30 September 2008

Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk meminta sebanyak-banyaknya...

Begitulah kutipan kalimat yg selalu diucapkan pak Harfan, ketika mengajar anak-anak laskar pelangi.

Apakah idealisme dan semangat seperti itu masih ada di jaman modern sekarang ini?
Ya, masih ada!
Beberapa hari yang lalu , gw menonton acara di sebuah televisi swasta mengenai seorang guru wanita yg mengajar di pulau burung, kepulauan Riau bersama beberapa teman sejawatnya.

Kisah ibu guru itu mirip sekali dengan cerita film laskar pelangi, bahwa masih ada orang-orang yang dengan semangat idealismenya mau melakukan sesuatu yg tidak pernah terbayangkan oleh orang-orang modern saat ini. Suasana sekolah di pulau burung itu tidak jauh berbeda dengan penggambaran sekolah di film laskar pelangi. Ruang kelas yg dibagi mejadi dua karena kurangnya kelas di sekolah tersebut dan jumlah murid yang hanya segelintir.

Film laskar pelangi bisa jadi (mungkin yah..) menggugah para penontonnya, bahwa pendidikan memang masih menjadi masalah yang krusial di negeri yg sudah merdeka selama 63 tahun.
Jauh dari kota jakarta yg macet dan bising ini, di seberang lautan sana, di negara kepulauan ini, masih banyak anak-anak kecil yang hidup di bawah garis kemiskinan dan masih belum tersentuh pendidikan yang layak.

Peran serta guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa sangat berarti buat anak-anak itu dan bangsa ini. Semoga para guru itu tetap menjadi pribadi yang tulus dengan idealisme mereka meskipun terhimpit di dalam situasi yang tidak meng-enakkan..
Sementara begitu banyak orang yang selalu mengeluh dan meminta dan meminta , seakan-akan mereka berada dalam situasi yang harus dikasihani dan merasa berhak untuk meminta......

Salam dan hormat untuk para guru di negeri ini yang masih mempunyai semangat itu, dan semoga kita bisa belajar seperti mereka.... untuk memberi sebanyak-banyaknya dan bukan meminta sebanyak-banyaknya.

Tidak ada komentar: