18 Desember 2009

Sang Pemimpi

@Lippo Karawaci 21, studio 1, Dec 17th 2009, 1410 hrs

Film lokal terbaik tahun ini. Riri dan Mira berhasil mempersonifikasikan karakter utamanya Ical dan Arai sesuai dengan judul filmnya, Sang Pemimpi.
Berdurasi 125 menit, melanjutkan tokoh utama laskar pelangi, Ical yg telah beranjak remaja (diperankan oleh Vikri Setiawan) dan duduk di bangku SMA Manggar di tahun 1985, sampai dia "terdampar" di kota bogor. Di masa SMA-nya Ical berteman dengan Jimbron (Azwir Fitrianto) yg bertubuh besar dan gagap, dan Arai (Akhmad Syaifullah) sepupu jauhnya yg telah ditinggal mati kedua orang tuanya.

Akting Akhmad bergaya playboy melayu kelas ikan teri dan Azwir yg agak bodoh terlihat natural meskipun gua merasa Vikri masih terlihat kaku, terutama adegan ketika dia menangis memeluk sang bapak di jembatan masih terasa kurang poll.
Didukung pula oleh Mathias Muchus dan Rieke Diah Pitaloka sebagai orang tua Ical, yang hanya mendapatkan "sedikit" porsi dialog, akibatnya (mungkin) penonton akan tertawa pada akting mereka menjelang ending cerita.
Landung Simatupang sebagai Pak Mustar sang kepala sekolah dan Nugie sebagai pak guru balia, mau tidak mau mengingatkan kita pada Ikranegara dan Teuku Rifnu dengan karakter yg tipikal sama di Laskar Pelangi.

Penonton dibawa menjelajahi mimpi sang tokoh utama melalui epilog Lukman Sardi (sebagai Ical dewasa) dan beberapa adegan tanpa dialog, yg buat sebagian penonton akan merasa ngantuk, apalagi para penonton cilik.
Tapi buat gua, justru momen "bisu" yg dihadirkan punya "feel" yg kena banget untuk mengajak penonton menyelami perasaan para tokohnya.

Aransemen musik yg dikerjakan oleh Wong Aksan bersama istrinya titi Sjuman (yg baru saja dinobatkan sebagai aktris terbaik FFI 2009) masih banyak bermain dengan irama musik melayu untuk mendukung setting film ini, sangat kental tercermin pada tokoh Bang Zaitun, seorang penyanyi melayu lokal yg menjadi sumber inspirasi Arai remaja untuk mendekati "love interest"nya, Zakiah.
Cuman lagu soundtrack "Sang Pemimpi" yg dikumandangkan masih kurang grenggg dibandingkan Laskar Pelangi-nya Nidji.

Film ini memang tidak seceria laskar pelangi yg diwarnai oleh tingkah polos anak-anak SD, namun semangat idealisme anak muda dan perenungan lebih dalam ketika kedewasaan ada di depan mata, mengajak para penonton muda (terutama) supaya untuk terus bermimpi demi mencapai kehidupan yg lebih baik. Karena memang, merekalah.. sang pemimpi.... Oke, boiii??

Jangan lupa nantikan akting perdana Nazril Ilham di film ini sebagai Arai dewasa, memang masih sedikit dialog yg dibebankan padanya, well.. i think it's a good start to change profession.

7.5 out of 10 stars

Tidak ada komentar: