09 Februari 2010

A beautiful Haeundae beach

@Blitzmegaplex GI, audi 8, Feb 8th 2010, 1645 hrs

Film ini bersetting di daerah Haeundae, merupakan kawasan pantai teramai di semenanjung Korea, pinggiran kota Pusan. Sekitar 1 juta orang berkunjung ke sana setiap musim panas.
Secara garis besar menceritakan dua kubu keluarga di dalamnya. Ada Man-shik (Sol Kyung-gu) dan Yeon-hee (Ha Ji-won) yg membuka usaha rumah makan di pesisir Haeundae. Keduanya saling suka, tapi ada rahasia yg disimpan oleh Man-shik mengenai kematian ayah Yeon-Hee pada waktu kejadian tsunami Asia Tenggara 5 tahun lalu. Kemudian ada ibu Man-Shik yg tidak pernah suka dengan Yeon-hee. Ada paman Man-shik, seorang pengusaha tua yg ingin membangun kawasan super blok di Haeundae. Ada teman Man-shik yg bloon dan kurang beruntung.
Cerita kedua berpusat pada seorang ahli gempa, Kim-Hwi (Joong Hoon-Park) yg gagal dalam pernikahannya dan mempunyai seorang anak perempuan yg dirahasiakan oleh istrinya sendiri. Dari hasil penyelidikannya, dia menemukan kalau akan terjadi tsunami di perairan Haeundae dan dalam 10 menit pemerintah harus mengevakuasi 1 juta orang yg seang berlibur di kawasan tersebut!

Bukan film korea bila tidak ada drama di dalamnya, bisa jadi penonton akan merasa bosan selama sejam pertama. Memang harus diakui ada adegan ala serial tivi korea yg sebetulnya tidak perlu ditampilkan sehingga film berdurasi 110 menit ini bisa diperpendek. Well, at least film ini berhasil melibatkan emosi penonton di mana drama dan komedi bercampur jadi satu. Beberapa adegannya mengingatkan kita pada film Deep Impact. Visual efek yg ditampilkan sudah baik mengingat film ini "mengadopsi" tim visual efek dari Hollywood.
Namun ke-absurd-an alur cerita untuk film seperti ini tetap tidak bisa dihindari, mungkin penonton akan bertanya-tanya "koq bisa selamat yaaa, padahal kan....". Banyak adegan yg dipertanyakan secara logika seperti sinyal HP yg masih hidup selama bencana terjadi atau penumpang kapal pesiar yg dapat diselamatkan dalam situasi seperti itu. Bedanya dengan Hollywood, semua ke-absurd-an itu ditampilkan lewat karakter yg lebih membumi dan less-heroic, tidak se-bombastis film 2012 di mana tokoh utamanya bisa selamat dari serbuan semua "bencana".

Haeundae mungkin bukan film disaster terbaik yg pernah ada, tapi setidaknya film ini bukan film bencana dengan cerita kosong. Sineas Korsel sudah membuktikan kalau memang film lokal (dengan bantuan SDM hollywood tentunya) mereka bisa bersaing dengan produk luar. Ini terbukti kala film ini dinobatkan sebagai film terlaris 2009 di Korea Selatan yg dapat menyedot 20 persen pasang mata dari jumlah penduduk negara itu.

7 out of 10 stars...

Tidak ada komentar: