11 Mei 2009

Tali Kolor Kolong Wewe (bikin) nafsu Trio Macan...

@Blok M Square studio 3, May 8 2009, 1935 hrs

Begini ceritanya...
Seorang pemuda bergigi tonggos Gono (Mario Pratama) yang terus-terusan jomblo diajak sahabatnya Coki (Shiddiq Kamidi) yang BUHANG (butuh kehangatan) untuk melihat aksi panggung Trio Macan di sebuah kafe. Malang buat Gono yang ternyata ditolak dan (katanya) diludahi oleh Nurlela salah satu personil Trio Macan ketika ia berjoget di atas panggung. Maka Gono dan Coki meminta bantuan dukun sakti Ki Riman Banyu untuk meminta pesugihan supaya bisa menggaet semua wanita terutama Trio Macan. Syaratnya mereka harus mendapatkan tali kolor kolong wewe di hutan memedi ketika bulan purnama. Pantangannya cuman satu, Gono tidak boleh berada di jemuran celana dalam.

Film yang berdurasi tidak sampai 80 menit ini betul-betul sebuah penghinaan bagi film horror karena telah menyalahgunakan judul horrornya menjadi sebuah film komedi berbiaya rendah dengan cinematografi seadanya (kalau memang tidak mau dibilang jelek), visual efek ala sinetron indosiar, dan juga setting lokasi yang itu-itu saja. Film ini berupaya membuat segala situasi menjadi tampak lucu dengan semua ocehan dan bacot dari tokoh Coki yang terus nyerocos dari awal sampai akhir cerita. Tidak tanggung-tanggung, film ini juga mengeksploitasi pornoaksi mulai aksi garuk menggaruk selangkangan, sodomi, sampai sensualitasTrio Macan di level PG-13 (13 tahun ke atas).
Trus bagaimana dengan roh kolong wewe yang terus menghantui Gono karena telah diambil tali kolornya? Ga usah dipikirin... ini kan film komedi lhoooo.....

1 bintang untuk Trio Macan yang telah berani melepaskan tali bra-nya (maaf)
1 bintang untuk Shiddiq Kamidi yang telah melontarkan istilah-istilah baru seperti BUHANG dan DENI (demen ni yeee..) dan juga adegan steamy ala Titanic dengan trio Macan dan mau disodomi oleh sekuriti kediaman Trio Macan.

2 out of 10 stars..

2 komentar:

PNMF mengatakan...

Hah? Jadi ini film komedi? Tadinya saya sempat bingung, ini film tentang kolong wewe, pocong apa janda? Pihak 21 mestinya malu telah menerima film kayak gini untuk ditayangi di jaringannya. Wuf, untung belum nonton. Makasih buat Nafrad yang mau jadi 'martir' (mau nonton film ini) dan menyebarkan info soal film ini....^_^

N.A.F.R.A.D. mengatakan...

Yoi... sepertinya judul film tersebut sudah disensor oleh LSF sendiri, karena tidak ada sedikit pun menceritakan "darah" apalgi "janda". Pihak 21 sih sah-sah aja untuk menayangkan filmnya, selama pihak produser bisa membaut kopi film yang banyak, hehehehhe..