01 Oktober 2010

Antara gempa bumi, pengorbanan, dan keluarga

@Emporium XXI, studi0 3, Sep 30th 2010, 1145 hrs

Film yg menjadi box-office di China dan berdurasi 135 menit ini (tapi sepertinya sengaja dipotong-potong tinggal 130 menit aja untuk mengejar durasi) mengisahkan sebuah cerita fiktif berlatarbelakang gempa bumi Tangshan di tahun 1976. Li, seorang istri yg kehilangan suaminya, dipaksa harus memilih salah satu anak kembarnya untuk ditolong dari reruntuhan gempa karena tiang beton bangunan yg menimpa kedua anaknya di setiap ujungnya. Akhirnya Li memilih anak laki-lakinya, Fang Da untuk diselamatkan, karena Fang Deng sudah tidak bersuara lagi. Namun tak disangka-sangka Fang Deng ternyata masih hidup ketika digeletakkan di tanah, dan dia diangkat anak oleh sepasang suami istri tentara yg menjadi petugas evakuasi gempa, mereka inggal di kota lain. Cerita pun bergulir 10 tahun kemudian, ketika Fang Da dan Fang Deng akan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Fang Da yg tangan kirinya cacat sebelah tumbuh menjadi pemuda yg sering bolos sekolah dan lebih suka menjadi travel-guide. Fang Deng yg memilih jurusan kedokteran, sering mengalami mimpi buruk di tengah malam, rupanya dia menyimpan amarah kepada ibunya karena tidak dipilih untuk diselamatkan.

Ibu angkat Fang Deng meninggal karena kanker dan dia sendiri harus drop-out karena harus menanggung malu telah dihamili oleh senior kampusnya. Fang Deng pun menghilang selama beberapa tahun sampai akhirnya dia kembali bertemu ayahnya dengan membawa seorang anak perempuan. Selanjutnya dia pun menikah kembali dengan seorang pria bule dan tinggal di Kanada.

Sedangkan Fang Da sendiri yg ga jelas kuliah apaan, sudah mempunyai perusahaan travel sendiri dan menikah dengan wanita cantik, sementara ibunya tetap tinggal di Tangshan dan tidak mau pindah.
Ketika anak Fang Deng berusia 18 tahun terjadi kembali gempa bumi di China dan dia menawarkan diri sebagai sukarelawan, di sanalah kedua saudara kembar itu bertemu karena Fang Da juga menjadi sukarelawan...

Ini film kedua yg membuat gua mewek setelah My Name is khan... akting para aktor-aktrisnya memang bagus, terutama akting sang ibu yg terlihat tetap tegar namun rapuh di dalam.
Film ini lengkap dalam membahas hubungan keluarga, antara ibu dan anak, suami dan istri, istri yg setia kepada suami dan sebaliknya, anak yg berbakti kepada orang tuanya, istri yg harus mengalah demi suaminya, memang banyak yg bisa dipetik dari film ini dengan latar belakang kehidupan budaya China.
Scoring-nya juga oke ditambah adegan gempa efek yg real, ga kalah dengan film Hollywood (sayang cuman 5 menitan). Tentunya jangan berharap ini adalah sebuah film natural disaster ala Hollywood seperti Armageddon dan 2012. Mungkin film ini bisa dibandingkan dengan film Deep Impact, di mana porsi drama menempati hampir semua bagian film.
Satu-satunya kekurangan dari film ini adalah penampilan wajah aktor-aktrisnya yg kurang meyakinkan sesuai dengan umur mereka, di mana film berjalan dalam rentang 1976 sampai 2008, ketika Fang Da dan Fang Deng berumur 40 tahun. Bayangkan mereka memakai aktor dan aktris yg sama untuk penokohan 18 tahun sampai 40 tahun!! Aktor pemeran Fang Da terlalu tua untuk anak 18 tahun dan sebaliknya aktris pemeran Fang Deng terlihat terlalu muda untuk tokoh 40 tahun, kegagalan dari segi make-up! Sebaiknya mereka memakai tiga aktor/aktris untuk film dengan rentang waktu puluhan tahun seperti ini.

Ketika menonton film ini masih ada sedikit subtitle bahasa Indonesia yg tidak muncul, hal ini memang sering terjadi di film mandarin yg diputar di bioskop dan terselip adegan yg membuat penonton bingung seperti peristiwa kematian Mao Zedong di tahun 1976 ataupun tragedi Tiananmen di tahun 1989 (tidak digambarkan secara eksplisit di sini).

7 out of 10 stars

Tidak ada komentar: