10 Juli 2010

Just de-activate your F.B. account....

@Planet Hollywood 21, Studio 2, July 10th 2010, 1030 hrs

Ketika pertama kali mendengar judul film mungkin penonton akan mengira adalah sebuah film hollywood bergenre thriller. Ternyata kaga, sang sutradara Awi Suryadi mengatakan pada awalnya film ini dirancang untuk menjadi sesuatu yg serius, namun ditambahkan pula bumbu komedi, jadilah sebuah film drama-komedi. Wait.... lupakan semua film komedi seks lokal yg banyak beredar belakangan ini di bioskop-bioskop pinggiran dekat tempat tinggal anda.

Luna (Fanny Fabriana) dan Reno (Edo Borne) sudah pacaran selama 3 tahun. Makin lama, Luna tidak tahan dengan pembawaan Reno yg norak dan "terlalu" ekspresif. Akhirnya dia curhat-curhatan dengan temen SMPnya yg "wild", Via (Kimmy Jayanti) tentang Reno. Sebaliknya Via juga curhat tentang pacarnya Hedi (Fikri Ramdhan) yg sangat konservatif dalam hal berpacaran.
Mereka berdua sepakat untuk "bertukar" pasangan mulai dari me-remove pacar dan mereka sendiri dari friend-list masing-masing, alias pura-pura tidak saling kenal.
Dimulailah perkenalan Luna dan Hedi, Reno dengan Via. Namun kenyataan berkata lain ketika salah satu dari mereka melewati batas perjanjian awal yakni "semua hanya terjadi di dunia maya".

Semuanya gila facebook, tidak hanya 4 tokoh utama kita yg berkutat dengan jaringan sosial dunia maya yg paling happening saat ini. Tapi juga ada Doni (Agastya Kandao), kakak Reno yg gay dan mempunyai account samaran bernama Mr. Banana untuk mencari jodoh.
Kemudian Marlene (Imelda Therinne), kakak Luna yg sering kesepian karena ditinggal suaminya yg sibuk Aryo (Restu Sinaga). Tak pelak lagi, Luna memperkenalkan facebook kepadanya untuk mengusir kesepian, dan dia pun "kesengsem" dengan salah satu account bernama "Jodi".

Kita mulai dengan karakter masing-masing. Edo dan Kimmy berhasil membangun chemistry yg bagus, mungkin karena keduanya mempunyai karakter yg "norak". Sebagai pendatang baru, akting Kimmy terbilang bagus, and i think she is really enjoying cursing?? Sedikit banyak mengingatkan gua pada Fahrani di film Radit dan Jani. Somehow, penonton kurang bisa merasakan ke-bitchy-an karakter Via sampai membencinya, cewek urakan, tapi kurang jahat gimana gitu. Sedangkan Edo dan Fanny memang kurang klop, mungkin karena itulah lebih baik mereka putus kali yee.... Akting mereka berdua kaga jelek juga.. Mungkin akting paling maksa adalah Fikri yg sengaja di-culun-kan menjadi Hedi. Tokoh yg satu ini ga jelas di bagian akhir cerita, which is adalah kelemahan terbesar di film ini. Penonton akan bergumam, apa sehh........ ngapain seh si Hedi itu??

Agastya Kandao sebagai Doni, cuman dari karakter inilah penonton bisa dibuat tertawa, mungkin inilah komedi "tambahan" yg dimaksud oleh sang sutradara. Imelda dan Restu memerankan dua karakter yg tidak penting untuk dimunculkan di film ini. Dalam suatu scene, diperlihatkan Wulan Guritno yg diwawancarai wartawan dalam acara infotainment karena munculnya account facebook palsu Wulan. Bisa saja adegan itu diwujudkan dalam sebuah karakter baru dalam film untuk menggantikan Marlene dan Aryo. Lumayan buat memperpanjang durasinya yg cuman 90 menit saja.

Adegan "pertarungan" Luna dan Via cukup menarik, meski gua berharap film ini diakhiri dengan sebuah ending yg tragis atau lebih dramatis sehingga pesan moralnya lebih nendang lagi. Awi Suryadi yg juga ikutan menulis skenario masih memegang teguh prinsip : everyone is happy. Akibatnya film yg sudah mencoba mengambil tema berbeda ini kurang kuat dalam hal bercerita. Ibarat kue lapis kurang legit gimana getohh.... Gua lebih melihat this movie is supposed to be a wicked or dark-comedy movie. Well, kita memang tidak bisa berharap banyak dari sebuah film lokal untuk hal yang satu ini.

Happenning gadgets seperti blackberry, laptop-komputer Apple (yg mungkin menjadi sponsor film ini) banyak bermunculan, aneh juga melihat Fanny yg ga jelas kerjanya tapi menggunakan komputer Apple di kantor?? Gila, pengen banget tuh kerja di perusahaan kayak gitu. Belum lagi, minuman keras Carlsberg yg diteguk oleh Edo dan Kimmy. Kalimat chatting masa kini bergaya alay pun ikutan muncul dalam film ini.

Ada dua poin plus dari film ini. Yang pertama, Awi Suryadi cukup kreatif dalam menampilkan adegan "khayalan" dari tokoh Luna dan Doni dan pengambilan kamera ketika Luna dan Reno bertengkar. Kedua, penonton bisa menangkap pesan moralnya dengan baik untuk tidak "bermain api" di dunia maya yang bisa berlanjut ke dunia nyata.

Not suitable for kids under 15, contains mild violence, drinking, thematic materials, smoking scenes with some cursing words.

6 out of 10 stars

Catatan kecil : Peggy Melati Sukma menjadi associate producer dalam film ini, apa yah bedanya associate producer, producer doank, dan executive producer??

Tidak ada komentar: