20 September 2009

Meraih Mimpi, mimpi aja kali yee....

@Blok M Square 21, Studio 6, Sep 18 2009, 1350 hrs

Ini adalah film "setengah lokal" ketiga yg gua tonton tahun ini, setelah merantau dan merah putih. Sepertinya sudah cukup bukti kalau ingin membuat film dengan tema berbeda perlu sentuhan (bantuan) orang luar, meskipun tidak menjamin kalau hasilnya akan bagus juga.

Dana (Gita Gutawa) adalah anak perempuan yg hidup dengan ayahnya, Somad (Uli Herdinansyah) adiknya Rei (Patton "idola cilik) dan neneknya; di sebuah kampung dengan tradisi patriarkis yg kuat. Kampung itu dikuasai oleh seorang tuan tanah, Pairote (Surya Saputra), yg berniat membangun sebuah komplek kasino dan hotel dengan menggusur warga kampung tersebut. Pairot ternyuata menyimpan surat wasiat raja Ramelan yg menyatakan kalau keturunannya berhak atas tanah di kampung tersebut. Namun belakangan Dana mengetahui kalau surat itu palsu. berdasarkan informasi dari Pak Wiwin kalau surat yg asli tersimpan di makam raja. Bagaimanakah usaha Dana yg dibantu oleh hewan-hewan hutan untuk menghentikan niat jahat tuan Pairote?

Film berdurasi 80 menit ini mengusung tema lingkungan dan kesetaraan gender, disutradarai oleh Phil Mohamad Mitchell, dan Nia Dinata duduk sebagai produser. Bisa dibilang fim ini berada di bawah rata-rata (kalau memang tidak mau dibilang buruk) dari segi teknis dan non teknis. Gerakan mulut para tokohnya terasa tidak pas dengan dialog yg diucapkan. Mixing sound-nya kurang baik, di mana suara dan adegan seperti kurang menyatu. Bahkan pada beberapa adegan suara background terasa mengganggu dialog utama. Pada waktu lagu berkumandang, suara Gita Gutawa tidak terdengar jelas karena terlalu banyaknya sahut-sahutan. Dari segi cerita, tampaknya film ini kurang berhasil menyampaikan tujuan yg diusung, terutama untuk penonton cilik. Hampir tidak ada yg lucu dari film ini, bahkan penonton cilik di sebelah gua ribut sendiri ketika menonton film ini. Film ini berusaha memadukan kehidupan hewan dan manusia, tapi pada akhirnya karakter hewan tersebut terasa sia-sia. Satu kata terakhir untuk film ini seperti yg sering diucapkan tuan Pairot yg bergaya elvis campur Rhoma : TERLALU.....

5.5 out of 10 stars.

Tidak ada komentar: