14 September 2010

The lost ninth legion : Centurion

@Gandaria XXI, studio 1, Sep 13th 2010, 1900 hrs

Centurion, istilah untuk pemimpin 100 prajurit romawi. Centurion Quintus Dias (Michael Fassbender) adalah seorang prajurit barisan depan di perbatasan utara kerajaan romawi di Britania Utara. Suatu malam, benteng pertahanan mereka diserang bangsa Pict (Skotlandia) dan dia pun disandera. Namun Dias berhasil lolos dan bergabung dengan Legiun Romawi ke-9 yg dipimpin Jendral Titus Flavius Virilus (Dominic West) untuk mengalahkan bangsa Pict yg dipimpin oleh Gorlacon (Ulrich Thompson). Namun sialnya pasukan Romawi itu dijebak oleh kawanan bangsa Pict dan hampir semuanya meninggal. Dias bersama beberapa tentara lain yg masih hidup harus bertahan hidup dari kejaran algojo wanita bisu bangsa Pict bernama Etain (Olga Kurylenko).

Sedikit cerita mengenai legiun ke-9 tentara Romawi, legiun ini adalah salah satu yg tertua dan paling ditakuti, dibentuk pada tahun 65 S.M. Namun pada tahun 117 (sesudah masehi), keberadaan legiun ini menghilang begitu saja. Mitos bercampur sejarah mengatakan kalau legiun ini di"habisi" oleh bangsa Pict ketika akan menginvasi Britania Utara. Di akhir film ini dikisahkan kalau Gubernur Agricola (Paul Freeman), memerintahkan kepada bawahannya agar keberadaan legiun ke-9 yg telah gagal menaklukkan Britania Utara dihilangkan dari sejarah.

Tahun depan akan rilis film The Eagle of the Ninth yg dibintangi oleh Channing Tatum dan Mark Strong, bisa dibilang Eagle adalah kelanjutan film Centurion (meskipun secara ofisial bukan), di mana Tatum berperan sebagai putra jendral pemimpin legiun ke-9 yg telah hilang tersebut.

Film yang disutradarai Neil Marshall (Doomsday, Descent, Dog Soldiers) ini didominasi adegan berlari dan kejar-kejaran di hutan dan gunung bersalju dataran tinggi eropa utara yg dihuni rusa dan serigala, sinematografi mempunyai porsi penting untuk yang satu ini. Film berdurasi 95 menit ini diproduksi oleh UK film council dan didanai oleh National Lottery (kapan perfilman kita didanai oleh perusahaan lotere kayak gini??). Biaya produksinya yg dipakai pun tergolong sangat murah. Jadi meskipun berlatar belakang perang romawi, jangan harap film ini akan sekolosal Gladiator ataupun seheboh TROY, mengingat jumlah karakter utamanya tidak terlalu banyak. Durasi adegan legiun ke-9 yg terjebak oleh kepungan bangsa Pict terasa kurang panjang, akibatnya tidak terlalu meninggalkan kesan mendalam, sisanya adalah man-to-man fighting scene. Beberapa adegan memang cukup sadis namun kurang detail (baca : terlalu cepat).
Menonton film ini rasanya kita malah bersimpati kepada bangsa Pict yg diposisikan sebagai bangsa yg berusaha ditaklukkan oleh Romawi sehingga mereka pun melakukan perang gerilya (sounds familiar heh...), coba kalo film ini produksi Hollywood.. bisa beda critanya. Dan hebatnya dengan jumlah yg sedikit itu mereka (Pict) bisa menaklukkan tentara Romawi (yeah.. lpeas dari keakuratan cerita, at least seperti itu yg diceritakan dalam film ini). Bagian awal film ini mungkin agak kabur, tapi berangsur pulih sehingga penonton pun bisa mengikuti ceritanya dengan baik.
Akting para aktor-aktrisnya cukup bagus, dan Olga Kuri-keriting terlihat pas sebagai algojo wanita berdarah dingin yg bisu, she doesn't need any dialogues indeed... Dan Imogen Poots berhasil menjadi scene-stealer sebagai love-interest Dias.

Well guys, if you like war/epic movie (plus history), this one shouldn't be missed. But if you don't, just pass it.

6.5 out of 10 stars...

Tidak ada komentar: