ical dewasa) dan beberapa adegan tanpa dialog, yg buat sebagian penonton akan merasa ngantuk, apalagi para penonton cilik.
Tapi buat gua, justru momen "bisu" yg dihadirkan punya "feel" yg kena banget untuk mengajak penonton menyelami perasaan para tokohnya.

Aransemen musik yg dikerjakan oleh Wong Aksan bersama istrinya titi Sjuman (yg baru saja dinobatkan sebagai aktris terbaik FFI 2009) masih banyak bermain dengan irama musik melayu untuk mendukung setting film ini, sangat kental tercermin pada tokoh Bang Zaitun, seorang penyanyi melayu lokal yg menjadi sumber inspirasi Arai remaja untuk mendekati "love interest"nya, Zakiah.
Cuman lagu soundtrack "Sang Pemimpi" yg dikumandangkan masih kurang grenggg dibandingkan Laskar Pelangi-nya Nidji.

Film ini memang tidak seceria laskar pelangi yg diwarnai oleh tingkah polos anak-anak SD, namun semangat idealisme anak muda dan perenungan lebih dalam ketika kedewasaan ada di depan mata, mengajak para penonton muda (terutama) supaya untuk terus bermimpi demi mencapai kehidupan yg lebih baik. Karena memang, merekalah.. sang pemimpi.... Oke, boiii??

Jangan lupa nantikan akting perdana Nazril Ilham di film ini sebagai Arai dewasa, memang masih sedikit dialog yg dibebankan padanya, well.. i think it's a good start to change profession.

7.5 out of 10 stars

The Bride's waterfall, a masterpiece...of 2-pieces bikini

@Lippo Karawaci 21, studio 4, Dec 17th 2009, 1215 hrs

Sebuah karya "masterpiece" dari Rizal Mantovani (sambil garuk-garuk kepala..). Yeahh.. filmnya dia selalu pake acara opening scene, tapi gua bingung opening scene apa ini....... jelangkung bukan, trus apa donk?? shaking camera dan bikin mata sakit.
Langsung beralih ke video klip pertama (tentunya ada lagunya)... Pukul 8 pagi, seorang wanita yg baru bangun tidur dalam lingerie-nya dan "menggeliat", oww... rupanya tokoh utama kita, Tiara (Tante T). Pelan-pelan dia streching dan memakai kemeja putih lengan panjang, jrenggg... tiba-tiba teringat masa lalunya ketika dia mengalami kecelakaan mobil dan menyebabkan dia trauma akan kegelapan. Tiba-tiba Lilo masuk (cowoknya neh... Kieran Sidhu), memeluk dari belakang kemudian bercanda-canda, ternyata udah jam 8.57. Rupanya waktu berjalan cepat di rumah Tante Tiara, 4 menit = 57 menit.

Video klip kedua, ada sekelompok anak muda yg sedang bersiap-siap mau liburan. Ikang(Marcel Chandrawinata), Aimee (Tyas Mirasih), Mandy, Dinar, Stacy dan Bram. Pesan sponsor pun bermunculan di sini bagai sebuah permainan : "Ada berapa banyak tulisan CLAS movie muncul di film ini?"; di poster film texas chainsaw Massacre, mug, jendela belakang mobil, au ah banyak...

Video klip ketiga, Tante T dan Lilo beserta "anak-anak asuh"nya itu tiba-tiba di kepulauan Sunda Kelapa, tepatnya Pulau pengantin. Tante T dan cewek-cewek itu langsung berubah kulit menjadi bikini 2 pieces dan berpose bak model majalah popular dan FHM yg judulnya behind the photo shoot : sun bathing and crawling on the beach.

Setelah 15 menit dengan 3 video klip itu, akhirnya sampe juga ke inti film yg sebenarnya. Rupanya ada seorg dukun bertopeng petruk (atau semar yah??) yg mengintai mereka dari balik dedaunan, bernama Jerangkong mancong yg artinya.. au ah gelap, sumpe gua ga tau!
Mulailah sang dukun membunuh mereka satu persatu untuk meminum darah mereka supaya menjadi kebal...sadis yaaaaa.... eitss, sadis??
Wait wait wait... ini adalah film 13 tahun ke atas, rupanya Rizal ga mau kalau film adegan pembunuhan di filmnya akan disensor. Dibuatlah shaking camera untuk menangkap semua adegan itu dan membingungkan penonton, apakah itu beneran ditusuk? benaran dipotong? Bagian mana sih? Koq ekspresi aktrisnya kayak orang dicubit?? Sakit ya mbak..? kupingnya dijewer?

Hehhh hoohhh hooohhh, capek gua nulis panjang-panjang, singkat cerita Rizal memang tidak bisa menghilangkan gaya penyutradaraan video klip untuk film yg berdurasi hampir 85 menit ini, meskipun 75 menit adalah waktu yg paling ideal. Adegan slasher-nya memang terasa amat sangat tanggung, not gory, not bloody, not thrilling, a bunch of stupid kids are chased by jobless masked-voodoo master.
Gua akui ada beberapa adegan kejutan yg lebih dikarenakan sound system bioskop yg cempreng tempat gua menonton. Tapi buat penonton yg sudah sering menonton film S2C2 (slash, stab, cut, chop), menonton film seperti apa yah.... yg udah biasa naik mobil sedan bermesin V8, trus disuruh naik city car 980 cc, gimana tuh rasanya?? Tapi tetap menghibur dari segi... you know, Rizal tidak mau ketinggalan oleh "hype" tipikal film horor lokal masa kini, yg menjual eheem.... seperti yg pernah anda tonton di film hantu jembatan semanggi ataupun paku kuntilanak.

5 out of 1o stars...

The new karawaci 21

Okeii, ini adalah bioskop teraneh yg pernah ada...
Terbagi dua bagian...
Sebelah kiri, studio 1 sampe 4 adalah studio baru yg lebih kecil (pecahan dari 3 studio lama yg besar) dan bernuansa XXI dengan loket sendiri. Tiketnya (warna kuning standar XXI) ditulis "NEW KARAWACI". Pengalaman gua nonton di studio 1 utk film Avatar, nice.... just like Plaza indonesia XXI dan senci XXI, for 15 thousands rupiah.. it's worthed!
Sebelah kanan, studio 1 sampe 4 yg (kabarnya) akan direnovasi tahun depan... sementara ini masih diputar untuk film-film lokal. Loket sendiri dengan gambar tempat duduk yg masih menggunakan kode "0" untuk empty seat dan "+" utk yg occupied. Tiketnya bertuliskan "LIPPO 21". Studio 1 (masih) berlisensi THX dgn t4 duduk yg sedikit lebih sempit dari XXi yg ada skrg... studio 2 - 4 sound-nya masih ancur.
Pengalaman air terjun pengantin di studio 4, cemprenggggg dan mendengung menyakitkan telinga.. tunggu aja deh tahun depan.

16 Desember 2009

Planet "glipforg" 51

@Senayan City XXI, studio 4, Dec 13 2009, 1515 hrs

Film berdurasi 90 menit ini terkesan biasa banget, meskipun ada sedikit bagian yg bisa membuat penonton tertawa dengan beberapa parodi yg diambil dari film E.T., war of the world, dan film-film bertema alien/UFO lainnya.

Bersetting di planet saturnus?? Seorang astronot US, Charles (Dwayne Johnson) yg mendarat di planet itu, tepatnya di kota Glipforg yg penduduknya berwarna hijau dan mempunyai antenanya di kepalanya (sekilas mirip sekali dengan Shrek). Charles dicurigai sebagai alien yg akan menginvasi Glipforg, sehingga ia diburu oleh para tentara di bawah pimpinan Jendral Grawl (Gary Oldman). Ditambah lagi seluruh penduduk kota yg lebih mempercayai kalau alien adalah makhluk yg jahat dan gemar memakan isi otak mereka karena pengaruh film Humaniacs yg sangat digandrungi. Untung saja, ia dibantu oleh Lem (Justin Long) yg memberinya tempat perlindungan.

Ide cerita film ini cukup unik, membalikkan persepsi di mana manusia (sang astronot) justru dianggap sebagai alien di mata penduduk "alien" kota glipforg (memang alien sendiri sebetulnya berarti makhluk asing). Tapi sayang cuman itu saja, betul-betul tidak ada yg istimewa, film ini layaknya membawa film-film yg sudah ada ke dalam bentuk animasi. Beberapa adegan mengundang pertanyaan, mengapa ada sekelompok anak muda yg begitu pro-alien dan apakah hanya karena sebuah film seluruh penduduk kota sangat parno terhadap alien, sehingga yg mereka bicarakan cuman alien dan tata surya. Tidak ada lagu yg asik, sedikit kelucuan, bahkan tidak ada pesan moral yg berhasil disampaikan kepada penonton cilik. Tidak heran bila film produksi ILION animation studios ini gagal dalam peredarannya secara domestik di Amrik. Rupanya penonton sudah bosan dengan film bertemakan alien ataupun kedatangan makhluk asing.

5.5 out of 10 stars

# dapet cd game on-line nya lho#

Zombieland Survival Rules

@Senayan City XXI, studio 1, Dec 13 2009, 1215 hrs

Columbus (Jesse Einsberg), seorang anak muda yg lari dari asrama kampusnya dan berusaha bertahan dari "gangguan" zombie menuju kampung halamannya. Di tengah jalan, dia bertemu Tallahassee (Woody Harrelson), si maniak pembunuh zombie . Tidak hanya itu, mereka juga bertemu dengan cewek penipu, Wichita (Emma Stone) beserta adiknya yg masih berusia 12 thn, Little Rock (Abigail Breslin). Film ini memang bukan sci-fi yg bercerita detail bagaimana penyakit sapi gila, bisa membuat manusia bisa gila, dan merubahnya menjadi zombie. Jadi, telan bulet-bulet aja, dalam sekejab seantero Amerika sudah berubah menjadi zombieland.

More zombies.. and zombiess.... Kalau sineas lokal ketagihan pocong dan kuntilanak, begitu pula sineas hollywood terus-terusan membuat film zombie, sampe-sampe sineas Thailand pun punya segmen khusus zombie dalam Phobia 2.

50 menit pertama film ini memang cukup mengasyikkan, gua sempet berpikir jangan2 ini filmnya Quentin pula... ooo ternyata bukan....nama sutradaranya sama sekali belum pernah gua dengar. Banyak adegan yg menggelitik, salah satunya tokoh Columbus yg mempunyai 32 aturan supaya bisa bertahan hidup dari serangan zombie, dan tingkah Tallahassee yg brutal membunuh zombie, yupp... this is a horror-comedy movie. Mau tidak mau mengingatkan gua pada film DEAD SNOW. Tapi yg jelas film ini masih kalah gory dengan film produksi Norwegia itu.

Tapi.... 35 menit terakhir dari total durasi 85 menit film ini, excitement-nya langsung menurun, beberapa adegan terasa ga penting banget cuman untuk memperpanjang durasi. Adegan di rumah salah aktor hollywood kondang di mana sang aktor menjadi cameo, what a unfunny, stupid and predictable scene! Begitu pula dengan adegan ketika keempat tokoh kita menghancurkan toko suvenir indian, such a wasted! Tidak ada adegan yg orisinil dan memorable di film ini. Bahkan tidak ada klimaks pada endingnya. Perjuangan membasmi zombie di Pacific Playland kurang total dan fantaastis. Too bad.....

Seharusnya film ini bisa lebih banyak mengelaborasi para tokoh utamanya di bagian awal, misalnya bagaimana Columbus bisa bertahan melawan zombie di asramanya (cuman ada 1 scene), atau bagaimana tokoh Tallahassee bisa begitu membenci zombie, dan asal usul kakak-beradik Wichita-Little Rock.

Jangan-jangan sang produser akan menyiapkan prekuel dari film ini? Hmm.... rupanya Zombieland 2 sudah siap diproduksi! Kita tunggu saja 2 tahun lagi!

So light, just for fun and not memorable..

Sedikit bocoran 4 aturan pertama dari Columbus supaya kita bisa survive di Zombieland :
#1 CARDIO, harus stay slim and fit, supaya kuat lari-lari ketika dikejar zombies
#2 DOUBLE TAP, tembak dua kali ke zombie, yg terkahir hrs diarahkan ke kepalanya, pastikan benar-benar mati!
#3 BEWARE OF BATHROOM, cek dulu toilet apakah ada zombie-nya ketika mau buang air, jgn sampai anda dimakan hidup-hidup ketika sedang enak buang air
#4 WEAR SEATBELTS, pastikan memakai seatbelt ketika naik mobil dan ada zombie di dalam dan atas mobil kita

6.5 out of 10 stars..

14 Desember 2009

Paranormal boring activity

nonton pada tanggal 11 desember 2009 (DVD version)

Okei, this is the most over-rated movie of the year! No doubt...

Jadi gini... ada sepasang cowo-cewe yg kumpul kebo ga jelas, meminta "advice" dari seorang paranormal tua dokter apa gitu namanya, lupa deh gue, ga penting juga perannya di sini. Rupanya Katie (nama si cewe) merasa suka digangguin oleh setan iseng, sodaranya setan budeg. Si paranormal itu mengakui memang ada energi negatif di rumah tersebut, dan menyarankan supaya kedua muda-mudi jangan "nantangin" energi negatif itu yg disebut-sebut setan itu.
Akhirnya Micah (si cowo) masangin kamera di kamar mereka berdua supaya bisa merekam kejadian di malam hari ketika mereka tidur, sukur-sukur rekamannya bocor di internet dan jadilah skandal. Nah dimulailah mereka tidur sampai malam ke-21 dengan resiko digangguin ama setan iseng itu. Orang goblok mana yg tetep mau tidur di rumah sambil digangguin setan yak?? Rupanya kedua orang ini memang ga ada kerjaan, ngakunya sih mahasiswi dan trader apa gitu.... Padahal kerjaannya cuman maen2 gitar, trus ngeliatin sound-recording rekaman video, menjahit, membuat prakarya, biar keliatan kayak orang sibuk. Dan kenapa juga Micah ga masang kamera di seluruh bagian rumah? tentunya akan lebih terlihat, mungkin setan itu nyuri makanan, nonton tivi, buang aer, ato apa keq. Rupanya recording camera memang mahal, kalo kebanyakan kamera tentunya biaya produksi film ini akan meningkat, hehehehehehhe....

Eits.. mereka juga nemu foto anak kecil yg dicurigai adalah sang setan.... untung si setan ga update statusnya di facebooknya : "Please help me to find my pics, or you are haunted!"

Tatap mata saya... saya bilang tatap mata saya!!! Lupakan apa yg saya tulis di atas, lupakan! Dan tidurlah selama 75 menit pertama. Ketika anda mendengar tawa cekikikan di sekeliling anda, Anda akan terbangun untuk menyaksikan 20 menit terakhir dan itu sudah cukup.
Trus, siapakah anak kecil di foto itu... ga penting dehhhh.....

Translation : selama 75 menit pertama, penonton dapat membawa pecel, ayam goreng, nasi uduk, atau apapun itu untuk makan dengan lahap, abis itu ke toilet berulang kali, kalo masih cukup waktu bisa tidur karena kekenyangan, kalo perlu ketawa cekikikan sendiri supaya filmnya LEBIH SERAM. Percakapan yg ngalor ngidul dan ga penting dari awal, mendingan gua nonton ramalan mama laurent di acara SILET; sampe pada endingnya.... shocking?? nope.... kameranya terlalu jauh untuk menangkap apa yg terjadi, ga shocking sama sekali. Sayang banget... mungkin karena itulah ada alternative ending yg (katanya) lebih close-up. Is it true??

Pemirrrssssaaaaaaa ....mau gimanapun ending-nya, mendingan nonton jelangkung atau ju-on buat yg belum pernah nonton, daripada histeris tentang film ini seakan-akan film ini adalah film paling mengerikan, hiyyyyy.... takuttttttt.....

Trus plus-nya film ini apa donk? well... buat yg takut ama setan budeg, silahkan nonton film ini karena kaga ada setannya sama sekali, suwerrrr dah! Setting minimalis dan still-camera yg dipergunakan akan menambah intensitas keseraman film ini (itu karena emang filmnya kaga serem). Gua jadi inget di film tante monica bellucci, IRREVERSIBLE; di mana si tante diperkaos oleh cowo dengan kamera yg diam... jadi eneg ngeliatnya emang. Beda kalo kameranya goyang-goyang... jadi goyang ngebor campur belah duren donkkkk....

Ga ngerti gua nulis apaan? Sama deh, film ini pun ga perlu ngerti ini itu, lo cukup duduk dan tidur aja, ntar kalo udah mau abis, minta temen lo bangunin.

5.5 out of 10 stars...