12 Januari 2010

Sherlock Holmes, sang detektif mabok yg suka berantem...

@Blitzmegaplex GI, Audi 1, Jan 11 2010, 1150 hrs

Awalnya gua ga gitu tertarik nonton film ini, bukan masalah setting "jadul"nya, but Downey and Law are not my fave actors. I think Downey is too old as Sherlock. I don't like that shitty face. Lewat dialog-dialog yg ada, Guy Ritchie ingin mengubah sedikit karakter Sherlock Holmes ke dalam sosok yg lebih tengil, sok tau, tukang mabok-mabokan, namun bergantung kepada Dr. Watson (Jude Law). Gua pribadi lebih menominasikan bila Law yg menjadi Sherlock dan Ewan McGregor sebagai Watson.
Di awal film gua sedikit bingung, lhoo... koq kayak Harry Potter yah, seharusnya ini film yg ber"logika"?? kenapa jadi ada magic? ditambah lagi tokoh antagonis Lord Blackwood, looks like Voldemort. Lord Blackwood dikisahkan sebagai praktisi ilmu hitam yg terus-terusan mengurbankan gadis-gadis muda.
Untung aja, pelan-pelan pertanyaan gua mulai terjawab lewat alurnya yang "tidak terlalu cepat", dan ditutup dengan sebuah konklusi sekuel di bagian akhir.
And... at last, i think, Downey is not bad either as Sherlock anyway. Meskipun... chemistry-nya tidak terlalu "klop" dengan tokoh Adler yg diperankan oleh Rachel McAdams. Rachel bukan aktris yg pas untuk memerankan tokoh ini, she's pretty but not temptress and "british" inufff.... I'd picture Kate Beckinsale or Rachel Weisz as Adler anyway. Their "aristrocate" looks fit more properly in this "classic" movie.
Jude Law bisa mengimbangi akting Downey, dan Mark Strong sebagai Lord Blackwood juga cukup menonjol, entah kenapa tokoh antagonis di film-film seperti ini emang paling menarik perhatian. Bumbu komedi, dialog cerdas dan nyentil bercampur dengan adegan action yg tidak terlalu mendominasi, namun cukup banyak fighting scene-nya (sepertinya ini memang spesialisasi Ritchie, bad guy as main character and enjoy fighting), bisa membuat gua untuk terjaga sampai ke ending cerita.

7.5 out of 10 stars...

Tidak ada komentar: