16 Juni 2010

Run Dastan! Run...!!

@Karawaci 21, studio 1, June 15th 2010, 1830 hrs

Dastan kecil diangkat menjadi salah satu pangeran Persia oleh raja Sharaman karena keberaniannya ketika membela temannya, Bis. 15 tahun kemudian, bersama dengan saudara angkatnya Garsiv and Tus, Dastan (Jake Gyllenhaal) menyerbu kota suci Alamut. Berdasarkan informasi mata-mata Nizam (Ben Kingsley), yg merupakan saudara raja Sharaman (Ronald Pickup), paman dari Garsiv (Toby Kebbell) dan Tus (Richard Coyle), Alamut dicurigai telah menjual senjata kepada musuh Persia.
Selama perperangan itu, Dastan berhasil mengambil pisau belati keramat Alamut, dan putri Tamina (Gemma Arterton) juga ditangkap untuk diserahkan menjadi istri Tus. Atas kemenangannya, Dastan menghadiahkan jubah pendeta Alamut kepada Sharaman. Ternyata jubah itu telah diracuni sehingga raja pun meninggal. Dastan kabur bersama Tamina dan menjadi buronan, sambil membawa belati keramat berisi pasir yg dapat memundurkan waktu beberapa saat kalau ditekan bagian ujungnya.

Dengan melihat trailer-nya saja, kita dapat menebak kalau film ini 100% persen akan memanjakan mata dan telinga penonton. Disutradarai oleh Mike Newell (Harry Potter Goblet of Fire) dan Jerry Bruckheimer duduk sebagai produsernya, film ini tidak membuang waktu banyak dalam bercerita, wes sewes sewes bablasss angine... Penonton tidak diberi waktu banyak untuk berpikir karena aksi demi aksi disuguhkan secara cepat. Tidak ada pedalaman karakter, di mana tokoh protagonisnya tidak dapat menarik simpati penonton dan sebaliknya tokoh antagonis tidak membuat penonton untuk membencinya.
Jake Gyllenhaal yg terlihat ketuaan untuk karakternya di film ini, dikabarkan melakukan sendiri aksi loncat-meloncat ala Parkour di film ini. Ditambah adegan bergelantungan dan semburan api mirip debus, sebetulnya lebih mirip sebuah sirkus. Adegan lompat-melompat Dastan kecil dan Bis di pasar masih kalah menarik dari adegan ketika Jaden Smith dikejar oleh gerombolan anak-anak lokal di film Karate Kid.
Sedangkan penampilan Gemma tidak jauh berbeda dari filmnya yg terakhir Clash of the titans. Putri Tamina adalah satu-satunya tokoh wanita sentral di film ini, tidak terlihat istri raja maupun istri pangeran Tus, padahal disebutkan Tus telah memiliki istri banyak. Bahkan asal-usul Putri Tamina sendiri tidak digambarkan terlalu jelas.

Salah satu keanehan film ini adalah dialognya yg kental dengan aksen British padahal film ini ber-setting timur tengah. Tak bisa dipungkiri karena hampir semua pemerannya adalah kelahiran Inggris, mulai dari Gemma Arterton, Ben Kingsley, Reece Ritchie (pemeran Bis, pernah bermain dalam the lovely bones), pemeran raja Sharaman, Garsiv, Tus, kecuali Jake Gyllenhaal yg berasal dari Hollywood namun terpengaruh ikut beraksen Inggris dalam setiap dialognya. Hmm... Prince of Brittania??
Sebetulnya akan tertebak dengan mudah bagaimana semua konflik di film ini akan diselesaikan, hanya caranya saja yg tidak terpikirkan, karena film ini memang tidak perlu dicerna terlalu dalam. Mungkin penonton akan bertanya-tanya kenapa pisau belati menjadi kosong setelah keadaan telah kembali ke semula, padahal seharusnya berisi pasir seperti waktu pertama kali diambil oleh Dastan dari putri Tamina.

Well, as i said, this movie is 100% for your eyes and ears only, not for your brain...
7 out of 10 stars

Tidak ada komentar: