06 September 2010

Rajanya tukang berantem (is really suck..)

@Karawaci XXI, Studio 1, Aug 30th 2010, 1900 hrs

Terus terang gua belum mendapatkan gambar poster film ini, terakhir dari internet malah muncul poster bertuliskan KoF doank, asli jelek banget, sejelek filmnya.
Film ini adalah film kesekian yg mengadaptasi permainan video-game ke layar lebar dan (lagi-lagi) gagal. Dengan durasi hampir 90 menit dan disutradarai Gordon Chan (Painted Skin, The Medallion), naskah film ini ditulis oleh sepasang penulis dari Hollywood yg ga penting juga disebutin namanya, betul-betul memiliki cerita yg lemah dan dialog yg cemen, ga kalah cemen dari Tekken.

Wait.... kalo mau gua bandingin, film ini terlihat lebih "low budget" dari Tekken yg ber-setting lebih modern di masa depan. Plot utamanya sih ga jauh beda, sang tokoh utama Kyo Kusanagi juga diperankan aktor bule, Sean Farris (Never Back Down) menuntut balas dendam dan tidak menyadari ada suatu potensi yg "luar biasa" dalam dirinya. Di awal cerita, terlihat kalau dia ga bisa berantem alias cupu, tapi tiba-tiba di akhir cerita, boengggg... ngeluarin jurus apa gitu dengan pedangnya sehingga sang penjahat, Rugal (Ray Park) pun kalah.

Pemilihan Maggie Q. sebagai Mai dalam film ini tidak berhasil menjadi sebuah daya tarik . Mai adalah agen CIA yg menyamar sebagai petarung King of Fighters yg diciptakan oleh Chizuru (Francoise Yip), di mana setiap petarung cukup menggunakan alat kecil seperti bluetooth di bagian telinga dan langsung menuju arena pertarungan di dunia paralel, ini aja udah ga masuk akal, ya udahlah.. kita terima aja tanpa harus ada logika karena ini diangkat dari video game. Atasan Mai, Terry Bogard (diperankan David Leitch) yg tiba-tiba beralih haluan menjelang akhir cerita, dari CIA secara ajaib menjadi petarung juga, definitely sesuai dengan judulnya, everyone is a fighter!! Yg justru menarik sedikit menarik adalah dua petarung wanita lesbian, Vice dan Ma ture yg sebetulnya ga bisa berantem karena cepet kalah waktu bertarung dengan Rugal.
Selanjutnya, gua merasa ga perlu nulis panjang lebar satu persatu tokohnya dan apa yg mereka lakukan di film ini karena film ini ga punya greget dan bikin ngantuk. Adegan pertarungannya terlihat bo'ong-bo'ongan, nonjok dan nendang tapi terlihat kaga kena, koreografer bela dirinya siapa toh?? Plus setting-nya yang engga banget, di lorong-lorong becek nan gelap, dengan drum-drum dan tong sampah di bagian pinggir (yah.. mungkin emang begitu di game kali yak?? 'coz i'm not a fanboy here...).
Kesimpulannya... film ini "sedikit" lebih buruk dari Tekken.

5 out of 10 stars...

Tidak ada komentar: